Untuk membalaskan dendam Hansel memilih Aileen menjadi istri.
Dan Aileen yang tidak tahu apa-apa menganggap Hansel sebagai dewa penolongnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BOC BAB 3 - Pertemuan
Menjelang malam Freya dan Pharsa mulai bersiap untuk acara malam ini.
Kedua gadis berusia 20 tahunan itu merias dirinya sebaik mungkin, menggunakan gaun malam dari perancang ternama.
Helda memeriksa anaknya satu per satu, memastikan keduanya tampil dengan sempurna.
Kini Helda berada di kamar anak pertama, Freya. Dia tersenyum melihat sang anak yang begitu anggun dan menawan.
Helda saja sampai terpesona, dia yakin tuan muda dari keluarga Braile itu akan terpesona pula.
"Bagus sayang, kamu tidak mengecewakan Mama." Terang Helda, senyumnya lebar sekali.
"Bagaimana dengan Aileen, apa mama sudah mengurusnya?"
"Tidak perlu cemaskan itu, malam ini dia akan terlihat seperti seorang pria."
Keduanya tertawa, hal paling membahagiakan bagi mereka adalah melihat penderitaan Aileen.
Dan benar seperti apa yang di katakan oleh Helda, saat makan malam nyaris tiba, Aileen keluar dari dalam kamarnya dengan tampilan yang sangat tidak menarik.
Percuma merias diri, karena Helda pasti akan kembali menghancurkannya.
Aileen benar-benar tampil seperti apa yang diinginkan oleh ibu tirinya itu.
Menggunakan gaun malam berwarna hitam yang cukup kebesaran di tubuhnya, merias wajah sangat tipis hanya agar tidak terlihat pucat.
Di ruang tengah saat menunggu tamu semua datang, Freya dan Pharsa tidak henti-hentinya menertawakan Aileen.
Sementara Aileen yang sudah terbiasa dengan hinaan itu semua hanya diam, dia hanya menunduk dan menatap lantai dengan tatapan nanar.
Sampai akhirnya terdengar suara bell rumah ini yang berdengung, keluarga Braile sudah datang.
Helda memimpin langkah untuk menyambut, Freya dan Pharsa berada di samping kanan dan kiri nya. Sementara Aileen mengekor di belakang.
Aileen tahu, dalam pertemuan ini dia tidak diharapkan. Saat semua orang saling sapa dengan suara penuh antusias, Aileen hanya berada di belakang, terus menunduk menatap kedua tangannya sendiri yang saling teremat.
"Ini adalah Aileen, kalian pasti sudah tahu kan. Dia memang anaknya nakal sekali." Terang Helda dengan tawanya yang khas, tawa yang mengandung hinaan.
Helda menarik kuat lengan Aileen, dia gantian mengenalkan anak-anaknya.
"Angkat wajah mu," bisik Helda dengan geram, karena Aileen terus menunduk ketika sudah dia perkenalkan.
Dan Aileen yang sudah terbiasa menuruti semua perintah Helda pun perlahan mengangkat wajahnya.
Hingga akhirnya tatapan Aileen bertemu dengan kedua manik hitam milik seorang pria yang sangat tampan.
Rose sudah mengatakan padanya, jika pria dengan tatapan dingin itu adalah Hansel Braile, tuan muda dari keluarga Braile yang akan dijodohkan dengan salah satu dari kedua kakaknya.
Tak lama Aileen menatap mata itu, dia memutuskan kembali menunduk. Apalagi saat melihat Hansel yang menatap dirinya lekat. Menilai tampilannya dari atas sampai ke bawah.
Tatapan yang membuat Aileen merasa semakin hina di tengah-tengah semua orang.
Setelah perkenalan singkat itu mereka semua kini berada di ruang makan. Duduk rapi di kursi masing-masing.
Namun Aileen merasa selama makan berlangsung Hansel terus menatap ke arahnya dengan tatapan yang entah.
Membuatnya sungguh merasa tak nyaman.
Saat makan malam usai, mereka semua berkumpul di ruang tengah dan saling berbincang. Membicarakan tujuan adanya pertemuan ini.
"Hansel, tante punya 3 putri, tapi Aileen masih terlalu muda untuk menjadi pengantin mu. Jadi pilihlah diantara Freya dan Pharsa, keduanya tak ada celah untuk menjadi pendamping mu yang sempurna." Terang Helda dengan bangga, Angeline pun tersenyum lebar saat mendengar itu.
Diantara Freya dan Pharsa sudah dalam kendalinya.
Tapi tatapan Hansel, terus tertuju pada Aileen yang menunduk.