Mengalami kecelakaan tragis hingga menewaskan seluruh anggota keluarganya, membuat Nadia Putri Dewangga mengalami depresi berat hingga status kejiwaannya di nyatakan sebagai ODGJ.
"Nama kamu Reyna kan? Reyna tinggalnya sama siapa?" Tanya Aldo, seorang CEO muda yang sukses meski pernah berstatus sebagai narapidana.
"Sama mama, om." Jawab gadis kecil bernama Reyna. Usianya sekitar enam tahunan.
"Papa ngapain sih ngomong sama dia. Dia itu anaknya orang gila pah. Nanti papa di amuk lho sama mamanya." Tegur gadis kecil seusia Reyna. Ia adalah putrinya Aldo.
Melihat Reyna bersama orang asing, Nadia langsung mendekati Reyna dan memukuli lelaki yang sedang berusaha menghalangi Reyna untuk pergi.
"Nadia." Batin Aldo merasa terkejut dengan kehadiran seseorang dari masalalunya.
Cerita selengkapnya, silahkan baca di episode berikut!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Faeyza Sadean, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pertemuan Yang Tak Di Sengaja
Arin mengangguk dengan sedikit tersenyum. Hatinya merasa sedih dan kecewa karna ternyata Chila bukanlah anak kandungnya. Meskipun selama ini ia tidak perduli dengan Chila tapi ia tetap merasa sedih setelah menyadari kenyataan yang baru di diketahuinya.
Tak lama kemudian muncul mobil Aldo. Chila semakin merasa senang karna ternyata papanya juga menjemputnya.
"Lho, Arin kok kamu di sini?" Ucap Aldo, heran.
Arin sedikit tersenyum dan merasa tidak enak.
"Aku tadi habis dari rumah sakit untuk periksa. Kata dokter aku cuma banyak pikiran. Jadi aku langsung kesini saja buat nemuin Chila. Siapa tahu dengan bertemu Chila, bisa menghibur aku yang sedang banyak pikiran." Jawab Arin beralasan sembari merangkul bahu Chila.
"Kalo begitu, kita jalan-jalan bertiga saja pah. Chila kan belum pernah jalan-jalan bertiga sama mama papa." Ucap Chila dengan penuh harap.
Aldo terdiam, bingung untuk menjawab apa.
"Chila, kamu jalan-jalan sama mama saja ya! Papa kamu pasti sibuk di kantor." Ucap Arin berusaha untuk memberi pengertian pada Chila.
"Tapi mah. Kapan lagi Chila bisa jalan-jalan bertiga?" Ucap Chila dengan memanyunkan bibirnya.
"Yasudah nggak papa. Tapi sebentar saja ya!" Ucap Aldo mengalah. Ia merasa bersalah karna kemarin tidak menemui Chila, jadi sebagai gantinya, hari ini Aldo akan menuruti permintaan Chila.
"Hore." Teriak Chila dengan girang.
Aldo segera mengajak Chila dan Arin untuk masuk ke dalam mobilnya. Siang ini Chila ingin pergi ke kolam renang. Hanya butuh waktu sepuluh menit, untuk mereka sampai di tempat pilihan Chila.
"Mama, ayok kita berenang! Cepat!" Ucap Chila sembari menarik tangan mamanya menuju kolam renang. Saat ini mereka berdua sudah mengenakan baju renang. Sedangkan Aldo, ia hanya menunggu di meja kursi sekitar pinggiran kolam renang sambil memesan menu yang tersedia.
Chila terlihat senang bermain di dalam air kolam menggunakan pelampung berbentuk bebek. Sedangkan Arin, ia masih terlihat sedang menyimpan beban berat. Membuat Aldo jadi bertanya-tanya dalam hati.
Saat Arin hendak ke kamar mandi sendirian, Aldo mengikutinya. Arin merasa terkejut saat keluar dari dalam kamar mandi ternyata sudah ada Aldo di depan pintu toilet.
"Kamu ngapain di sini?" Tanya Arin bingung.
"Aku perhatikan, kamu lagi dalam masalah berat. Kalo kamu mau, kamu bisa cerita sama aku. Siapa tahu aku bisa bantu." Ucap Aldo mengira Arin sedang ada masalah tentang keuangan.
"Nggak ada kok." Jawab Arin singkat dan kemudian hendak pergi kembali menuju area kolam renang.
Untuk saat ini, berhadapan dengan Aldo rasanya seperti berhadapan dengan malaikat pencabut nyawa. Arin benar-benar ketakutan kalo sampai Aldo tahu bahwa Chila bukanlah putri kandungnya.
"Arin, nggak usah bohong! Aku bisa lihat wajah tertekan kamu." Ucap Aldo sembari menarik tangan Arin agar berhenti melangkah.
Arin menatap ke arah tangannya yang di pegang oleh Aldo. Kemudian Aldo melepasnya dan mengucap kata maaf.
"Farhat, mantan suamiku. Dia kembali lagi. Dia minta rujuk dan mengancam akan menyakiti Chila jika aku tidak bersedia untuk rujuk." Ucap Arin dengan sedikit menambah bumbu cerita.
"Kamu tahu kan Al? Farhat itu tempramental. Dia juga pergi dari rumah secara tiba-tiba. Aku nggak mau rujuk lagi sama dia. Tapi aku juga takut kalo sampai Chila di apa-apain sama Farhat." Ucap Arin lagi. Kali ia sampai menangis terisak.
