Bumi ~
Sampai matipun aku tak akan pernah menyentuh wanita sepertimu karena tempatmu bukan berada di sisiku tapi berada di kakiku .
Air ~
Tak apa jika kau tak akan pernah melihatku , akan kunikmati setiap sakit yang kau torehkan karena aku adalah istrimu .
Hubungan yang terjalin karena adanya paksaan . Dendamnya pada wanita yang telah menjadi istrinya membuatnya buta untuk melihat kebenaran . Akankah Air mampu bertahan ? Akankah Bumi mampu melepasnya ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lindra Ifana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
29
Bumi melajukan mobilnya bagai orang kesetanan . Ia tak lagi mendengar umpatan umpatan dari pengguna jalan lain yang terganggu dengan tingkahnya . Tujuannya hanya satu , menemui anak dan istrinya .
Langit masih gelap tak mungkin Air akan pergi sepagi ini , itu pikir Bumi . Nafasnya terengah engah sampai di depan pintu masuk apartemennya .
" Air ... Air ... Aira Prameswari !!!! "
Bumi berteriak memanggil istrinya , tapi nyatanya hanya keheningan yang dia dapat . Dia masih meyakinkan dirinya mungkin mereka masih terlelap di kamar .
CEKLEEKK ...
Sudah tidak ada , kamar yang ditempati anak dan istrinya ternyata sudah kosong . Hanya tumpukan benda benda yang tak terpakai yang menjadi penghuninya .
Bumi luruh di kasur lantai lusuh yang sudah terlipat rapi disana . Hawa pengap dan panas ini yang tiap hari dirasakan Air dan Janu , tidur dengan alas yang jauh dari kata layak untuk sekedar mengistirahatkan badan .
Tapi tak sekalipun Bumi mendengar mereka mengeluh . Kemudian matanya terpaku pada sebuah bingkai foto kecil yang mungkin tertinggal yang di dalamnya ada foto Air , Janu dan Reynand kakaknya . Terlihat Reynand merengkuh tubuh keduanya dengan penuh kasih . Mereka tersenyum bahagia !
Dan apa yang bisa dia beri ketika Air dan Janu bersamanya ? Hanya penderitaan dan air mata . Masih segar dalam ingatannya ia mendorong tubuh istrinya pada tumpukan kaca yang membuat tubuh Air terluka .
Bumi mendekap foto itu ke dalam dadanya . Sungguh ia menyesali semuanya . Tapi ia tahu waktu tak akan bisa di putar kembali .
" Maafkan Bumi kak .... Maaf aku tidak bisa menjaga mereka "
Reynand dan Air mampu berkorban untuk kebahagiaannya , tapi dia ? Hanya untuk memberi tempat yang layak dirumahnya saja dia tak sanggup . Dan untuk nafkah ? Bumi bahkan lupa jika selama ini dia tak pernah sekalipun memberi Air biaya hidup selama tinggal bersamanya .
" Ya Tuhan , laki laki seperti apa aku ini !! "
Baru dia sadari kenapa sang istri selalu membuat kue dalam jumlah yang banyak setiap pagi , pasti Air menjualnya dan hasilnya dia gunakan untuk membeli keperluan mereka .
Bumi memukuli dadanya yang terasa sesak , dia sering melihat Air hanya makan mie instan ataupun makan nasi dengan hanya lauk seadanya . Tapi dia tak peduli tentang itu , waktu itu dia tak terpikirkan sama sekali tentang nafkah . Bumi mengira Air memang wanita yang malas untuk memasak .
Dia selalu makan di restoran mewah setiap hari sementara anak dan istrinya serba kekurangan di rumah . Saat ini dia merasa dia bukan manusia , dia suami yang tidak layak disebut seorang suami !
Bumi beranjak dari tempatnya dan secepatnya lari keluar dari apartemennya . Dia berharap Air dan Janu belum pergi terlalu jauh .
Bumi menuju ruang cctv ketika ia tak mendapati anak dan istrinya dimana pun . Dia terhenyak ketika melihat Air kembali bertemu dengan laki laki muda yang ia kenal sebagai alat pemuas Narra , Deniel .
" Laki laki brengsek , beraninya kau mendekati anak dan istriku !! "
Bumi mengepalkan tangannya ketika melihat Deniel memasukkan koper Air ke dalam mobilnya dan Air tampaknya sudah terbiasa dengan sosok itu .
Bumi mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang .
" Dam cari info sekarang tentang keberadaan anak dan istri gue sekarang !! Terakhir mereka bersama Deniel , laki laki peliharaan Narra ! "
" Kamu lagi mabok Bum ? Masa iya tanya anak istri kamu ke aku " jawab Adam sebal , otaknya langsung bisa mengira apa yang sedang terjadi .
" Tapi mereka pergi ... " lirih Bumi .
" lstri kamu kurang kerjaan banget sih , pergi pagi pagi begini "
" Aku yang usir mereka , aku yang minta pada Air untuk angkat kaki dari apartemenku . Puas elo !!! "
" Otak kamu memang udah geser , sukur deh kalau Air pergi . Kasihan juga dia kalau lama lama ada di sekitarmu . Aku yakin selepas pergi darimu dia akan dapat yang jauh lebih baik dari kamu . Janda lebih menggoda kalau mereka bilang " ucap Adam serius . Dia harap Bumi bisa berubah dengan kejadian ini .
" Bangs*t mulut elo ya !!! "
" Kenapa memang ? Aku salah !? "
Bumi langsung menutup telponnya dan meremat kuat rambutnya . Dia harus menemukan Air dan Janu apapun caranya . Dan ketika ia ingin kembali mencari anak dan istrinya tiba tiba ponselnya berdering .
" Halo Mah ... "
" Mana Janu ? ini Papa pengen lihat cucunya , dari tadi Mama telpon Air tapi ponselnya engga aktif " ternyata sang Mama yang menelpon dari Tiongkok .
" Ehmm ...itu Mah . Air lagi mandi " jawab Bumi sekenanya .
" Oooo pantesan aja dari pagi ngga aktif ternyata kalian sedang sibuk bikin cucu buat Mamah ya " goda Rita .
Bumi menggaruk tengkuknya yang tidak gatal , andai mereka tahu yang diperbuatnya pada Air dan Janu dipastikan dia akan dicoret dari silsilah keluarga Adipraja .
Janu adalah cucu laki laki pertama Adipraja , dapat dipastikan bahwa Papa dan Mamanya akan mengistimewakan anak itu .
" Janu masih terlalu kecil Mah .. "
" Kemarin Mamah telpon Air , dia bilang kau sangat menyayangi mereka . Terima kasih sayang ! Terimakasih sudah menjaga mereka , kami sudah pernah menyia nyiakan mereka ... Mama mohon bahagiakan mereka dan jangan ulangi kesalahan kami dulu " suara Rita serak , Bumi tahu mamanya sedang menahan tangisnya .