seorang pemuda berusia 18 tahun bernama Dylan Hopkins, adalah seorang dokter magang yang rajin, berwajah tampan dan berkharisma. ditengah kesibukannya, dia tiba-tiba mendapat telpon dari orang yang tak dikenal untuk menginformasikan bahwa
wanita yang dia pacari selama tiga tahun tiba-tiba melangsungkan pertunangan dengan pria lain.
wanita itu mengkhianatinya hanya karena dia miskin dan bukan dari keluarga kaya.
Yang lebih menyakitkan lagi, ditengah rasa sakit hati karena dikhianati sang kekasih,
Dia malah dipecat dari pekerjaannya.
namun suatu ketika, dia tiba-tiba mendapat kekuatan misterius dari cincin yang pernah dia berikan pada mantan pacarnya sebagai hadiah.
cincin tersebut merupakan cincin peninggalan yang ditinggal oleh orang tua kandungnya.
sejak saat itu kehidupan Dylan mengalami peningkatan baik ekonomi, ilmu medis, bela diri dan kekuatan super lainnya. bagaimana kisah selanjutnya nongkrong terus ya ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rudoelf Nggeok, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Wanita Mabuk Mengetuk Pintu
Tak berselang lama Erika mengambil kembali uang yang berserakan dilantai. Totalnya ada tujuh juta
"Kamu hendak membayar kerugian ku dengan uang ini, Dan barusan menawarkannya padaku, bukan?"
"Kamu benar-benar menganggapku sehina itu?"
"Selama ini yang membelikan barang-barang seharga jutaan itu aku, apa yang telah aku lakukan selama ini, tidak ada artinya buatmu? Kamu orang yang tidak tahu diri yang pernah saya temui!" Kata Dylan dengan suara dingin.
"Erika, aku tahu kamu akan selalu merendahkanku baik kemarin, hari ini dan selanjutnya, itu sudah terpatri dalam hati kotor mu itu!"
"Dan ingat, kamu akan segera merasa rendah diri cepat atau lambat dan akan menyesali yang telah kamu lakukan padaku hari ini."
"Satu hal lagi, jangan pernah merendahkan orang miskin, aku Dylan akan menjadi lebih baik dari kalian semua dimasa depan."
Tidak ada sedikitpun emosi dalam suara Dylan. Suaranya tenang dan misterius. Dia mengambil uang ditangan Erika lalu pergi tanpa keraguan sedikitpun.
Dia tahu betul dengan status Denny, kalau terus tinggal disini, kemungkinan dia akan bermalam dirumah tahanan, jadi untuk menghindari hal itu, dia harus bergegas pergi.
Dia tidak takut akan masalah, namun untuk saat ini, masih banyak hal yang harus di lakukan.
Semua orang yang ada di aula perjamuan merasa lega setelah kepergian Dylan.
"Tuan Denny, bagaimana keadaan anda? Apa anda baik-baik saja?" Saat itulah orang-orang baru bergegas maju dan memapah Denny.
"Bajingan itu sangat kejam, aku akan memanggil polisi untuk segera menangkapnya!"
"Sialan ..."
Denny menatap kearah dimana Dylan pergi, lalu mengultimatum orang yang ada di aula perjamuan itu.
"Tidak ada yang boleh menceritakan masalah ini pada siapapun, bahkan ayahku sendiri, dan jangan perna menelpon polisi, biar aku sendiri yang menghukum bajingan itu. Kalau ada yang berani bersuara, kalian yang akan berurusan denganku juga."
"Tunggu dan lihat saja, nasibmu sekarang ada di tanganku." kata Denny pada dirinya sendiri.
Kejadian hari ini sangatlah memalukan baginya. Kalau sampai polisi turun tangan, tuan ini benar-benar tidak berdaya bila berhadapan dengannya dimasa depan. dan apa bila polisi yang mengurus masalah ini, Denny sendirilah yang telah duluan memprovokasinya.
Jadi ayahnya pasti akan murka kalau ketahuan, karena masalah ini hanya masalah selangkangan saja, bisa-bisanya banyak pihak yang yang ikut melibatkan diri.
Sangatlah memalukan kalau sampai hal itu terjadi. Apa lagi Dylan hanya akan ditahan beberapa hari saja, bagaiman Dia bisa menahan amarah ayahnya?