Aldo merasa kasihan dan reflek memeluk Arin. Aldo juga menenangkan Arin dan meyakinkan Arin bahwa ia tidak akan membiarkan Farhat akan bertindak macam-macam pada Chila.
Saat Aldo sedang memeluk Arin. Dua perempuan berbeda usia hendak akan ke kamar mandi, tapi langkahnya terhenti. Lebih tepatnya, seorang anak kecil menghentikan langkah orang dewasa di belakangnya dan mengajak untuk berbalik arah.
"Kenapa nggak jadi, sayang?" Ucap Nadia pada putrinya yang tadi mengajak ke kamar mandi tapi tiba-tiba mendadak mengajak putar balik.
"Nggak papa mah. Nanti saja ya!" Ucap Reyna sembari menarik mamanya kembali menuju kolam renang sebelah ujung.
"Itu tadi kan om Aldo. Sedang peluk siapa? Bukannya om Aldo mau menikah sama mama." Batin Reyna merasa kecewa setelah melihat calon papa barunya memeluk seorang wanita seumuran mamanya.
Setelah pulang nanti, Reyna berencana akan menegur calon papanya tersebut.
Saat Reyna melamunkan calon papanya dengan perempuan yang di lihatnya tadi. Tiba-tiba terdengar suara anak kecil seumuran dirinya berteriak ketakutan. Reyna merasa terkejut saat melihat mamanya sedang memeluk seorang anak kecil seusianya, dan anak tersebut adalah Chila.
"Adek, ini kakak. Kakak sudah lama sekali mencari adek." Ucap Nadia sembari memeluk erat tubuh Chila. Orang-orang di sekitar hanya bisa melihat tanpa ada yang berani ikut campur.
"Bukan. Aku bukan adek. Papa, mama. Tolong Chila! Ada orang gila mau culik Chila." Teriak Chila ketakutan dan menangis.
Reyna segera menarik mamanya, berusaha melepas pelukan mamanya dari tubuh Chila.
"Mama, mama salah orang. Chila bukan adek mama. Adek mama ada di rumah." Ucap Reyna terpaksa berbohong supaya mamanya segera menghentikan aksinya yang memaksa untuk memeluk Chila.
"Nggak, sayang. Ini adeknya mama yang hilang. Ini buktinya! Ucap Nadia dengan yakin sambil menunjukkan tanda lahir di punggung Chila.
"Ini gara-gara kamu Reyna. Kalo punya mama sakit jiwa harusnya ke rumah sakit jiwa, bukan malah kesini." Maki Chila dengan kesal pada Reyna.
Mendengar teriakan Chila, Aldo dan Arin segera berlari ke arah sumber suara.
Aldo dan Arin merasa terkejut saat melihat Nadia memaksa memeluk Chila, sedangkan Chila berusaha berontak dan memanggil mama papanya. Hingga akhirnya satpam keamanan berusaha mengamankan Nadia.
"Mah, pah ayo kita pulang! Chila takut." Adu Chila sembari menarik tangan kedua orang tuanya.
"Arin. Tolong kamu antar Chila pulang dulu ya! Aku mau urus Nadia dulu." Ucap Aldo sembari menyerahkan lima lembar uang kertas warna merah. Dan kemudian segera pergi menyusul Nadia dan Reyna yang dibawa petugas keamanan. Aldo tidak peduli dengan Arin dan Chila yang berusaha menahannya.
"Nadia, Reyna." Panggil Aldo saat sudah sampai di dalam gardu pos keamanan.
"Arka. Tadi aku ketemu adek. Tapi bapak-bapak ini malah membawa aku kesini. Aku jadi kehilangan adek lagi." Adu Nadia dengan merengek sembari mendekat ke arah Aldo dan memeluknya.
"Maaf, apa bapak ini keluarganya ibu ini?" Tanya petugas keamanan pada Aldo sembari melirik ke arah Nadia.
"Iya pak. Saya calon suaminya. Maaf kalo calon istri saya membuat keributan di sini."
Petugas keamanan merasa terkejut mendengar pernyataan dari Aldo. Sebab setahunya, wanita yang di amankannya seperti sedang mengalami gangguan jiwa. Tapi ternyata dia adalah calon istri dari seorang CEO muda yang tampan.
Petugas keamanan bisa mengenali siapa Aldo karna ia membaca ID.Card yang tergantung di saku baju Aldo.
"Anak kecil tadi, masih keluarga saya. Jadi tolong jangan di perbesarkan lagi masalahnya!" Ucap Aldo sembari menunjukkan foto dirinya bersama Chila. Petugas keamanan mengangguk dan mempersilahkan Aldo untuk membawa Nadia kembali pulang.
"Kamu tahu darimana kalo anak kecil tadi, Adek?" Ucap Aldo saat sudah berada dalam perjalanan mengantar Nadia dan Reyna pulang.
Bersambung..
klo aldi tegas aq dukung tp klo msh plilplan lebih baik nadia pergi tinggal kan aldo biar dy menyesal...
menyusul suaminya arin yg baru sama c meisya....
jgn lama2 yc thor...
ayo thor buat mereka yg jahat kena karma termasuk c Vera yg mw jd pelakor...
smoga aldi bisa tegas melawan mamanya dan nadia juga bisa tegas jgn cuma tau nya pasrah makanya slalu tersakiti...