NovelToon NovelToon
Menanti Cahaya Diujung Kesedihan

Menanti Cahaya Diujung Kesedihan

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Nikahmuda
Popularitas:2.2k
Nilai: 5
Nama Author: Meindah88

Asmaralda, seorang gadis buta yang penuh harapan menikah dengan seorang dokter. Suaminya berjanji kembali setelah bertemu dengan orang tua, tapi tidak kunjung datang. Penantian panjang membuat Asmaralda menghadapi kesulitan hidup, kekecewaan dan keraguan akan cinta sejati. Akankah Asmaralda menemukan kebahagiaan atau terjebak dalam kesepian ???

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Meindah88, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab.24

" Selamat, Non Ralda, bayi Anda laki-laki," ucap seorang suster dengan senyum menghampiri wanita yang baru saja melahirkan.

Suster baru saja memandikan bayi tersebut, setelah usai dibersihkan, bayi itu dibawah kepangkuan sang ibu.

Ralda merasa terharu, hatinya begitu hangat saat melihat wajah mungil bayi yang baru saja ia lahirkan.

Rasa bangga sebagai seorang ibu dan kebahagiaan karena telah diberi anugerah yang tak ternilai ini, membuat air mata bahagia tak dapat dibendung lagi.

"Akhirnya, setelah perjuangan yang panjang, Tuhan mengabulkan impian terbesarku ini," gumam Ralda dalam hati sambil mengusap wajah bayi yang sudah mulai tertidur lelap di pangkuannya.

" Saya akan berusaha menjadi seorang ibu sekaligus ayah untukmu, Nak. Tidak perlu takut, walaupun mata ini tak mampu melihat, saya akan selalu berupaya untuk melindungi dan menjagamu. " ucapnya penuh keyakinan.

"Percayalah padaku, hati Mama akan selalu merasakan kehadiran dan kebutuhanmu. Terkadang kita harus berjuang lebih keras, tetapi itu tidak akan menghalangi cinta Mama untukmu. Bersama-sama kita akan melalui segala rintangan yang datang."

Kata-kata tersebut diucapkan dalam hati untuk memberi kekuatan pada dirinya sendiri dan bayinya, demi menjaga hatinya yang hancur lebur selama ini.

" "Sus, boleh kami masuk?" ucap Alena dengan nada memohon, ia sangat ingin melihat kondisi Ralda dan sang cucu tercinta.

" Kami sangat penasaran bagaimana keadaan mereka sekarang. Apakah mereka baik-baik saja?" gumam Alena pelan, rasa penasaran dan cemas bercampur dalam dadanya. Bram yang berdiri di sampingnya juga tak kalah antusias, ia menahan diri untuk tidak segera melangkahkan kakinya masuk ke dalam kamar. "Sudah lama kami menantikan kehadiran bayi Ralda. Saya ingin memastikan Ralda dan bayinya sehat dan tidak mengalami masalah," pikir Bram dengan semangat yang membara. Mereka berdua, Alena dan Bram, bersama-sama berharap bahwa Ralda dan bayinya dalam keadaan baik dan tak terjadi suatu hal buruk dalam proses kelahirannya.

Hatinya berdebar-debar menantikan jawaban dari suster, mereka berdua siap berbagi kebahagiaan dan rasa syukur akan kelahiran cucu pertama mereka ini.

" Baiklah Nyonya, Tuan, silahkan masuk!" sahut suster sangat ramah.

Mereka benar-benar paham siapa sosok Bram yang sesungguhnya. Pria itu bukan hanya seorang pemilik perusahaan yang namanya mendunia, bahkan sampai terdengar gemanya di negeri-negeri lain. Bram juga memegang saham di rumah sakit tempat Ralda menjalani persalinan, mengukuhkan pengaruhnya yang kuat dalam lingkaran bisnis kesehatan.

" Waalaikumsalam, Tante," Ralda menjawab seraya membuka mata dan mengusap-ngusap matanya, mencoba mengumpulkan kesadarannya.

"Maaf ya, Tante. Ralda tidak sengaja ketiduran sebentar."

"Oh, tidak apa-apa, sayang. Kamu terlihat lelah sekali," ujar Tante Alena sambil tersenyum lembut.

"Lagi mimpi apa sampai tidak sadar kami datang?" Candanya, Ralda menghela napas dan pelan-pelan memperbaiki posisi tidurnya.

" Ah, Ralda cuma letih kok, Tante." ucapnya terlihat wajah memelas.

Dia kemudian membalas dengan senyum tipis yang memancarkan rasa senang dan lega karena terbangun mendengar suara Tante Alena.

" "Kecilkan suaramu sedikit, Mas," bisik Alena lembut, matanya menatap Bram yang tidak menyadari kegembiraannya telah melampaui batas.

"Jangan sampai bayi kita terbangun dan menangis karena kebisinganmu itu," lanjutnya, suaranya sarat kekhawatiran, menggambarkan betapa pentingnya ketenangan bagi buah hati mereka yang masih terlelap.

