Sinopsis: Namaku Ebby Zahran. aku seorang OB di sebuah rumah sakit besar, aku selalu di salahkan oleh kakak tiriku, bahkan aku selalu di jadikan layak nya seorang babu. padahal aku putra kandung keluarga mamah. aku putra kedua dari mamah, papah ku sudah tiada, aku kira setelah mamah menikah lagi aku akan bahagia mempunyai kakak tiri . kakak tiriku putra kandung dari papah tiriku. mamah dan papah tiriku belum di karuniai anak.
aku juga belum pernah mendapatkan kebahagiaan dari kakak ku. dia selalu acuh, aku tak tau apa yg membuat nya seperti itu.
Ikuti kisah ku ini, semua tak mudah untukku.
hanya untuk hiburan semata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon delita bae, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
ep 12" Salah lagi
Aku membawa segelas susu yg masih panas, baru saja aku buat untuk kak Adi, kakak meminta aku untuk membuatkan susu , padahal aku sudah ada janji dengan Gilang.
Aku berjalan pelan sambil membawa gelas berisi susu itu. Kak Adi memang suka jika aku di salahkan terus. Kaki nya melingkari kaki ku, hingga tubuh ku tersungkur dan susu itu tumpah ke paha nya kakak.
" Ahhh!, panas tau!!!" Kak Adi berteriak keras membuat mamah dan kak Ryan segera menghampiri.
" Ada apa sih? Pagi -pagi udah berisik" Mamah menghampiri sambil berdecak kesal karna santai nya terganggu.
Papah sedang keluar bersama nenek , papah mengantar nenek ke rumah sakit untuk cek up. Akhir - akhir ini kepala nenek sering pusing mungkin karna keributan yg menjadi penyebab nya. Secara di rumah selalu ribut hanya karna ulah kak Adi.
" Ini Ebby, dia sengaja menumpahkan susu nya, paha aku jadi panas mah" Kak Adi berpura merengut, padahal di dalam hatinya dia senang karna aku di salahkan lagi.
" Kamu ya , kalo kerja yg bener dong, kasian Adi, sekarang kamu pel lantai ini sampe bersih terus cuci celana Adi!" Mamah menyilangkan tangan nya.
" Tapi mah aku nggak sengaja, kak Adi sendiri yg bikin aku jatuh!" bela ku, sambil menatap mamah memelas.
" Bugh "Alah elu nggak mau tanggung jawab kan?" elu mau kabur dari semua ini!"kak Adi berdiri dan melayangkan pukulan ke wajah ku, hingga darah segar keluar dari ujung bibir ku dan hidung ku.
Aku meringis sambil mengusap darah itu, dengan langkah lemas aku mengambil alat pel dan air nya yg sudah tercampur pengharum lantai.
Kak Adi tertawa puas sambil menginjak kaki ku , mamah dan kak Ryan pergi meninggalkan aku yg sedang mengepel lantai.
" Hiks ... Pah jemput aku, aku nggak kuat lagi di salahkan terus" lirih ku sambil menahan sakit di kaki ku dan wajah ku. Aku salah lagi , padahal ini terjadi karna kak Adi sendiri.
Setelah aku beres mengepel lantai aku ke kamar mandi untuk mencuci tangan, lalu aku mengambil sabun cuci pakaian yg ada di atas rak dekat kamar mandi itu.aku memasukan sabun itu. Kak Adi pun menghampiri ku lalu melemparkan celana lengket itu tepat di wajah ku, aku hanya mengelus saja dada ini, kak Adi memakai kolor dan memasang senyum puas nya pergi meninggalkan ku.
" Hiks hiks.......kapan aku bahagia? Ya Allah kenapa engkau memberikan hamba mu ini ujian hidup yg menyakitkan seperti ini?" aku bertanya sambil melihat langit - langit .
Drrt....drrt.....drrt.. Getaran ponsel ku terasa, dengan cepat aku merogoh nya, ternyata penelepon nya Gilang, mungkin dia sudah menunggu.
" Hallo By, elu baik - baik aja kan?" Gilang memulai sambil duduk di kursi tempat nya berada di kafe .
" Iya..aku baik kok" Suara ku serak sambil menahan sakit itu, membuat Gilang cemas.
" Elu kenapa?kok suara nya bergetar dan serak sih" Gilang menyandar sambil memainkan kuku nya menunggu aku menjawab.
" Nggak papa kok, maaf ya , aku nggak bisa ke sana , soal nya orang rumah lagi pada keluar, aku di kasih amanah buat nunggu rumah" bohong ku sambil menggigit bibir bawah untuk menahan sakit itu aku nggak mau Gilang tau dan cemas.
" Oke , nanti aja, lain waktu, gua mau elu baik - baik aja nggak di salahin lagi, gua paham, gua sayang ama elu By, gua udah menganggap elu adik gua, meski umur kita sama cuma beda bulan aja ,gua dulu yg lahir sebelum elu" Gilang tersenyum sambil memainkan buku menu itu.
" Makasih ya, aku seneng punya sahabat plus kakak angkat seperti mu" aku tersenyum padahal tubuh ku sakit semua.
" Oke, udah dulu ya, gua mau ke pasar di suruh mamah tadi beliau chat" Gilang tersenyum sambil bersiap merapihkan jaket nya.
" Oke" Aku menutup panggilan itu, aku bahagia karna Gilang sangat menyayangi ku . Tapi aku belum sebahagia orang lain karna aku belum dapatkan kasih sayang itu dari mamah dan kakak ku.
" Hiks...Huff ssshhh" Ringisku sambil menghela nafas sakit itu membuat ku tak kuat lagi.
Dengah cepat aku memindahkan celana kak Adi yg sudah wangi ke dalam ember untuk di jemur.
Aku berjalan menuju tempat jemuran dengan langkah jinjit sambil memeluk ember, karna kaki ku sakit .
" Sayang kenapa kaki mu?" papah dan nenek datang turun dari mobil langsung mendekati ku.
" Aku nggak papa kok" aku berbohong sambil tersenyum manis . Padahal aku menyembunyikan rasa sakit ku.
" Loh ini kenapa muka mu?" nenek menangkap dan melihat wajah ku sambil terlihat cemas.
" Aku nggak papa kok nek" aku bohong lagi sambil menahan sakit ku, aku tak mau nenek sedih dan kepikiran .
" Kamu bohong!, ini celana Adi kan?" papah mengangkat celana kak Adi yg sudah tersampir di jemuran.
" Iya pah, maafkan aku, sebener nya kakak tadi menghalangi langkah ku sampe jatuh dan gelas berisi susu panas itu tumpah ke celana nya kak Adi terus aku juga di marahi mamah, aku di suruh mengepel lantai dan mencuci celana ini , kak Adi juga memukul ku dan menginjak kaki ini" Aku menunduk di penuhi air mata.
" Keterlaluan!!" Amarah papah meledak sambil meremas jemari nya. Beliau melenggang dengan kesal nya menuju kamar kak Adi.
" Pah jangan, aku mohon, aku nggak mau kalian semakin jauh, aku nggak mau kak Adi makin benci" aku menarik lengan kekar papah sembari terisak.
Papah hanya tersenyum sambil merangkul pinggang ku, beliau membawa ku ke kamar. Nenek mengikuti nya.
Papah tidak jadi memarahi kak Adi karna beliau takut aku di sakiti lebih jauh lagi.