Beberapa saat kemudian, Erika melangkah maju lalu bertanya "Denny kamu tidak apa-apa?"
"Aku baik-baik saja sayang!" sambil mengelap darah yang masih bercucuran diatas kepalanya. Jangan khawatir Erika, aku pasti akan membalaskan penghinaan ini untukmu. dasar bajingan sialan!"
Erika hany menganggukkan kepalanya dengan patuh. "Si idiot itu Malah berpikir aku akan menyesal? Dia pikir dia siapa? beraninya dia mengancam kamu!"
Saat berbicara tentang Dylan, seulas senyum jijik terlihat diwajah Erika. dia merasa jijik ketika mendengar namanya.
Erika memang saat ini sangat membenci Dylan dari lubuk hatinya.
"Bahkan jika dia jago beladiri, terus kenapa? Apa dia bisa mengalahkan senjata?"
"Orang yang jago berkelahi, profesinya hanyalah sebatas pengawal saja. dia benar-benar idiot."
"Cui! Menjijikan!"
Memikirkan kejadian sebelumnya, Erika meludah dengan jijik. sesaat kemudian, Erika berbisik ke telinga Denny, "Sayang jangan marah-marah lagi, ayo kita pulang, oke?"
Setelah pulang dari hotel, Dylan Tidak langsung kembali ketempat tinggalnya.
Setelah lulus kuliah, dia langsung magang dirumah sakit, selama magang dia tidak pernah menerima gaji. Jadi dia nginap dirumah paman dan bibinya.
Kalau dia pulang dalam kondisi berlumuran darah seperti ini, takutnya orang dirumahnya akan ketakutan.
Dia memanggil taksi, lalu pergi kesebuah butik untuk membeli jas dengan uang dari Erika. Setelah itu dia memesan kamar disebuah hotel lalu kekamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Setelah air mengalir membasahi pipinya, kejadian barusan terpatri lagi dalam ingatannya, dia sadar kalau ini sebenarnya bukanlah mimpi. dia mandi dengan cepat, lalu ketempat tidur, untuk istirahat.
Sambil berbaring, dia mengingat kembali kejadian yang terjadi hari ini.
Kelihatannya cincin kayu itu adalah sebuah harta berharga yang ditinggal orang tuanya untuk dia,
Dylan melihat jari kelingking kanannya yang terdapat lingkaran merah samar, namun cincin kayunya hilang. Setelah dia mengucapkan kata itu, tiba-tiba saja cincin kayu itu muncul kembali.
Dia ingin melepasnya untuk melihat Dengan jelas ada apa dibaliknya, namun cincin itu seolah-olah berakar, tidak bisa dilepaskan.
Apa yang terjadi?"
Kenapa tidak bisa dilepaskan? Yang membuat Dylan kaget adalah, tiap kali dia memikirkan agar cincin itu menghilang, dia akan menghilang, dan sebaliknya kalau ingin cincinnya muncul, dia tinggal memikirkannya saja, maka cincin itu akan muncul.
Apapun yang terjadi, ini adalah harta satu-satunya yang ditinggal kan orang tua kandungnya.
Dylan tidak lagi menyembunyikan cincin kayu itu dari jarinya. siapa tahu suatu hari nanti, dia bisa menemukan orang tua kandungnya lewat cincin ini.
Saat ini, dia hanya memikirkan bagaimana caranya untuk membalas kebaikan ibu asuhnya agar mereka mendapatkan kehidupan yang layak. untuk kedua orang tua kandungnya, waktu yang akan memberitahu segalanya.
Dylan menarik nafas dalam-dalam, dan menghembuskannya perlahan-lahan. terpikir akan sesuatu, dia teringat metode kultivasi primordial, gambaran yang selalu memenuhi pikirannya muncul kembali, layaknya dia telah mempelajarinya bertahun-tahun.
Dan dia bisa mengunakan kemampuannya selama dia inginkan. Metode-metode itu tidak hanya berisikan keterampilan medis tingkat lanjut saja, namun ada metode seni beladiri, kultivasi tubuh dan metode kultivasi primordial.
