LUNE WALLACE -- soorang wanita cantik yang mengalami koma selama hampir 5 tahun lamanya.
Dia merasa diberikan kesempatan untuk hidup kembali karena ingin mencari cinta dalam hidupnya hingga akhirnya bertemu LOUIS VUITTON KINGSFORD.
(Alur mundur)
Instagram author : @zarin violetta
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 8
LL 8
Louis merebahkan tubuh Lune di ranjang ruang emergency rumah sakit itu.
Dia bahkan menunggu Lune di sana dan tak mau keluar meskipun dokter menyuruhnya keluar.
Dokter tampak memeriksanya kini.
"Tubuhnya lemah ditambah lagi bajunya basah. Sejauh ini keadaannya baik baik saja. Besok dokter spesialis akan memeriksa kondisi kepalanya yang sakit," kata dokter menjelaskan pada Louis.
"Buka bajunya. Dia kedinginan," kata Dokter pada perawat.
"Aku yang akan menggantikan bajunya," ucap Louis.
"Perawat kami yang akan melakukannya, Tuan," jawab Dokter.
"Ada perawat pria dan kau juga. Keluarlah, aku yang akan mengganti bajunya," sahut Louis bersikeras.
"Baiklah," jawab dokter itu mengalah dan menyuruh perawat untuk memberikan baju rumah sakit pada Louis.
Setelah semuanya keluar, Louis mulai membuka baju Lune. Tangannya terhenti sebentar hingga akhirnya melanjutkan kembali membuka kancing kemeja Lune.
Louis sangat hafal lekuk tubuh Lune sampai saat ini, tapi hal ini tetap membuatnya sedikit kikuk ketika akan membuka baju Lune karena sudah terlalu lama dia tak melihatnya.
Louis membuka baju Lune dan dia melihat bekas jahitan di perut Lune yang putih.
Dia meraba garis parut yang sudah tak terlalu tampak itu.
"Ehem, ada yang bisa kubantu?" tanya Sasha dari belakang Louis.
"Tidak. Aku hanya ingin berdua dengan Lune. Tolong, keluarlah," jawab Louis tanpa melihat ke arah Sasha.
"Baiklah," sahut Sasha dan wanita itu keluar dari sana.
Sasha tak memberitahu keluarga Lune tentang kejadian ini dan biarlah Lune sendiri yang memberitahunya nanti.
Louis melanjutkan kegiatannya membuka baju Lune dan menggantinya dengan baju kering dari rumah sakit.
Louis melakukannya dengan cepat karena tubuh Lune sudah sangat dingin.
Louis mengusap lembut pipi Lune dan menatap lekat wajah cantik yang kini terlihat pucat itu.
"Sorry. Aku bodoh karena terlalu percaya dengan kabar itu," gumam Louis berbisik.
"Apa yang terjadi padamu 5 tahun yang lalu?" Bisik Louis.
Tak lama kemudian, dokter pun datang kembali dan sudah menyiapkan kamar perawatan untuk Lune.
*
*
"Pergilah, aku yang akan menunggunya di sini," ucap Louis pada Sasha.
"Tidak, aku tak bisa meninggalkannya karena keluarganya menitipkannya padaku," jawab Sasha.
Louis naik ke atas ranjang dan memeluk tubuh Lune. Sosok yang dirindukannya bertahun tahun kini sudah ada di dalam pelukannya.
Dokter memberinya obat penenang agar Lune lebih tenang dalam tidurnya.
"Mengapa Lune lari darimu tadi?" tanya Sasha di ruangan yang hening itu.
"Dia melihatku bersama tunanganku," jawab Louis.
"What?? Oh my ... aku tak bisa membayangkan betapa hancurnya hatinya," ucap Sasha.
"Hmm, aku yang salah," jawab Louis pelan.
"Lalu kau akan memilih siapa?" tanya Sasha.
"Aku sangat mencintai Lune," jawab Louis.
"Apakah kau bisa meninggalkan tunanganmu?" tanya Sasha ketika melihat ada keraguan di wajah Louis.
Louis tak menjawab apa pun dan melihat wajah Lune yang sedang tertidur pulas.
"She's still beautiful," lirih Louis.
"Ceritakan tentang dirinya selama ini," ucap Louis.
"Empat bulan yang lalu dia bekerja di perusahaan yang sama denganku. Bersama Lana juga. Kami tinggal di Singapura," kata Sasha memulai ceritanya.
"Lana pernah bercerita padaku bahwa mereka sudah berpindah pindah negara hingga akhirnya merawat Lune di Singapura. Uncle Anthony tak patah arang untuk mengobati Lune dan berharap Lune membuka matanya meskipun harus mencari pengobatan ke mana pun dan kemungkinan Lune sadar sangatlah kecil," lanjut Sasha.
