Era kekacauan telah tiba. Ramalan penyihir ratusan tahun telah terwujud.
Sang Penjahat telah tiba untuk menuntut ketidakadilan.
Menantang dunia dan surga.
Saatnya kalian semua membuka mata dengan kemunculanku.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Galih Pratama, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pemenang Ujian Kekuatan.
Luo Yan masih mempertahankan pijakannya di tanah, meski perlahan dirinya dipaksa maju ke depan, seolah tanah di bawah kakinya tak mampu menghalangi kekuatan lawannya.
"Apa yang harus kulakukan? Apakah aku perlu mengalah kali ini?" pikirnya, merasakan detak jantungnya semakin cepat saat dia mendekati batas wilayahnya.
"Kurasa aku akan memberikannya sedikit kejutan," ucapnya dalam hati, penuh ketegangan.
Tiba-tiba, Luo Yan mendadak melepaskan pegangan pada talinya. Secepat kilat, Yuan Rui terkejut dan hampir terjatuh ke depan, tetapi entah bagaimana, ia berhasil mempertahankan keseimbangan dengan langkah lincah yang mengagumkan. Usaha Luo Yan yang gagal itu membuatnya merasa tidak benar.
"Yuan Rui menggunakan sedikit tenaga dalamnya?" pikir Luo Yan, mengangkat kedua alisnya.
Merasakan sebuah jejak energi yang mengalir dalam tubuh Yuan Rui, Tetua Chen berjalan menghampiri mereka, jarak antara mereka tersisa hanya lima langkah. Sementara itu, Yuan Rui tetap berdiri kaku di tempatnya, menyadari apa yang akan dilakukan Tetua Chen, jantungnya berdetak lebih cepat.
Bukan tidak mungkin, dalam keadaan seperti ini, Yuan Rui bisa terdiskualifikasi dari pertandingan.
Mengetahui niat Tetua Chen, Luo Yan segera bangkit dan berlari menghentikannya. Dengan cepat, ia meraih tangan Tetua Chen dan menariknya.
"Apa yang kau lakukan, bocah? Cepat lepaskan tanganmu!" kata Tetua Chen dengan nada tegas.
"Kumohon, Tetua Chen, berikan kelonggaran untuk Yuan Rui kali ini!" Luo Yan bersikeras, tak ingin orang paling penting baginya itu kehilangan kesempatan.
"Apa kau tidak tahu pelanggaran yang telah dilakukan Yuan Rui? Dia menggunakan tenaga dalamnya, seharusnya ini menjadi kemenanganmu," balas Tetua Chen dengan nada serius.
"Aku tidak mempedulikannya. Yuan Rui sudah cukup layak menjadi juara," ujar Luo Yan, wajahnya menunjukkan keberanian yang mengagumkan.
Di masa lalu, tak ada satu pun yang mampu menghentikan langkah Yuan Rui. Dalam setiap pertandingan, ia selalu menjadi yang pertama, dan itu sudah menjadi legenda di kalangan mereka.
"Meskipun dirimu tidak peduli akan hal itu, tapi aku tidak bisa membiarkan ketidakadilan berlalu begitu saja tepat di depan mataku," Tetua Chen menegaskan, tetap berdiri tegak.
"Bagaimana kalau aku memberikan usulan yang lain untukmu?" tawar Luo Yan, menatap Tetua Chen dengan penuh harapan.
Tetua Chen berhenti dan berbalik untuk melihat ke arah Luo Yan, penasaran. Keduanya terlihat saling bertukar tatapan; Yuan Rui hanya memiringkan kepalanya, kebingungan.
Sambil tersenyum, Luo Yan mulai mencari sesuatu di balik pakaiannya. Tiba-tiba, sebuah belati muncul di tangannya. Belati tersebut dihiasi ukiran yang unik, dengan pola simbol keluarga Chen terukir di sarungnya.
"Kau... Dari mana kau mendapatkan belati itu? Cepat, katakan padaku!" suara Tetua Chen penuh dengan rasa ingin tahu dan intimidasi.
Luo Yan berhasil membuat Yuan Rui dan Tetua Chen penasaran. "Tenanglah, Tetua Chen. Aku akan mengatakannya kepadamu, tapi kau harus mendengarkan permintaanku terlebih dahulu."
"Kenapa aku harus mendengarkanmu? Seharusnya aku bisa mengorek informasi keluar dari kepalamu hanya dengan sentilan jari," Tetua Chen menantang.
"Kau sungguh menakjubkan, Tetua Chen. Memang demikianlah seharusnya Tetua nomor satu dari Kekaisaran Yin. Tapi apa kau cukup percaya diri bisa mengorek informasi itu dariku?" Luo Yan menjawab dengan nada menantang.
Kharisma dan kepercayaan diri Luo Yan berhasil menarik perhatian Tetua Chen sepenuhnya. Dalam hati, Tetua Chen mulai menahan emosinya, berusaha tetap tenang.
Biasanya, mengorek informasi dari bocah berumur lima belas tahun adalah hal yang sangat gampang. Namun, ada sesuatu yang berbeda tentang Luo Yan. Seolah ia saat ini sedang bernegosiasi dengan seseorang yang berpengalaman berpuluh tahun di dunia bela diri.
Pembawaan dan keyakinan yang ditunjukkan oleh Luo Yan begitu kuat, pada akhirnya membuat Tetua Chen menghela napas panjang.
"Baiklah, aku akan mendengarkanmu untuk sekarang," ujarnya, suaranya terdengar lebih lembut.
"Terima kasih atas pengertian yang mendalam dari Tetua Chen, saya sangat menghargainya," balas Luo Yan dengan senyum lebar.
Permintaan Luo Yan hanya satu: membiarkan kemenangan Yuan Rui, dan dia akan membocorkan informasi tentang asal usul belati tersebut.
Belati itu adalah barang yang seharusnya tidak dimiliki oleh Luo Yan. Itu adalah milik pewaris kepala keluarga Klan Chen berikutnya, cucu tertua dari Tetua Chen.
Keberadaan belati tersebut bisa menjadi kunci untuk mengungkap misteri besar bagi Tetua Chen, alasan sebenarnya kenapa cucu pertamanya menghilang.