CINTA TULUS EMBUN

Afkar datang ke villa namun keadaan villa sudah sepi seperti tidak ada siapa-siapa ‘’ Mang, kedua orang tuaku dan yang lain kemana? ‘’ Tanya afkar.

‘’ Oh.. nyonya dan yang lain sedang main di kebun the den ‘’

‘’ Dengan istriku juga? ‘’ Tanya afkar

‘’ Istri? ‘’ Tanya baliknya.

‘’ Maksud aku, wanita muda yang berjilbab. Dia adalah istriku ‘’ Kata afkar. Baru kali ini afkar mengikuti embun sebagai istrinya padahal sebelumnya boro-boro.

‘’ Ada apa mas mencari ku? Ko mas disini? ‘’ Tanya embun heran.

Afkar tersenyum ketika melihat wajah cantik embun ‘’ Aku sengaja menyusul kesini ‘’ Jawabnya.

Embun merasa ada yang aneh, bukannya suaminya ini baru saja menikah dengan Karin tapi ko malah disini ‘’ Bersama mbak Karin, lalu dimana mbak Karin? ‘’ Tanya embun mencari keberadaan Karin.

‘’ Aku datang sendiri. Karin ada kerjaan mendadak makanya tidak ikut ‘’ Bohong afkar.

‘’ Oh begitu, yasudah kalo begitu kita susul mamah dan yang lainnya ke kebun the ‘’ Ajak embun yang langsung di anggukan oleh afkar.

Jalanan yang agak licin membuat afkar agak kesulitan untuk berjalan, beda halnya dengan embun yang sudah terbiasa.

Yang seharusnya afkar yang melindungi embun dari jalanan yang licin, ini malah sebaliknya. Embun yang menjaga afkar agar tidak tergelincir.

‘’ Apa tempatnya masih jauh? ‘’ Tanya afkar.

‘’ Aku juga kurang tau mas, tadi mamah dan papah bilang lokasinya tidak terlalu jauh dari villa ‘’

‘’ Kenapa kamu tidak pergi bersama mereka? Apa karena kamu tau jika aku akan menyusul? ‘’ Tanya Afkar.

Embun mengulum senyum sambil melihat ke sekeliling ‘’ Sepertinya kita tersesat mas ‘’ Ucap embun.

‘’ Hah! Ko bisa sih ‘’ Panik Afkar " Kenapa kamu baru ngomong jika kita tersesat " Keluh afkar

‘’ Emangnya mas tidak tau daerah sini, bukannya villa ini milik papah? ‘’ Tanya Embun

Afkar menggaruk kepala yang tidak gatal. Bagaimana mungkin afkar tau soal kebun the secara selama ini afkar hanya mengurus perusahaan. Maupun mau ke villa afkar tidak pernah datang ke villa sini karena afkar tidak terlalu suka perkebunan.

‘’ Aku tidak pernah kesini, dan ini pertama kalinya ‘’ Jawab afkar jujur.

‘’ Oh pantes saja kalo begitu ‘’ Ucap embun.

Obrolan mereka langsung terhenti ketika hujan mulai turun, embun dan afkar langsung berteduh di sebuah gubuk.

‘’ Yah hujan mas, gimana dong? Mana kita belum bertemu dengan mamah dan papah ‘’ Kata embun ‘’ Mamah dan papah pasti menunggu kita ‘’

‘’ Mereka juga pasti memakluminya, toh sekarang juga ujan dan mereka pasti sedang berteduh juga ‘’ Ucap Afkar ‘’ Kamu bawa apa itu? ‘’ Tanya afkar kedalam rantang yang bawa embun.

‘’ Ini isinya nasi dan lauk pauk. Tadi aku pergi terakhir karena harus nunggu lauk pauk mateng dulu ‘’ Ucap embun " Aku pikir tempatnya dekat makanya gak ikut pergi bareng "

Afkar langsung membuka rantang ‘’ Lebih baik kita makan dulu, aku juga sudah laper sedari semalam belum makan ‘’ Ajak afkar langsung cuci tangan

‘’ Yaudah kalo mas makan makan, biar aku ambilkan ‘’ Kata embun.

