Dibesarkan dari bayi, oleh seorang pemulung yang menemukannya di tumpukan sampah, dan dia dihina dengan tetangganya karena hidup miskin bersama orang yang menemukannya. dan dia juga di anggap anak haram karena mereka menganggap orang tuanya malu saat melahirkannya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Kubur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
...
" Udah mah jangan banyak-banyak. berat bawanya." ucap kiran sambil menghela nafas panjang, saat bu anggun terus membelikan semua barang-barang yang menurut kiran sudah sangat banyak, dari tas, sepatu, deras, bahkan bu anggun membelikan handphone keluaran terbaru yang harganya mencapai puluhan juta.
sedangkan bu anggun tersenyum mendengar ucapan kiran yang keberatan membawa belanjaannya, bu anggun mengambil Hpnya untuk menghubungi seseorang.
" kalian kesini 2 orang.!" ucap bu anggun saat panggilan terhubung, kemudian bu anggun langsung mematikan panggilan,
kiran mengernyit mendengar bu anggun menelpon seseorang untuk datang.
bu anggun selalu menyuruh untuk semua bodi guard atau pengawal bayangan tidak mendekat, selagi dalam keadaan aman, tapi mereka harus siap siaga setiap saat karna musuh datang tidak mengucap permisi.
" siapa yang mamah undang kesini.?" tanya kiran.
" body guard keluarga kita sayang, mamah lupa tadi suruh mereka kawal kita, supaya mereka bisa bantu bawain barang barang yang kita beli." jawab bu anggun menjelaskan, kiran hanya mengangguk mengerti..
tak lama bu anggun, dan kiran menunggu, ada 2 bodi guard yang bertubuh kekar dan bertato mahkota di setiap lengannya menghampiri mereka.
Ya body guard itu adalah gangster yang pak perabu sewa untuk mengawal istrinya.
" hanya ini nyonya.?" tanya salah satu diantara bodi guard bu anggun.
" ya itu saja dulu. dan salah satu dari kalian masukan kedalam mobil yang lain ikut saya." perintah bu anggun. tanpa banyak tanya mereka langung melaksanakan perintah bu anggun.
" ayo sayang kita beli skincare buat kamu, setelah itu kita ke langsung pulang mamah mau masakin kamu masakan sepesial." lanjut bu anggun sambil melangkahkan kakinya. sedangkan kiran hanya mengangguk pasrah mengikuti bu anggun. dan di belakang mereka ada satu body guard yang mengawasi.
.
sedangkan ditempat lain masih dalam mall yang sama, desi dan putra baru selsai menuntaskan hasrat mereka.
" sayang aku pingin ganti mobil baru." ucap desi sambil merapikan pakaiannya yang berantakan.
" kan mobil kamu masih baru sayang, kok mau ganti lagi." putra menjawab sambil mendekat dan memeluk desi dari belakang, dan menciumi leher desi yang masih ada bekas tanda cintanya, putra belum puas karna mereka hanya melakukannya sekali saja, tidak seperti biasanya sampai mereka lelah.
" ssssttt, udah sayang kita lanjut nanti lagi di apartemen." desi mend*sah saat putra mulai melancarkan aksinya kembali dengan meremas gunung kembar desi yang belum tertutup sempurna.
" sekali lagi ya sayang.." ucap putra memohon, karna hasratnya sudah sampai ubun-ubun lagi, desi membalik badan menghadap putra dan berucap.
" tapi nanti kita bisa lama kalau melakukan disini lagi, lagian capek sayang berdiri terus mainnya." jawab desi tetap menolak.
" ya udah bantu aku keluarin ya sayang, aku udah gak tahan." ucap putra memaksa dengan cara yang berbeda.
" iya udah, tapi kamu janji ya sayang nanti beliin aku mobil baru." jawab desi, kemudian desi berlutut di depan putra untuk menjinakkan king cobra yang sudah berdiri tegang.
dengan lincahnya desi memainkan king cobra putra dengan tangan dan mulutnya, sedangkan putra dibuat merem melek saat desi mempercepat gerakannya.
" sssttt sayang kamu pinter banget puasin aku." racau putra disela permainan desi. desi semakin mempercepat agar putra cepat menuntaskannya.
tidak sampai 10 menit akhirnya putra mengeluarkan bisa king cobranya..