"Tapi aku hanya tahu penyebab kecelakaan Lune karena kecelakaan mobil dan membuat Lune memejamkan matanya hingga bertahun tahun," ucap Sasha.
"Bagaimana bisa aku tak tahu hal in? Ini sangat aneh. Orang tua Lune mengirim pesan padaku bahwa Lune sudah tiada dan dimakamkan di negara neneknya. Setelah itu aku tak tahu kabar lagi tentangnya karena keluarga Lune pergi daru London," jawab Louis pelan.
"Tragis sekali kisah cinta kalian. Pasti ada alasan mengapa Uncle Anthony tak mengatakan tentang keadaan Lune sesungguhnya. Secara logika, mungkin harapan hidup Lune sangat kecil dan Uncle memilih mengatakan hal itu padamu agar kau bisa melanjutkan hidupmu. Tapi kurasa Tuhan berkehendak lain," ucap Sasha.
Louis memainkan anak rambut Lune yang menjutai di keningnya.
Lalu Louise menciumi wajah cantik Lune yang tertidur pulas itu dan Sasha melihat cinta yang begitu besar di mata Louis ketika memandang Lune.
"Tadi kami ke seminar yang kau hadiri. Lune masih belum mengingatmu. Dia melihatmu hingga sama sekali tak berkedip. Lalu tiba tiba kepalanya pusing dan berdenging. Dan dia pun pingsan di tengah tangga. Kau pasti mengetahui insiden itu tadi," kata Sasha.
Louis melihat ke arah Sasha.
"Jadi yang pingsan tadi adalah Lune?" Ucap Louis.
"Ya, kurasa bertemu denganmu adalah takdirnya. Jika dia tak bertemu denganmu, mungkin Lune masih tak ingat akan dirimu," jawab Sasha.
"Takdir begitu lucunya mempermainkan kami," ucap Louis pelan.
*
*
Claire tampak menangis dan Thea kini sedang memeluknya.
"Dia pasti akan memilih Lune, Aunty. Aku hancur sehancur hancurnya," ucap Claire sesenggukan.
Thea tak menjawab apa pun dan mengusap punggung Claire.
"Bantu aku membujuk Louis, Aunty. Bantu aku. Aku akan mati jika Louis meninggalkanku. Pasti Lune ingin menghancurkan hubungan kami karena dia muncul di saat kami akan menikah. Ke mana saja dia selama ini? Mengapa meninggalkan Louis begitu saja? Mengapa dia seenaknya kembali setelah aku menyembuhkan luka di hati Louis?" Ucap Claire frustasi.
"Aunty, jawablah. Apa yang harus kulakukan untuk membuat Louis tak meninggalkan aku?" Ucap Claire sendu dan tampak menyedihkan.
"Claire, kami tak bisa memaksa hati seseorang meskipun Louis adalah putra kami," ucap Jared akhirnya.
"Jika pun kalian menikah, akan selalu ada sosok Lune di antara kalian. Kau akan menerima hal itu?" lanjut Jared.
"Uncle menyetujui pilihan Louis?" Tanya Claire dengan berderai air mata.
"Kita belum bertemu Louis dan belum mendengar keputusannya," ucap Thea.
"Bagaimana bisa Lune muncul kembali setelah 5 tahun yang lalu terdengar berita kematiannya? Apakah daddy tak ingin memeriksa hal ini? Ini kasus yang sangat janggal menurutku," ucap Vea yang baru saja keluar dari kamarnya.
Mereka bertiga melihat ke arah Vea.
"Ya, daddy akan menyelidiki hal ini, karena dulu daddy tak menyelidikinya. Kau tahu sendiri kakakmu, bukan? Dia cukup tertutup dan keras kepala hingga tak mau siapa pun masuk ke dalam masalahnya," jawab Jared.
"Orang tua Lune yang mengabarkan sendiri kematian Lune, jadi ini semua salah mereka," sahut Claire.
"Aku yang menemani Louis di saat dirinya sedang terpuruk, jadi aku tahu apa yang terjadi. Jika ada yang harus disalahkan, maka orang tua Lune yang harusnya bertanggung jawab. Mereka menyembunyikan fakta ini," lanjut Claire.
"Aku akan tetap menyelidiki hal ini," ucap Jared.
Thea hanya mengangguk.
"Lalu bagaimana dengan hubunganku dengan Louis? Apakah aku harus menyerah?" tanya Claire dengan wajah paniknya.
"Kita akan menyelidiki Lune, Claire. Kau tenang saja, oke? Kami juga ingin Louis bersamamu, tapi kita harus tetap bertindak adil," ucap Thea.
Claire menutup matanya dan kembali menangis.