Dalam dunia persilatan penuh kekerasan, Fang Wei, seorang pemuda lemah, bertransformasi menjadi pendekar tangguh untuk membalas dendam atas kehancuran Sekte Vila Bambu Giok. Dengan bimbingan misterius Cheng Qing, Fang Wei menjelajahi dunia persilatan, menghadapi bahaya, dan menemukan kekuatan sejati.
INI ADALAH KISAH SETELAH RIBUAN TAHUN SETELAH KISAH XIAO CHEN (LPN)
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Laghrima~, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Hutan Kegelapan
Fang Wei duduk memeluk kedua lututnya, jubah Sektenya tercampur warna tanah dan sedikit lusuh sehabis melalui jalur rerumputan dan berlimpur akibat hujan.
"Apa yang harus aku lakukan sekarang? Tidak mungkin aku kembali..." gumam Fang Wei, hatinya masih sulit menerima keadaan.
Fang Wei tidak mungkin kembali ke Sekte Vila Bambu Giok yang sudah jelas diduduki oleh dua Tetua Aliran Hitam dari Lembah Hantu. Fang Wei belum mengerti mengapa Lembah Hantu bisa mengetahui keberadaan dua harta yang disembunyikan Sektenya.
Api yang dinyalakan oleh Fang Wei dengan susah payah seolah tidak mempan memberi kehangatan untuknya. Gelapnya malam di sekitarnya memberinya sedikit rasa tidak nyaman terlepas dari rasa lelahnya, lokasi Fang Wei sudah hampir sampai di sebuah Kota yang menjadi perbatasan menuju Kekaisaran Tang.
Sebetulnya Fang Wei ragu, lantaran dirinya tidak mengenal siapapun disana. Masalah lainnya Fang Wei hanya Pendekar Ahli, dengan kemampuannya sekarang juga sedang membawa dua harta yang jelas akan menjadi incaran membuat Fang Wei dilema.
"Sialan!"
Fang Wei mendengus kesal, dua harta yang membuat semuanya kacau dan membuatnya kehilangan semuanya. Fang Wei meraih Pedang Naga dan mencoba menariknya dari sarungnya.
"Apa apaan, Pedang ini rusak?" Fang Wei mengerutkan alisnya.
Nyatanya Pedang Naga itu tidak bergeming dari sarungnya, sekeras apapu Fang Wei berusaha menariknya namun sia-sia.
"Memang sudah rusak, lalu apa gunanya?" Fang Wei melempar Pedang Naga ke sampingnya, Fang Wei mulai berpikir mungkin Pedang itu sudah rusak lantaran sudah tersimpan di Goa Beku sangat lama.
Fang Wei justru mengeluarkan Kitap Naga Mengarungi Awan dari jubahnya dan mulai membalik setiap halamannya. Membacanya dengan cermat, sesekali raut wajah Fang Wei berdecak kagum.
"Naga Pedang Bersalju, ilmu ini menarik tapi... harus mempunyai tenaga dalam yang tinggi, hmm."
Fang Wei mengelus dagunya, halaman yang sedang dibacanya jelas harus memeliki kemampuan setingkat Pendekar Raja untuk menguasainya. Pandangan Fang Wei jatuh ke arah Pedang Naga lalu menatap Kitap itu lagi, nama keduanya hampir sama apa mungkin untuk dapat menarik Pedang Naga harus menguasai Kitab Naga Mengarungi Awan dulu? Begitulah yang muncul dipikiran Fang Wei.
Fang Wei lanju membaca halaman berikutnya hingga sampai di halaman terakhir, Naga Mengarungi Awan begitulah judul halaman terkahir itu.
Naga Mengarungi Awan memungkinkan penguasanya memiliki kemampuan menyatu dengan padang dan menebas lawan dengan sekali serang akan memiliki tujuh tebasan yang sama dan setiap tebasannya mencegah targetnya memperoleh kesempatan memulihkan diri mereka dengan memblokir jalur tenaga dalam lawan. Untuk menguasainya harus memiliki lima ratu tenaga dalam untuk setiap kali memakainya. Jelas penggunanya harus Pendekar Suci dengan tenaga dalam tinggi.
