TAMAT
.
Kisah Kaisar yang hidup dalam keluarga yang tidak utuh, Ayahnya menceraikan sang Ibu dan lebih memilih cinta pertamanya semasa muda dulu.
Sang Ibu terpaksa meninggalkan Kaisar karena ancaman suaminya sendiri, ia pergi membawa bayi perempuan yang masih berada diperutnya dan terlahir dengan nama Keiina yang tidak diketehaui keberadaannya oleh suaminya.
Kaisar tumbuh menjadi anak yang penuh dengan dendam dan sangat membenci sang Ayah juga istri yang sudah merebut posisi ibunya, di masa depan ia mencari keberadaan sang ibu dan adik yang belum pernah ia temui.
Apa yang terjadi dengan hubungan Kakak beradik antara Kaisar dan Keiina?
Akankah mereka saling mengenali saat bertemu untuk pertama kalinya?
Bagaimana saat cinta menghampiri Kaisar maupun Keiina, akankah pengkhiatan sang Ayah membuat mereka trauma dan membatasi diri?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shann29, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 9
Kaisar masuk ke gedung perkantoran WG Group. Aura dingin dan tatapan tajam sangat terasa di setiap langkah Kaisar.
Kaisar mengedarkan pandangan melihat semua sisi yang ia lewati hingga masuk ke dalam sebuah lift khusus presdir yang membawanya naik ke lantai tertinggi dimana ruangannya berada.
"Siapa asistenku?" Tanya Kaisar dingin.
Seorang pria maju satu langkah. "Saya Tuan." Jawab pria dengan kaca mata yang membingkai wajahnya.
"Siapa namamu?" Tanya Kaisar lagi.
"Aldo, Tuan." Jawabnya dengan percaya diri.
"Good." Kata Kaisar yang menyukai sikap percaya diri Aldo dengan wajah tegasnya.
"Ini sekertaris anda, bernama Susan." Kata Aldo memperkenalkan.
Kaisar melihat Susan dengan pakaian yang tidak Kaisar sukai. "Kau mau mendampingiku bekerja atau menggoda klienku? Pakaianmu seperti kurang bahan." kata Kaisar dengan nada dingin.
Susan melihat ke arah rok nya yang memang sangat pendek.
"Carikan aku sekertaris senior, meski berumur juga tidak apa!!" Perintah Kaisar.
"Baik Tuan muda, saya akan siapkan dua jam lagi sebelum rapat direksi dimulai." Kata Aldo.
"Dan kau, jika masih ingin bekerja disini. Perbaiki caramu berpakaian, disini tempat untuk bekerja, bukan untuk menggoda karyawan apalagi petinggi perusahaan!" Kata Kaisar dengan tegas dan membuat nyali
Susan menciut.
Dua jam kemudian, Aldo membawa Marry, seorang sekertaris direktur keuangan yang sudah senior dengan usia 35 tahun dan memiliki tiga orang anak. Kaisar lebih menyukai Marry terutama saat Marry menjelaskan tentang rapat direksi nanti, terlebih pakaian Marry yang menurutnya rapih dan sopan.
Kaisar masuk ke dalam ruang rapat dan diikuti oleh Aldo dan Marry. Semua berdiri dan menunduk hormat pada Kaisar termasuk Anhar sendiri.
"Saya sudah melihat kinerja kalian di setiap divisi, silahkan teruskan kinerja kalian. Dan satu hal yang harus kalian tahu, saya tidak memaafkan sebuah pengkhianatan dalam bentuk apapun." kata Kaisar dengan dingin.
"Dan satu hal lagi, beri pengumuman ke setiap divisi yang kalian pegang. Berpakaian rapih dan sopan, awasi karyawan kalian jika ada yang melakukan affair dengan rekannya, terutama untuk yang sudah berumah tangga, langsung tindak lanjuti dengan tegas. Tidak ada kesempatan untuk para pelaku pengkhianat dalam bentuk apapun di perusahaanku ini." Tegas Kaisar.
Anhar hanya menatap nanar sang putra, Kaisar berbicara seolah tengah menyindir dirinya. Seorang pengkhianat yang mengkhianati ibu dari putranya, wajar saja jika kaisar kini begitu membenci Anhar.
**
Beberapa waktu terlewati. Keiina lulus dengan nilai terbaik. Meski Keiina tidak kuliah di universitas ternama, namun Keiina tidak kecewa, ia mengerti kondisi sang Ibu yang hanya mampu mengkuliahkan Keiina di tempat yang biasa saja di daerahnya dan hanya mengambil D3 saja.
Keiina membuka emailnya, ia mendapati panggilan interview di kantor pusat yang berada di Kota. Meski Keiina melamar pekerjaan untuk menjadi administrasi di sebuah klinik yang akan berubah menjadi rumah sakit, tetap saja Keiina harus mendatangi kantor pusatnya terlebih dahulu.
"Ma..." Panggil Keiina pada Adelia yang sedang menyiapkan makan malam.