Alasan aku lebih kuat hari ini seharusnya karena cincin kayu peninggalan kedua orang tua kandungnya melalui metode kultivasi primordial yang mengubah tubuhku menjadi lebih kuat.
perubahan pada tubuhnya, membuat Dylan memiliki kemampuan mata tembus pandang, kekuatan, kecepatan reaksi akan sesuatu. Semuanya meningkat pesat.
Tapi menurut metode kultivasi primordial, ini baru permulaan, dia akan diperkuat dengan menyerap energi langit dan bumi, dan menempuh tubuhnya dengan cara berendam dalam cairan ramuan obat, agar bentuk tubuh dan tulangnya menjadi kokoh.
Dengan kekuatanku sekarang sudah cukup bagiku untuk berkuasa di wilayah laut Utara ini. Erika tunggu dan lihatlah kebangkitan orang yang telah kamu campakkan ini.
Sesaat kemudian ...
Tok! tok! tok!
terdengar ketukan pintu dari luar, dengan sangat cepat seperti sedang terburu-buru. Dylan Sedikit mengernyit lalu turun dari tempat tidurnya untuk membuka pintu.
Begitu pintu terbuka, seorang wanita tiba-tiba menghamburkan dirinya dalam pelukan Dylan lalu berkata
"Tolong aku ..."
Dengan berkata lirih keluar dari mulut wanita itu membuat Dylan merasa iba melihatnya.
"Siapa kamu? Apa yang terjadi padamu?"
Dylan tercengang lalu memperhatikan wanita itu dengan saksama, sosoknya yang anggun, berambut ombak dan berkaos Puti pendek bergambar panda yang tampak seperti hidup.
Ada liontin yang tergantung dilehernya menghiasi kulitnya yang putih cerah dan mulus.
Kaos pendek membuatnya terlihat seksi dan langsing. Dia mengunakan celana denim pendek, memperlihatkan pinggulnya yang montok, kakinya yang ramping menambah aura keindahan yang memesona.
Cantik sekali gadis ini!
Dylan belum pernah melihat wanita berparas cantik dan seksi seperti ini sebelumnya. Dia bak artis yang wara Wiri dilayar TV.
Sangat jauh berbeda dengan erika yang terlihat sederhana, namun sedikit norak, Dylan Tidak terlalu tertarik memuji wanita itu.
Sekilas Dylan merasa kalau wanita ini agak aneh, selain beraroma kemewahan, ada bau alkohol yang menyengat. Matanya yang besar, berair dan sayu.
Dia sepertinya sudah dibius.
Dylan adalah lulusan kedokteran jurusan ilmu pengobatan tradisional.
Selain itu dia juga sedang mengembangkan kultivasi primordial. Jadi sekilas pandang saja dia langsung memastikan, kalau gadis ini telah dibius.
Tak tak tak!
Terdengar derap langka kaki dari kejauhan, Dylan menatap kearah koridor, dia melihat dua orang pria sedang mendekati mereka, mereka memandang Dylan dengan senyum jahat dari kejauhan.
Tak lama setelahnya mereka sudah berada tepat dihadapan Dylan.
"Hey bung, kenapa kamu memeluk istriku?" bentak Seorang pria kekar dengan nada kasar.
"Mau cari masalah denganku?
dia sedang mabuk, balikin dia padaku, maka aku mengampunimu." Dia mencoba meraih dan akan membawa gadis ini pergi.
dilihat dari tampang dan bekas sayatan luka diwajahnya, tampaknya kedua pria inilah yang membuat gadis ini menjadi seperti ini!
"Istrimu?"
Dylan mendorong lengan pria kekar itu, Sambil berkata acu tak acu "Kalau kamu ingin mengejar seorang gadis, gunakan cara yang tepat, jangan mengunakan cara licik dan keji seperti ini!°
"Memangnya kamu benar-benar ingin membawanya pulang? Aku rasa tidak! aku tahu otak kotor kalian itu.. "
"Brengsek ..."
"Kamu yang memaksaku untuk bertindak kasar!" pria itu langsung mengeluarkan belati dari balik celananya
Dylan menatap keduanya sambil tersenyum,
"Pertama, setiap sudut koridor ini diawasi dengan ketat, aku tidak percaya kamu ingin menusukku." Kata Dylan.