NovelToon NovelToon
KEKASIH NAKAL KESAYANGAN KAISAR

KEKASIH NAKAL KESAYANGAN KAISAR

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Time Travel / Fantasi Wanita
Popularitas:1.8k
Nilai: 5
Nama Author: Sunali

menceritakan tentang seorang gadis yang berpindah ke dunia asing yaitu dunia kultivasi.
seperti apa kelanjutannya silahkan di baca
maaf sebelumnya banyak typo berterbangan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sunali, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

bab 03

“Gege, bisakah kamu membiarkanku bebas? Dan naik bersamamu?” Dengan wajah memelas, Yara berusaha membujuk sang putra mahkota agar mengizinkannya duduk di atas Bai'Sang.

“Hei, Bai'Sang yang tampan! Sebagai sesama pria, tidak bisakah kamu membiarkanku kali ini saja? Astaga, harga diriku benar-benar hancur. Tidak akan ada lagi gadis yang mau menginginkanku,” keluh Yara, menatap Bai'Sang dengan penuh harap.

Bai'Sang: "_"

Putra Mahkota: "_"

Rombongan: "_"

“Yang Mulia Raja Muda, apakah kamu yakin masih memiliki harga diri?” tanya mereka.

Yara: "_"

Ck. Ya'er, apa yang kamu lakukan selama ini memang di luar nalar manusia normal, batin Yeri.

“Ingat, selama menjalani hukuman, kamu akan tetap berada di istana kekaisaran, dan tempatmu di ruang belajarku. Apakah Ya'er bahagia?”

Ucap tegas putra mahkota

“Cih, Gege benar-benar merampas kebahagiaan masa mudaku,” gerutu Yara.

“Yeah, anggap saja aku kejam kali ini,” balas putra mahkota.

Sepanjang jalan, meskipun penampilan Yara saat ini hancur, para wanita muda masih menatapnya. Beberapa tampak sedih, sementara yang lain prihatin. Semua orang di kekaisaran tahu bahwa setelah kenakalan akan ada hukuman, dan kali ini entah butuh berapa lama bagi para gadis untuk melihat sang idola mereka lagi.

Melihat hal ini, Yara, dengan nakalnya, masih mengedipkan mata ke setiap wanita dan tersenyum lebar, seolah penampilannya yang sekarang tidak mengurangi pesona sang raja muda.

Terdengar jeritan dan sorakan penyemangat dari para wanita muda agar sang idola bisa melewati masa hukumannya dan bisa bermain lagi bersama mereka.

“Yang Mulia, aku memberimu berkat agar kau lebih semangat menjalani hukumanmu!”

“Yang Mulia, aku akan menunggumu!”

“Yang Mulia, aku akan mentraktirmu saat kau bebas,” dan berbagai sorakan lain memenuhi sepanjang jalan ibu kota.

Sementara itu, untuk kaum pria, ada yang bersedih karena pohon uang mereka terkena hukuman, dan ada juga yang merasa lega, karena di mana pun ada sang raja muda, akan ada bencana, baik untuk mereka maupun orang sekitar.

Dan untuk yang lainnya hanya bisa geleng-geleng kepala melihat sikap raja muda mereka ini.

Setibanya di istana kekaisaran, Bai'Sang melepaskan penjahat kecil itu dengan hati-hati ke tanah, kemudian dia menghilang.

Sementara putra mahkota Juan sendiri, kembali menarik telinga Yara sambil memasuki istana, tepatnya ruang kerja kaisar.

Para rombongan kembali ke aktivitas mereka masing-masing, sementara Mei'yin, putri kedua dari perdana menteri kanan dan sepupu kekaisaran dari klan Si, memasuki paviliun janda permaisuri, nenek dari Yara, untuk memberi kabar baik kepada sang nenek.

“Nenek,” sapa Mei'yin sambil memberi hormat, “Cucu ini datang berkunjung.” Ia kemudian mendekat ke ranjang neneknya dan berbisik, “Nenek, bangunlah, makan sesuatu, lalu berdandan, agar saat Ya'er mengunjungimu, dia tidak melihat kesedihan nenek saat ini.”

“Apa? Ya'er, bocah nakal itu kembali? Benarkah?” Dengan semangat, sang nenek bangkit dan memanggil pelayan tua untuk menyiapkan makanan dan obat, lalu mendandaninya.

Melihat semua itu, Mei'yin hanya bisa tersenyum bahagia melihat betapa bersemangatnya sang nenek. Tak lupa, ia pun ikut membantu sang nenek untuk bersiap-siap.

