Khalisa harus menelan pil pahit kala calon suaminya malah menikahi sahabatnya sendiri disaat pernikahan mereka hanya 1 minggu lagi. Sakit hati tentu saja Ia rasakan tapi karena tidak mau terlalu berlarut dalam kesedihan Ia akhirnya menerima tawaran Paman nya yang seorang Direktur sebuah rumah sakit untuk menjadi relawan di daerah terpencil.
Bertahun-tahun Ia menjadi relawan dan setelah semuanya selesai Ia memutuskan untuk pulang dan melepas rindu dengan keluarga nya. Namun, bukannya melepas rindu setelah pulang Ia malah harus menghadapi Arkana Xander Walton akibat perjodohan gila yang diatur keluarga nya.
" Tanda tangani kontrak itu! "
" Lebih baik batalkan saja pernikahan ini jika harus terikat kontrak. Aku tidak berminat untuk bermain dengan sesuatu yang sakral. "
Bagaimana kisah ke-dua nya yang harus bersatu disaat hati keduanya berbeda. Sanggup kah Khalisa hidup bersama Pria kejam nan gila seperti Arkan atau Ia akan menyerah.
Mari simak cerita nya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Zahrotul Wulandary, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Terlalu Lancang
Sebagai Istri yang baik, Khalisa tetap berada di samping Suaminya untuk menemani dan merawatnya dengan sebaik mungkin. Satu jam berlalu namun Arkan tak kunjung bangun membuat Khalisa kembali memeriksa keadaannya. Seharusnya obat penenang yang Ia berikan hanya bertahan selama satu jam agar Suaminya dapat beristirahat.
Namun, saat jarinya hampir menyentuh bagian leher Suaminya tiba-tiba mata Suaminya terbuka dan langsung menatapnya tajam. Bukan hanya itu, tubuh Khalisa terasa terdorong meskipun tidak begitu kuat membuat nya hampir terjatuh. Khalisa menatap tidak percaya pada Pria yang telah menjadi Suaminya.
" Menjauhlah sialan! Jangan menyentuh Ku dengan tangan menjijikkan Mu itu. " Bentak nya membuat Khalisa refleks terpejam dengan jemari saling bertaut.
Amarah Arkan kembali memuncak sampai tidak bisa mengenali siapa Perempuan yang telah Ia dorong. Kejadian saat tubuhnya dipeluk membuat nya merasa jijik dengan tubuhnya sendiri. Ia ingin membersihkan semua noda itu sampai tidak bersisa.
" Kamu mau kemana, Mas? Tubuh Kamu masih lemah. " Cegah Khalisa saat melihat Suaminya berusaha turun dari ranjang nya.
Arkan menepis tangan Khalisa dengan keras. Ia tidak mau disentuh oleh siapapun. " Keluar dari kamar Ku sekarang! Aku tidak butuh orang menjijikkan seperti kalian. " Bentaknya lebih keras membuat Lukas yang berada di luar segera masuk untuk melihat apa yang terjadi.
Hati Khalisa berdenyut sakit seakan ada luka goresan mendengar Suaminya mengatakan Ia menjijikan. Ia ingin menangis namun tidak mau terlihat lemah sehingga Khalisa menampilkan senyum lembutnya berusaha untuk tidak memasukkan semuanya kedalam hati.
" Minta bantuan Tuan Lukas untuk membantu Mu. Jangan terlalu banyak bergerak karena jarumnya bisa menghisap darah Mu. " Khalisa mengalah dan memilih pergi karena tidak mau membuat Suaminya semakin marah.
Ini adalah ujian pernikahan nya dan Khalisa akan berusaha ikhlas menjalani nya. Ia tidak akan menyerah untuk meluluhkan hati Suaminya agar pernikahan mereka bisa berjalan seperti pasangan suami istri nya. Meskipun bingung dengan sikap Arkan yang sulit di tebak namun Khalisa akan tetap berusaha. Karena membuat Suaminya nyaman dan menerima pernikahan ini adalah tugasnya sebagai seorang Istri.
Tidak akan Ia biarkan badai yang menang dalam pertarungan ini karena Khalisa tidak akan kalah semudah itu hanya karena sebuah badai.
" Bawa Perempuan sialan itu ke ruang bawah tanah. Tangan menjijikkan nya harus di potong karena telah berani menyentuh Ku." Tekan Arkan masih dengan emosi yang menguasai.
" Nona Naomi sedang istirahat Tuan setelah Nyonya mengobati nya. " Alibi Lukas agar Tuannya tidak melakukan sesuatu yang bisa membuat Mansion gempar.
Bagaimanapun Perempuan itu telah menolong Tuannya dan secara tidak langsung mereka berhutang budi pada Perempuan itu. Meskipun harus menghadapi tatapan tajam juga wajah bengis Tuannya, Lukas harus tetap mencegah karena di Mansion ini telah bertambah anggota baru yaitu sang Nyonya yang mungkin tidak pernah melihat sesuatu yang kejam terjadi didepannya. Bagaimanapun Nyonya nya adalah seorang Dokter yang tidak mungkin membiarkan seseorang terluka di hadapan nya.
