Sekar ayu terpaksa harus jadi pengantin menggantikan kakaknya Rara Sita yang tak bertanggung jawab.Memilih kabur karena takut hidup miskin karena menikahi lelaki bernama Bara Hadi yang hanya buruh pabrik garmen biasa.
Namun semua kenyataan merubah segalanya setelah pernikahan terjadi?!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shania Nurhasanah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB DUA PULUH TUJUH
Disinilah Adrian berada didepan ruang rawat opanya bara dengan wajah tegang, takut bertatap muka dengan mantan sahabat karibnya itu. Berulang kali ia hembuskan nafas untuk menghilangkan gugup, namun tetap saja tidak menenangkan gemuruh dihatinya.
"Sayang, tenang Bara gak akan gigit kamu kok," ucap Sarah sambil mengusap bahunya yang sedang duduk dikursi roda memakai baju pasien.
"Tetap aja aku gak tenang, yang. Takut bara masih marah sama aku," ungkap Adrian yang ada dihatinya.
Dengan raut sinis yang tak terlihat,"ya jelas marah dong karena kamu udah rebut pacarnya yang cantik ini," gumam Sarah dalam hati,"kalau kita ketemu, kamu tinggal minta maaf lagi aja. Siapa tau kan sekarang udah adem hatinya" tutur Sarah memberi angin segar untuk Adrian.
Karena Adrian tau, Bara tak akan bisa marah sekalipun kesalahan ia buat fatal. Apalagi hanya merebut kekasih yang jelas bisa ia dapatkan lagi wanita lainnya.
Saat tangan terangkat untuk membuka pintu, Sarah juga Adrian dikagetkan suara orang dibelakang mereka.
"Adrian," panggil orang itu.
Saat Adrian menoleh terlihat asisten opa yang memanggilnya.
"Om?"
"Iya, kamu mau jenguk opa Wildan? atau ketemu Bara?"
"Jenguk opa, om" jawab Adrian.
"Oh, silahkan kebetulan om yang gantian jaga malam ini," ucap Arga yang terlihat masih tampan diusianya menginjak hampir kepala empat ini
"Memang Bara kemana, om?" tanya Adrian dengan raut penasaran.
Sang asisten yang masih bergaya necis dengan muka lelah sehabis kerja seharian itu, hanya tersenyum tanpa menjawab pertanyaan. Membuat Sarah menjadi kesal seketika karena gagal bertemu Bara untuk tebar pesona.
"Ayo, silahkan masuk," ucap om Arga, membukakan pintu.
Segera Sarah dorong kursi roda Adrian untuk masuk kedalam, terlihat opa yang terlelap tenang dengan nafas teratur di ranjang pasien.
"Sayang sekali, opa pas kalian datang malah tertidur, padahal waktu saya dimobil tadi masih berkomunikasi dengan beliau," ujar asisten opa dengan raut tak enak hati.
Adrian tersenyum paksa menjawab,"gak papa om mungkin lain kali kita jenguk lagi beliau, sekarang opa kayaknya masih dalam perawatan jadi gampang tertidur,"
Dengan pandangan mata Adrian meminta Sarah, membantunya mengangkat bingkisan yang tadi dia bawa. Untuk diberikan kepada asisten mewakili opa karena tak mungkin membangunkannya.
Sarah lalu serahkan barang bawaannya kepada om Arga yang langsung diterima," ini hadiah dari kami semoga opa bisa lekas sembuh dan sehat seperti sediakala."
"Amin, kamu juga semoga sehat karena sepertinya ada dirumah sakit ini juga?" tanya melihat baju pasien yang dipakai Adrian.
Adrian yang melihat arah pandang om Arga lantas tersenyum,"iya, saya juga baru selesai dirawat kemungkinan besok pulang."
"Oh, begitu ya" jawabnya dengan anggukan kepala.
"Kalau begitu kami permisi dulu, om. Takut ganggu opa yang sedang istirahat."
"Ya silahkan,"
"Mari, om," ucap Adrian yang berlalu pergi meninggalkan ruangan.
Setelah mereka pergi mata opa yang tadi tertutup terbuka seketika.
"Akhirnya pergi juga mereka,"
Om Arga yang masih memperhatikan mereka, terperanjat karena suara opa yang mengagetkannya.
"Opa, saya kira anda tidur,"
"Halah, sengaja, Opa lagi puasa ngomong sama mereka,"
"Kenapa memang?"