"Lima ratus? Banyak sekali." Fang Wei menutup Kitap Naga Mengarungi Awan lalu kembali memandangi Pedang Naga.
Fang Wei meraih Pedang Naga menatapnya lekat lekat, untuk bertahan di Kekaisaran Tang Fang Wei setidaknya harus meningkatkan bela dirinya hingga tingkat minimal Pendeka Bergelar.
Bukan tampa alasan, di Kekaisaran Tang mempunyai aturan tidak tertulis yang lemah akan dimangsa oleh yang kuat. Fang Wei akan mengantar nyawa jika pergi dengan kemampuannya sekarang apa lagi Fang Wei adalah orang asing disana nantinya.
"Tidak ada pilihan lain." Fang Wei menghela nafas berat, Fang Wei berencana berlatih di depan hutan kegelapan dengan bantuan sedikit Pil Pecahan Bulan yang diberikan oleh Gurunya Fang Lang sebelumnya.
"Aku tidak berharap akan menggunakannya pada akhirnya, Guru Fang." Fang Wei mengelus botol Pil nya, jelas sebelumnya Fang Wei tidak mau menggunakan Pil itu, selain pemberian terakhir Gurunya sebelum Gurunya itu dikabarkan terbunuh dalam sebuah misi.
Fang Wei kemudian duduk bersila setelah menelan Pil Pecahan Bulan, keheningan malam itu membantu Fang Wei lebih tenang menyerap semua khasiat dari Pilnya. Menjelang subuh Fang Wei baru membuka mata, mulutnya melepaskan hawa dingin.
Fang Wei mengepalkan tinjunya, senyumannya tersemat. Fang Wei mencapai tingkat Pendekar Bergelar dalam semalam, memang Fang Wei hampir mencapai tingkat itu di usinya yang baru sembilan belas tahun. Fang Wei bisa saja sudah lama mencapai tingkat itu dengan bantuan Pil Pecahan Bulan, tapi Fang Wei mencoba menutupinya dengan sumber daya yang hampir setingkat dengan Pil itu. Fang Wei berfikir tidak akan menggunakannya karena ingin menyimpan pemberian terakhir Gurunya.
"Mungkin sudah cukup." Fang Wei meraih Pedang Naga dan menyamarkan jejak apinya.
Fang Wei berencana berburu siluman tingkat rendah di Hutan kegelapan yang memang terkenal sebagai rumah segala binatang buas dan siluman. Selain untuk mengambil permata siluman untuk dijual nanti sebagai bekal perjalanannya, Fang Wei akan bisa melatih kekuatannya.
☆☆☆
"Apa sebenarnya guna kalian berdua?!"
Seorang pria paruh baya menunjuk geram dua Tetua Lembah Hantu yang kini berlutut takut di hadapannya, Xue Yi dan Fen Hen berkeringat dingin.
Penyerangan di Sekte Vila Bambu Giok nyatanya tidak membawa apa apa bagi Partriak Lembah Hantu, Gui Tian.
Lembah Hantu sudah mengumpulkan lima Kitap dan sepuluh Pedang Pusaka yang menjadi penyebab kacaunya Dunia Persilatan saat ini. Tujuan Lembah Hantu mengumpulkannya jelas ingin menjadi kelompok nomor satu di seluruh Dunia Persilatan nantinya. Namun kembalinya dua Tetuanya tidak memuahkan hasil apapun membuat Gui Tian geram.
"Si tua Fei Jiulong begitu licik, dia jelas sudah membuat salah satu muridnya mengamkan harta itu!" Fen Hen buka suara namun tetap berlutut, tidak berani mengangkat pendagannya.
"Anggota kami sudah mengacak seluruh Sekte juga Goa rahasia mereka namun..." Xue Yi tidak melanjutkan ucapannya, aura penindasan yang begitu pekatnya di arahkan ke mereka berdua.
"Cari, bila perlu gali seluruh jalan dan lokasi Sekte itu!" Gui Tian membalikkan tubuhnya meninggalkan aula tahtanya.
Gui Tian sudah tidak terlihat barulah Xue Yi dan Fen Hen berani bergerak, nafas mereka seolah sesak dengan aura Gui Tian keluarkan untuk menekan mereka berdua.