Embun mengisi piring afkar dengan nasi dan juga lauk pauk ‘’ Apa ini cukup? ‘’

‘’ Sudah cukup ‘’

Embun juga ikut makan dengan sensasi hujan deras dan di kelilingi kebun teh ‘’ Bagaimana acara pernikahan mas dan mbak Karin, apa semuanya berjalan lancer? Maaf aku tidak bisa datang ‘’

‘’ Tidak apa-apa bagaimana pun aku tidak terlalu mengharapkan kamu datang.. karena jika kamu datang aku akan merasa berdosa ‘’ Ucap afkar

Embun menganggukkan kepalanya ‘’ Usai pulang dari sini, aku akan langsung ke apartemen. Barang-barang milikku pun sudah disana ‘’

‘’ Maafkan aku ‘’ Ucap afkar serius

‘’ Kenapa mas minta maaf hehehe.. ‘’ Embun terkekeh

‘’ Maaf karena sudah menduakan pernikahan kita, aku tidak bermaksud untuk.. ‘’ Afkar menghentikan ucapannya.

Embun tersenyum hangat ‘’ Mas tidak salah, hanya saja aku yang salah. Datang disaat yang tidak tepat ‘’ Embun meminum air putih ‘’ Jika suatu saat nanti mas sudah merasa bosan denganku, mas bisa menceraikan aku ‘’ Embun melihat kearah afkar.

Afkar yang di tatap langsung menghentikan mengisi perut, afkar membalas tatapan embun ‘’ Hm.. ‘’ Jawab afkar berdehem.

Embun tidak akan menahan ataupun memaksa orang untuk tetap stay. embun tidak ingin menyakiti siapapun.

Hujan bukannya semakin berhenti, malah semakin deras. Embun memeluk kedua kakinya karena kedinginan.

Afkar yang melihat embun kedinginan langsung membuka jaket dan memakaikannya di embun ‘’ Pakailah, di sini cukup dingin ‘’ Kata afkar

‘’ Makasih mas ‘’ Suasana kembali hening, mereka saling membisu seolah tidak ada pembahasan.

‘’ Akhirnya kalian ketemu juga ‘’ Seru papah dan mamah.

‘’ Mamah, papah ‘’ Kata Embun senang.

Papah dan mamah langsung duduk ‘’ Untung saja ada gubuk ini, kalo tidak mantu mamah akan kehujanan ‘’ Kata mamah jihan mengelus lengan embun.

‘’ Aku baik-baik saja mah, lagian disini ada mas afkar ‘’ Balas Embun lembut.

Mamah melirik afkar sekilas lalu beralih kepada embun ‘’ Anak mamah hanya kamu dan jasmin, mamah tidak merasa memilki anak laki-laki apa lagi namanya afkar ‘’ Ujar mamah jihan

‘’ Mah ‘’ Protes afkar

‘’ Jangan membantah, sebaiknya kamu pulang ke villa. Istri tercintamu sudah menunggu ‘’ Titah papah amir ketus.

Afkar terkejut ‘’ Kenapa Karin disini? ‘’ Tanya afkar.

‘’ Kamu nanya? ‘’ Tanya Papah ‘’ Sudah sana kamu pulang. Mamah dan papah akan menemani embun disini sampai hujan reda ‘’ Titah papah.

‘’ Embun.. ‘’

‘’ Tidak apa-apa mas, ada mamah dan papah yang menemani aku ‘’ Kata Embun sambil tersenyum manis.

Tanpa kata afkar langsung pergi meninggalkan embun dan kedua orang tuanya. Afkar cukup kaget ketika tau jika Karin ikut datang ke villa.

Mamah menggelengkan kepalanya ‘’ Lihat tuh anak papah. Mamah seperti sudah tidak mengenalinya lagi ‘’ Hardik mamah jihan.

‘’ Tanpa adanya mamah, afkar tidak akan hadir di dunia ini mah ‘’ Kata Papah amir yang tidak ingin disalahkan.

Embun yang melihat kedua mertuanya saling menyalahkan hanya bisa tersenyum, embun merasa bersyukur memiliki ibu dan bapak mertua yang begitu perhatian dan juga baik seperti mamah dan papah.

Jika tidak ada support dari kedua mertua mungkin embun saat ini sedang menangis didalam kamar meratapi nasibnya yang sangat malang.

‘’ Mah, pah. Terimakasih karena sudah menyayangi aku. Tanpa mamah dan papah mungkin aku tidak akan sekuat ini ‘’ Kata embun.

‘’ Kami akan selalu ada di samping kamu nak, dan kami juga akan menerima semua keputusan yang telah kamu buat termasuk bercerai dari afkar ‘’

‘’ Apa kamu sudah memiliki rencana untuk bercerai? Kalo sudah maka papah akan siapkan pengacara untuk melindungi kamu dari pria brengsek itu ‘’ Sebal papah

Walaupun afkar adalah anak laki-laki papah tapi jika salah, papah akan menyalahkannya apa lagi jika sudah berkaitan soal hati. Papah paling tidak suka dengan orang yang mempermainkan perasaan.