"Itu, kamu lihat tadi yang dibawa Adrian, mampang Ancol mau caper kayaknya. Sayangnya gak bisa karena opa sudah usir bara tadi, kasian cucu mantu kalau dirumah sakit terus,"
"Opa kayak cenayang tau segalanya,"
Dengan wajah songong opa berujar," ya jelas opa itu hidup udah lama dari kamu, tau gerak gerik manusia macam angsa yang gak ada cantik-cantiknya itu. Jadi kalau mau basmi diemin aja udah."
"Terus saya disini mau apa, opa?"
"Ya kita kan mau diskusi, gimana sih kamu pura pura lupa atau apa? Jangan kamu berpikir opa gak tau dengan keadaan kantor gimana. Karena opa punya banyak mata mata yang akan mengawasi," ucap opa panjang lebar sambil membaca berkas yang dibawa oleh asisten itu.
"Iya opa saya paham."
"Bagaimana kamu sudah siapkan posisi bara di perusahaan? Opa mau Bara jadi bawahan dulu untuk mempersiapkan nanti jadi pemimpin, apalagi menurut opa masih kurang pengalaman untuk jadi orang nomer satu di perusahaan."
"Saya sudah siapkan jabatan sesuai kemauan opa dan orang yang membantunya merupakan orang kompeten di bidangnya,"
"Tolong kamu rahasia siapa bara di perusahaan, agar nanti tidak ada kesenjangan antara pegawai lain, juga Bara tidak bisa seenaknya disana,"
"Terus ada lagi yang harus dibahas atau opa mau minta tolong apa kepada saya?"
"Kamu itu, opa minta tolong buat ditemani malam ini. Karena opa ingin cepat cepat punya cicit jadi mereka diusir dari sini,"
"Memang opa yakin Bara sama istrinya udah saling cinta?".tanya om Arga meragukan.
Langsung opa geplak kepalanya pakai berkas, "Makannya nikah lagi sana, biar gak lupa rasanya jatuh cinta lagi. Kamu itu gak kasian sama anakmu minta ibu terus,"
"Terus, opa kenapa gak nikah lagi sekarang?" tanya Arga membalikan omongan opa.
"Opa waktu ditinggal meninggal itu waktu empat puluh lima tahun ya sudah tuir lah, sedangkan kamu ditinggal istri sejak umur dua puluh lima sekarang anakmu berapa tahun, heh,"
"Terus kalau misal ditinggal nikahnya masih muda, opa bakal nikah lagi,"
"Ya enggak akan lah, karena Oma Widya itu cinta monyet opa sejak kecil yang gak bakal tergantikan,"
"Berarti sama juga, sandra cinta mati Arga, opa," tutur Arga.
"Heleh, memang opa gak tau kalian nikah karena apa ya karena dijodohkan, terus istri kamu selalu ngeluh sama oma gara gara kamu kurang dapat perhatian dari suaminya. Itu juga karena kamu kelewat cuek yang menyebabkan ia cari idaman lain, untung aja anakmu mirip sama kamu gak perlu tes DNA mukanya kayak lagi ngaca cuman versi perempuan aja," ucap opa mengeluarkan unek unek yang dia pendam selama ini, yang sama ngeselin dengan cucunya.
"Opa kenapa harus bongkar aib sih, lagian mendiang Sandra udah tenang di alam sana," tutur arga mulai kesel dengan saudara ibunya ini.
"Memang istri kamu sudah tenang di atas sana, tapi anak kamu yang pingin dapat mama baru. Apalagi burung perkutut mu, yakin gak kuat nahan godaan dari bunga yang baru mekar," sindir opa, sambil sesekali melihat pangkal paha Arga.
Segera Arga tutup dengan tangan," astaga bener bener tua keladi itu ada, tapi masa mau godain sesama pisang sih. Padahal jeruk di luaran sana masih pada manis rasanya."
"Dasar bocah gemblung," hardik opa membuat Arga tertawa terpingkal-pingkal dibuatnya.
---+---+---
Mobil mewah berwarna hitam metalik melaju di jalanan padat merayap. Membawa pasangan suami-isteri menuju tempat nyaman untuk melepas lelah setelah seharian menjalani aktivitas diluar rumah. Sudah lama sekali rasanya tak menginjakan kaki disana membuat pengendara semakin bersemangat untuk sampai disana.
paksa hancurkan pernikahan anaknya..