" Rald, anakmu  ganteng banget ya, tampaknya bahkan lebih memesona daripada mamanya," ucap Alena, sambil menatap dengan tatapan yang penuh goda dan tawa kecil yang mengalir dari bibirnya.

Ralda merasa haru dan sedih karena belum bisa melihat wajah mungil bayinya.

" Tidak perlu khawatir, nak. Setelah operasi mata ini selesai, secepatnya kamu akan bisa melihat lagi," ucap Bram dengan lembut, seolah dia bisa merasakan kecemasan yang tengah dirasakan Ralda.

"Terima kasih, Paman dan Tante, karena sampai detik ini kalian masih menemaniku," ucap Ralda tak pernah henti-hentinya berterimakasih. 

Ia tahu betul bahwa mereka berdua adalah orang-orang yang selalu berusaha untuk menggantikan peran orangtuanya yang telah tiada. Ia begitu terharu dengan keikhlasan mereka, menghibur dan menjaganya seperti anak kandung sendiri. 

 "Tentu saja, Nak. Kami akan selalu ada untukmu, menggantikan peran ayahmu. Paman akan melindungimu di setiap saat, seperti yang telah diamanatkan oleh almarhum ayahmu," kata Paman Bram dengan wajah yang serius namun penuh kasih sayang. Sejenak ia merenung dan meneteskan air mata. 

"Seandainya saja ayah dari bayiku adalah sosok seperti Paman Bram, Ralda pasti merasa sangat bahagia di dunia ini. Namun, sayangnya, itu hanyalah sebuah angan-angan yang tak akan pernah menjadi kenyataan. Paman Bram selalu membuatku merasa dihargai, diperhatikan, dan dicintai, kehangatan yang tidak pernah kurasakan dari mas Abrisam. 

"Ah, sudahlah, Ralda. Kamu harus mampu melupakan harapan itu, jangan biarkan pikiranmu terlalu larut dalam khayalan. Ku harus mampu menghadapi kenyataan ini dan menjalani hidup seperti yang seharusnya," ucapnya tegas dalam hati, menyiapkan diri untuk menghadapi kenyataan pahit ini.

Bram dan istrinya terpana, mata mereka tak bisa lepas dari bayi mungil yang tengah tertidur lelap di hadapan mereka. Rindu yang terpendam selama bertahun-tahun untuk mendekap cucu akhirnya terobati, meski nyatanya itu bukan darah daging mereka sendiri. Anak-anak mereka masih terus berjuang dalam diam, belum mampu memenuhi harapan untuk melanjutkan keturunan keluarga. Rasa sabar dalam hati keduanya berbaur dengan kekecewaan yang tak bisa mereka ungkapkan. 

Suster, kapan Ralda dan bayinya bisa pulang?" tanya Alena dengan nada khawatir, ketika suster menghampiri mereka. 

"Menurut dokter, dalam tiga hari lagi mereka sudah bisa dibawa pulang, Bu." jawab suster itu dengan tenang. 

 "Tiga hari lagi? Tapi itu terlalu lama, Suster!" protes Alena, merasa tidak sabar untuk segera menggendong cucunya ke rumah megahnya. Hatinya sudah merindukan kehadiran sang cucu dan menatap wajah Ralda yang akan memulai kehidupan baru bersama bayinya. "Sabar, Ma. Apa yang dikatakan suster itu demi kebaikan Ralda dan putranya. Kita harus percaya pada proses penyembuhan dan perawatan mereka," ucap Bram membujuk, sambil meletakkan tangannya di pundak Alena. Bram mengerti perasaan istrinya, tetapi ia tahu bahwa kesabaran dan kepercayaan pada tenaga medis adalah hal terbaik yang bisa mereka lakukan demi keselamatan Ralda dan bayi mungil itu. Alena mendengus pelan, mencoba menerima kenyataan yang harus ia jalani. 

"Baiklah, jika memang itu yang terbaik untuk Ralda dan cucuku, saya akan bersabar," gumam Alena, berusaha meyakinkan diri sendiri bahwa tiga hari bukanlah waktu yang terlalu lama untuk menunggu kebahagiaan sejati.

Sebelum bayi mungil itu datang ke rumah, Alena nampak antusias mempersiapkan segalanya.

Alena memerintahkan pembantu untuk mengubah satu ruang di rumah mereka menjadi surga kecil yang penuh cinta untuk bayi Ralda. Setiap sudut kamar dipenuhi dengan nuansa hangat dan dekorasi lembut, memancarkan kasih sayang seolah-olah bayi tersebut adalah darah daging mereka sendiri. Mereka berdua bertekad, dengan setiap denyut hati dan desah napas, untuk memberikan segala yang terbaik bagi putra Ralda, sebagai bukti cinta yang tak terukur kepada cucu hati mereka.

1
Rayta Nya Firman
double up thor
Desi Ragiel Nst
br eps ¹ . uda lgsung nusuk jatung thor..
Meindah88: terimakasih kak
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!