" ssssttt sayang aku keluar.." putra mencengkam rambut desi, tanpa tanpa mau melepaskan agar keluar di mulut desi, sedangkan desi hanya pasrah dan menikmati semburan yang masuk ke mulutnya.
tanpa rasa jijik desi mengeluarkan bisa yang ada dimulutnya ke tangan yang sudah memegang tisu.
" makasih ya sayang.." ucap putra sambil menciumi seluruh wajah desi.
" iya sayang, ayok buruan kita keluar aku mau belanja, terus kita lanjutin di apartemen, nanti gantian kamu yang puasin aku." jawab desi dengan suara manjanya, desi sendiri juga terpancing kembali hasratnya saat membantu putra.
" hmm pasti sayang, nanti aku bikin kamu puas, tapi aku mau izin ayah dulu untuk tidak masuk kantor hari ini, aku mau seharian ditemenin kamu." jawab putra.
" iya baiklah aku bakalan temenin kamu seharian di atas ranjang, asal kamu janji beliin aku mobil baru." ucap desi terus meminta mobil baru pada putra.
" itu urusan kecil sayang bagi aku." jawab putra menjentikkan jari.
mereka keluar setelah merapikan pakaian, dan desi memakai make up lagi karna make up yang sebelumnya luntur oleh keringatnya.
putra memberikan uang kepada teman desi pemilik toko, sudah seperti menyewa kamar..
.
kembali ke kiran, kini kiran dan bu anggun sudah sampai ke di gerbang istana keluarga perabu, dua satpam langsung berlari membuka gerbang saat melihat siapa yang datang.
mobil berhenti tidak jauh dari gerbang atas permintaan bu anggun, agar kiran bisa menghafal setiap sudut di rumah itu nantinya.
" mah ini beneran rumah mamah.?" kiran sangat takjub melihat rumah yang sangat besar milik mamahnya, bahkan dari gerbang menuju ke rumah saja jauh, dan di kelilingi taman indah di kanan dan kirinya, kiran terus mengedarkan pandangan ke seluruh tempat yang luas. bu anggun tersenyum melihat tingkah kiran.
" iya sayang, ini rumah peninggalan almarhum nenek dan kakek kamu." jawab bu anggun jujur.
" kirain aku masih punya kakek dan nenek." ucap kiran yang tidak tahu tentang kakeknya dan neneknya.
" mereka meninggal saat kejadian bersama dengan hilangnya kamu dulu sayang, mereka mengorbankan diri untuk mengulur waktu agar kita bisa menjauh dari bahaya, tapi ternyata musuh sangat pintar dalam mengatur strateginya." jawab bu anggun sedih jika mengingat kejadian dulu, kiran memeluk bu anggun.
" tapi mamah sangat beruntung saat ini karna kamu sudah ketemu, itu akan menjadi obat tersendiri untuk mamah dan papah." lanjut bu anggun, sebelum mereka melanjutkan berjalan, satu dari tiga satpam rumah bu anggun menghampiri.
" biar saya yang bawa tasnya non, sepertinya non capek karna terlihat berat tasnya." ucap satpam yang menghampiri mereka.
" tidak usah pak, biar saya bawa sendiri." jawab kiran menolak.
" tidak apa non, biar saya bantu, non jalan saja saya ikutin dari belakang." ucap satpam itu lagi, kiran menatap bu anggun untuk meminta persetujuan, bu anggun mengangguk sebagai jawaban.
" terima kasih ya pak." jawab kiran dan memberikan tas besar miliknya.
" sama-sama non ini juga sudah tugas saya membantu non."
para ART dan seluruh orang yang bekerja dirumah keluarga perabu sudah diberi tahu jika mereka akan kedatangan seseorang yang istimewa.
kiran tersenyum mendengar jawaban satpam itu, dan bu anggun menggandeng tangan kiran agar cepat masuk kedalam rumah.
belum sempat membuka pintu, 4 ART sudah menyambut kedatangan mereka dengan membukakan pintu rumah,
" selamat datang nyonya dan nona." sapa mereka serempak, sambil membungkuk kan badan sebagai tanda hormat,
kiran semakin takjub melihat isi di dalam rumah, barang mewah milik keluarga putra sepertinya tidak ada apa apanya di banding dengan barang barang yang ada disini, itu yang ada dipikiran kiran..
" mbok surti sudah siapkan apa yang saya minta tadi pagikan.?" tanya bu anggun pada kepala ART yang sudah sepuh.
Bersambung...