" Kau membantah Ku, Lukas! Aku tidak peduli bagaimana keadaan nya. Dia harus mati hari ini juga. "
" Maaf Tuan. Tapi bagaimanapun Nona Naomi telah menyelamatkan Anda dari insiden itu. Setidaknya lakukan demi Nyonya. Bagaimana jika Nyonya tau jika Perempuan yang Kita bawa malah kehilangan tangannya. Saya tidak berani membantah Anda Tuan. Jika Anda sudah yakin, Saya akan melakukan nya. " Katanya penuh hormat membuat Arkan seketika tersadar.
" Sial. " Ia mengumpat keras saat ingat apa yang telah Ia lakukan pada Istrinya. Ini semua karena Pelayan sialan itu yang membuat nya tidak bisa berpikir jernih. Perempuan itu Ia bawa kesini agar hidupnya bisa berubah setelah sebelumnya menjadi sasaran kekerasan Ayahnya sendiri. Arkan bukanlah orang yang peduli dengan orang lain tapi mengingat jika Perempuan itu pernah menolong nya membuat Arkan sedikit berpikir manusiawi dan membawanya pergi.
" Silahkan nikmati bubur Anda, Tuan. Saya akan membawa Nona Naomi keruang bawah tanah. " Ucap Lukas.
" Ck! Berhenti menyebut nama Perempuan sialan itu, Lukas! Jangan biarkan Perempuan itu muncul di hadapan Ku. " Arkan memilih menekan egonya. Hanya untuk kali ini karena setelah nya tidak ada lagi kata pengampunan meskipun harus membuat Istrinya melihat kekejaman nya.
🥜🥜
Hari sudah semakin beranjak siang. Bahkan jam makan siang sebentar lagi akan dimulai dan Khalisa harus kembali memeriksa keadaan Suaminya sebelum Dokter Asraf datang. Meskipun sempat mendapatkan perlakuan yang kurang menyenangkan, Khalisa tetap harus melakukan tugas sebagai seorang Istri.
Tapi tunggu, mengapa Pelayan yang bernama Naomi itu kembali berdiri didepan kamar Suaminya dan membawa makanan? Apa yang Perempuan itu pikirkan sebenarnya.
Bukankah tubuhnya masih sakit, lalu mengapa Perempuan itu masih nekat datang kesini. Bahkan di sana Khalisa juga melihat Kepala Pelayan serta Lukss yang berusaha melarang Pelayan itu masuk kedalam kamar.
" Anda dilarang masuk Nona Naomi. Apa Zerald tidak memberitahu Anda jika lantai ini di larang di naiki oleh Pelayan Perempuan. " Lukas menatap dingin dan merasa jika Perempuan ini sangat keras kepala. Ia jadi menyesal mencegah perintah Tuannya tadi.
" Saya sudah menjelaskan peraturan Mansion kepadanya Tuan Lukas. Tapi Pelayan ini masih saja melanggar dan meminta bertemu dengan Tuan Muda. " Zerald menunduk. Selain Tuan Arkan yang dihormati di Mansion ini namun Tuan Lukas yang menjadi Asisten nya juga sangat dihormati karena Pria itu adalah tangan kanan Tuan nya. Aura kedua Pria itu hampir sama membuat siapa saja takut berdekatan dengan mereka.
" Tuan Lukas apa Tuan Arkan sudah sadar? Aku membawa makan siang untuk, Tuan Arkan. " Wajah nya sangat ceria seakan dirinya tidak pernah didorong begitu keras. Padahal kejadian itu belum 12 jam tapi Naomi seakan sudah melupakan nya.
" Anda dilarang masuk Nona. Silahkan pergi dari sini. Bawa Dia pergi Zerald." Tegas Lukas mulai merasa muak.
" Baik Tuan Lukas." Jawab Zerald. " Jangan melewati batasan sebagai Pelayan. Kau tidak pantas berada disini! " Sentak Zerald menarik tangan Naomi untuk pergi.
" Aku membawakan Tuan Arkan makan siang. Mengapa Aku dilarang masuk. "
" Diamlah! Kau akan dihukum karena telah melanggar peraturan Mansion. " Tekan Zerald.
Naomi memberontak sampai nampan ditangannya terjatuh dan makanannya berserakan diatas lantai. Zerald yang terkejut lekas berlutut karena telah mengotori lantai paling keramat di Mansion Xavier. Khalisa yang menonton dari depan pintu kamarnya tidak ingin ikut campur. Ia juga ingin melihat sejauh mana Naomi itu berusaha masuk ke area yang katanya terlarang.
" Lancang! " Suara Lukas menggelegar membuat Naomi bergetar ketakutan.