Demikian dua Tetua itu mengerahkan para bawahannya menuju lokasi Sekte Vila Bambu Giok guna melacak jejak pelaku pelarian yang membawa dua harta itu.
☆☆☆
"Sial! Sial! Sial!"
Fang Wei lari terbirit birit dikejar siluman ular lima ratus tahun, baru saja Fang Wei menghabisi dua siluman dua ratus tahun dan mengambil dua permatanya namun sialnya nasibnya bertemu seekoer serigala yang kebetulan mendekat karena terpancing oleh bau darah. Fang Wei tidak menyangka Hutan Kegelapan begitu berbahaya walau tidak masuk terlalu jauh.
"Berhenti mengejarku! Dagingku tidak enak!" Fang Wei menjerit, nafasnya memburu dan panik mendapati serigala siluman itu terus mengejarnya.
Auuuu!
"Aku menyesal, aku menyesal!"
Fang Wei terus berlari, sesekali melihat ke belakang. expresinya memburuk, serigala itu seolah menyeringai ke arahnya. Berpikir betapa enaknya menikmati daging Pendekar yang sudah lama tidak dia nikmati.
"Sial!" Fang Wei menghentikan larinya, di hadapannya adalah jalan buntu di bawahnya ada jurang yang amat gelap tak berdasar.
"Saudara serigala... Dengarkan aku, dagingku benar-benar tidak berasa. Jadi, lepaskanlah aku... kasihanilah aku!"
Fang Wei lemas, serigala itu malah menyeringai melihat Fang Wei memohon. Air liurnya tidak berhenti menetes menatap Fang Wei.
Melihat serigala itu tidak berniat melepaskannya, Fang Wei menjadi geram. Fang Wei menodongkan pedangnya yang kini penuh retakan sehabis membunuh dua siluman dua ratus tahun sebelumnya.
"Nampaknya kita harus menjatuhkan saudara serigala, ck!"
Fang Wei menelan Pil pemulih satu satunya yang dimilikinya lalu maju menyerang duluan walau Fang Wei kurang yakin bisa menang karena memang sudah kelelahan.
"Ilmu Pedang Giok, membelah hujan!"
Fang Wei berputar, berikutnya melepaskan sebuah tebasan menyamping sembanyak tiga kali, setiap tebasannya meninggalkan koyak di tempat yang sama. Potongannya rapi, seolah dipotong dengan pelan dan lembut.
Luka yang diberikan Fang Wei membuat serigala itu oleng, Fang Wei tidak melewatkan kesempatan. Fang Wei melompat ke belakang serigala itu dan melapaskan tebasan yang sama dan sebuah tendangan yang mengandung tenaga dalam besar membuat tubuh siluman serigala itu jatuh ke jurang di depannya.
"Permatanya!"
Fang Wei memukul jidatnya, akibat terburu burunya malah membuatnya lupa dengan permata siluman seigala itu. Permata siluman lima ratus tahun dihargai sepuluh koin emas, namun melihat serigala itu jatuh tidak terlihat lagi membuat Fang Wei mengjambak rambutnya sendiri.
"Dasar kau bodoh, Wei!" kembali Fang Wei memukul jidatnya, detik berikutnya pandangannya buram. Pukulannya rupanya terlalu keras membuatnya hilang keseimbangan.
***
Terima Kasih untuk like kamu yang udah menyempatkan diri untuk membaca dan memberi like ya.
Like kamu begitu berhaga untuk saya heheh, terima kasih untuk yang sudah mampir ya. Dan juga Novel ini akan update setiap hari loooh, ikuti terus keseruannya ya heheh. Sekali lagi Terima Kasih banyak.
semangat
menurut yg saya fahami iyalah dunia luas yg di gambarkan kak Ron seperti tata Surya pada kehidupan nyata,ada bumi,mars Jupiter DLL,bedanya setiap dunia yg di gambarkan kak Ron ini memiliki kehidupan, misalkan fang Wei di bumi di huni manusia biasa-pendekar,nah di mars di huni oleh para kultivator, kemudian di Jupiter atau Venus di huni para demon (bangsa ye Wang,chi Yue,long nue DLL).