Kembali ke Yara dan putra mahkota, saat ini mereka menuju ruang kerja sambil menarik telinga sang adik.

“Aw, aw, aw! Gege, kita telah tiba dan Gege masih menarik telingaku! Tolong… tolong… tolong aku! Lihat aku dianiaya Gege, adakah yang akan menolongku?”

Para penjaga pintu ruang kerja kaisar mereka yang melihat seketika tersenyum halus, berusaha tidak tertawa di depan "preman kecil" itu. Bahkan, ada yang menengadah ke langit.

Pemandangan ini bukanlah yang pertama kali; jika dihitung, sudah lebih dari puluhan, bahkan hampir ratusan kali, sejak yang mulia raja muda kehilangan orang tua dan keluarganya.

Seketika, raut wajah mereka terlintas kesedihan untuk sang junjungan kecil ini. Jika itu Yara di masa lalu, dia tidak akan memperhatikan semua ini. Namun, berbeda saat ini, ekspresi itu tidak luput dari mata Yeri.

“Ya'er, lihat, sekalipun kamu sangat barbar, mereka menyayangimu. Aku bisa merasakannya sejak memasuki gerbang hingga saat ini.”

“Ya'er, maafkan kami, sungguh aku minta maaf,” batin sang Yeri sungguh dia sangat tertekan untuk masalah ini.

Menghilangkan suasana hati, Yeri kemudian berulah lagi. “Gege, pertahankan sedikit harga diriku, mengingat aku adalah raja muda di kekaisaran ini. Wah, bagaimana jadinya masa depanku nanti?”

Seketika, siapapun yang ada dan melihat ini tertawa karena konyolnya dan omong kosong dari raja muda mereka.

“Yeah, begini lebih baik,” batin sang Yeri.

Di depan pintu ruang kerja kaisar, Kasim Ma berteriak, “Yang Mulia Putra Mahkota dan Yang Mulia Raja Muda memasuki ruangan!”

"Kembali, akhirnya anak nakal itu kembali…" ucap sang kaisar dengan bersemangat.

Kaisar yang sedang duduk di meja kerjanya sontak berdiri dan bergumam, sembari matanya melihat ke arah pintu dengan tatapan bersemangat.

Terlihat jelas di matanya saat ini. Tanpa memperdulikan etiket sebagai seorang kaisar, ia perlahan berjalan dan memberi isyarat agar putra mahkota dan Yara tidak perlu memberi hormat padanya.

Ia berlari kecil, mengangkat Yara, dan berputar, kemudian kaisar tertawa terbahak-bahak, “Kamu kembali! Akhirnya kamu kembali, anak nakal!”

Yeah, kaisar satu ini pun sedikit barbar. Jika bukan karena terpaksa, karena sang kakak menghilang bersama keluarganya dan meninggalkan makhluk kecil yang nakal ini.

Keluarga dari kaisar saat ini lebih memilih untuk menikmati hidup sebagai raja dan pangeran serta putri biasa, dibandingkan saat ini. Jujur saja, mereka sangat tertekan dengan segala macam etiket di istana. Itu juga yang membuat putri mahkota lebih memilih tinggal di Akademi Bintang Biru, untuk menghindari hal-hal yang merepotkan. Dan sialnya, putra mahkota tidak bisa selalu berada di luar dan harus tetap berada di istana.

“Astaga! Paman, lepaskan Ya'er! Aku akan muntah jika kamu memutarkanku seperti ini!” Yara berteriak untuk mengingatkan sang paman yang barbar ini.

Masih tertawa, “Ha ha ha ha… Ya'er, kamu benar-benar bocah nakal!”

Setelah diturunkan, ia langsung duduk di lantai sambil pura-pura menangis.

“Wua wua wua… Paman, lihat ini,” sambil menunjukan telinganya yang memerah. Sebenarnya, tarikan itu tidak sakit; hanya saja kulit telinganya seputih susu, tetap saja akan meninggalkan jejak merah.

Untuk itu, Yara memanfaatkan situasi ini untuk mengeluh kepada sang paman agar memarahi sang Gege karena menarik telinganya!

Namun, harapannya hanyalah ilusi, dan ia ditakdirkan kecewa dan patah hati.

“Ck, putra mahkota sangat sayang sekali. Mengapa hanya sebelah saja? Lalu, itu tidak imbang, terlihat aneh,” sindir kaisar Sun Jia Shen kepada putranya.

Yara: "_"

Retak patah hati...

Putra Mahkota: "\="

Yeah, ayahnya ini memang lain dari yang lain.

Batin sang putra mahkota.

---

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!