Ia hanya ingin membawakan makanan tapi mengapa malah seperti ini. Ia ingin melihat keadaan Tuan Arkan sekaligus meminta maaf. Persetan dengan larangan Ia hanya ingin dekat Tuan Arkan itu saja tidak lebih.
" Ingat ini Nona Naomi. Anda dibawa ke sini untuk menjadi Pelayan sesuai keinginan Anda. Jadi jangan melewati batas yang telah Tuan tetapkan. Anda seperti ini hanya terlihat seperti Pelayan murahan. Semua orang di Mansion ini tau jika lantai ini adalah area terlarang tapi Anda dengan berani menginjakkan kaki Anda di sini. " Tekan Lukas membuat Khalisa menatapnya tajam.
Ia tidak suka jika seseorang merendahkan orang lain di hadapan nya. Karena menurut nya semua orang itu sama di hadapan Tuhan. Naomi terlihat sangat hati dengan ucapan Lukas. Perempuan itu menunduk semakin dalam di bawah kaki Lukas dengan isak tangis yang mulai terdengar.
" Anda... "
" Cukup Tuan Lukas. " Ucap Khalisa berjalan mendekat setelah puas melihat drama didepan matanya.
" Nyonya. " Sapa Lukas menunduk hormat.
" Tidak pantas rasanya seorang Pria merendahkan Perempuan sedemikian rupa. Kalian yang membawanya kesini jadi perlakukan dia dengan baik. " Khalisa membantu Naomi berdiri untuk yang kesekian kalinya. " Berdirilah Tuan Zerald. Anda lebih tua jadi tidak pantas untuk berlutut. " Katanya lagi benar-benar lembut.
Sekilas Naomi berpikir mengapa Perempuan berhijab itu sangat baik bahkan mau menolong nya, padahal Dia adalah Nyonya rumah yang seharusnya marah karena Suaminya berusaha didekati Perempuan lain. Tapi Mengapa Perempuan ini malah tenang saja seakan tidak terjadi apapun.
" Dia telah melanggar peraturan Mansion Nyonya. Tuan tidak suka jika lantai pribadi nya di injak oleh Perempuan terutama Pelayan. " Ucap Lukas.
" Aku juga tidak pantas kalo begitu Tuan Lukas. Aku juga Perempuan. "
" Anda berbeda Nyonya. Anda adalah Istri Tuan yang artinya Anda berhak ada disini. Tapi Dia hanyalah Perempuan yang dibawa untuk menjadi Pelayan. " Ujar Lukas menjelaskan.
Khalisa bingung dengan peraturan Mansion ini. Mungkin peraturan itu dibuat karena pemiliknya memiliki OCD parah sehingga tidak sembarangan orang yang diizinkan naik ke lantai tiga. Karena peraturan itu sudah ada sejak lama bahkan sebelum Ia datang membuat Khalisa tidak bisa berbuat banyak. Apalagi Suami nya mengidap OCD yang bisa kambuh kapan saja.
" Kembali lah ke kamar Mu. Bukankah tubuh Mu belum pulih? " Ucap Khalisa.
Naomi menggeleng. " Aku ingin bertemu dengan Tuan Arkan. Aku harus melihat bagaimana keadaan nya. " Katanya bersikeras membuat Khalisa bingung.
" Kurang ajar! Seret dia pergi sekarang juga Zerald! " Nada Lukas naik satu oktaf. Dirinya benar-benar geram.
" Tidak, Aku ingin bertemu dengan Tuan Arkan. Aku mohon padamu untuk mengizinkan Aku menemuinya. " Mohonnya kepada Khalisa.
" Kamu Istri nya bukan? Aku mohon izinkan Aku. Hanya sebentar Ku mohon. " Entah mengapa di matanya Naomi sedikit menyebalkan. Namun Khalisa tetap tenang. Menghadapi orang seperti Naomi ini butuh ketenangan juga kesabaran agar tidak terbawa emosi.
" Pergilah istirahat. " Ucap Khalisa mengabaikan permohonan nya.
Naomi mendadak kesal dan berteriak keras didepan Khalisa membuat Lukas geram bukan main sampai melayangkan tamparan keras.
" Kenapa Kau begitu sombong hanya karena menjadi Istri nya! Aku hanya ingin menemui Tuan Arkan! "
Plak
" Tuan Lukas! " Teriak Khalisa terkejut ketika wajah Pelayan itu ditampar begitu keras.
" Dia harus diberi hukuman Nyonya. Saya akan menghukum nya sesuai aturan Mansion. " Lukas menyeret paksa tubuh Naomi membawanya menuruni anak tangga sampai ke lantai dasar.
" Berhenti Tuan Lukas! Apa yang Anda lakukan? Jangan menyeretnya seperti itu! " Teriakan Khalisa sama sekali tidak di gubris oleh dua orang Pria berbeda usia itu.
" Maaf Nyonya. "