"Iya, sayang. Ada apa?" Tanya Adelia lembut.
"Keii dapat panggilan kerja untuk interview di klinik." Kata Keiina hati hati.
"Oh ya? Cepat sekali." jawab Adelia takjub.
Keiina tersenyum, "Tapi, Ma.. Keii harus interview dulu di kantor pusatnya di kota." Ucap Keiina ragu ragu.
Adelia menatap wajah Keiina yang penuh harap, sudah dua puluh satu tahun lamanya Adelia meninggalkan kota dan berdiam diri di daerah pinggiran pantai yang belum ramai dikunjungi orang luar.
"Ma, Keii akan menjaga diri Keii. Atau Mama bisa ikut menemani Keii. Setelah interview, jika Keii langsung di terima, Keii harus training dulu salama enam bulan di kantor pusat sebelum klinik disini menjadi sebuah rumah sakit." Jelas Keiina.
Adelia tersenyum, "Persiapkan dirimu, pergilah ke kota dan Mama tetap disini. Jagalah dirimu baik baik, Mama percaya padamu." Ucap Adelia.
Keiina terkejut, semudah ini Adelia memberinya ijin.
"Kamu harus mengembangkan dirimu, Keii. Tidak mungkin berada disini terus. Mama akan tetap disini karna Mama tetap harus membuka toko kue kita.
Keiina menatap sendu wajah Adelia, "Mama tidak apa apa?" Tanya Keiina.
"Mama baik baik saja, Sayang. Pergilah dan kejar impianmu. Mama akan tetap berada disini untuk mendoakanmu." Kata Adelia dengan tulus.
Adelia melepas Keiina, ia yakin jika Keiina bisa menjaga dirinya dengan baik, dan jika suatu saat Anhar menemukan Keiina, Adelia yakin jika Kaisar akan melindungi adiknya.
Keiina mempersiapkan segala keperluannya, jika hasil interview bagus dan Keiina di terima, Keiina akan langsung training di kantor pusat dan karena Keiina pelamar dari daerah untuk rumah sakit di daerah, maka akan di sediakan mess khusus slama ia menjalani training.
Dan disini lah Keiina berada, di sebuah kantor yang memegang kendali rumah sakit yang tersebar di berbagai daerah.
Keiina meremat jari jarinya karena gugup saat memasuki gedung perkantoran Medika Group, dari puluhan orang yang melamar di daerahnya, Keiina merupakan salah satu dari lima belas orang yang diterima.
Bughh.
"Awsshhh." Keiina terhuyung saat tidak sengaja bertabrakan dengan seorang pria.
"Hei..!" Kata Ryu kesal namun menahan pinggang Keiina.
Ryu terpesona saat menatap mata bulat Keiina, mata yang begitu indah dan teduh seperti milik sang Mama, Ayla.
"Maafkan saya, dok." Kata Keiina lalu melepaskan diri dari tangan Ryu yang tadi menahan pinggangnya.
Ryu melihat pakaian yang dipakai oleh Keiina, kemeja putih dengan rok hitam sepan selutut. "Kamu salah satu yang di interview hari ini?" Tanya Ryu.
"Iya, Dok." jawab Keiina sopan.
Ryu memakai jas putih yang menandakan jika dirinya adalah salah seorang dokter di rumah sakit Medika Group meski entah rumah sakit yang mana.
Ryu mengangguk. "Naiklah ke lantai delapan, kamu bisa memakai lift itu. Di sana tempat interviewnya." Kata Ryu berbaik hati.
Keiina mengangguk lalu mengucapkan terima kasih, kemudian ia undur diri untuk menuju lift.
"Cantik.." Gumam Ryu dan tersenyum samar.
Ryu memang tengah berada di kantor pusat untuk rapat direksi, ia juga akan ikut menyeleksi pegawai yang akan diterima diperusahaannya, karna rumah sakit di daerah yang akan di bangun nanti merupakan tanggung jawabnya.
Keiina mendapat urutan ke 3, ia sempat terkejut saat kembali bertemu dengan Ryu.
"Silahkan duduk, Nona Keiina." Kata Rudi kepala HRD.
Keiina duduk dan menjalankan interview dengan baik.
"Keiina, hem nama yang cantik secantik orangnya." Batin Ryu.
"Kamu asli orang sana?" Tanya Ryu.
"Iya, Pak. Saya asli orang sana, saya lahir disana dan besar di sana juga." Jawab Keiina.
Ryu mengangguk, "Kamu bersedia mengikuti training disini selama 6 bulan?"
"Bersedia, Pak." Jawab Keiina mantap.
"Setelah 6 bulan dan jika hasil trainingmu bagus, kamu akan kembali ke daerahmu dan bertugas menjadi bagian administrasi rumah sakit disana." Ucap Rudi.
"Iya Pak." Jawab Keiina lagi.
"Hem baiklah, ini kontrakmu. Jika kamu mengundurkan diri sebelum enam bulan, kamu akan membayar penalty 6 kali lipat dari gaji yang kamu terima." Kata Rudi sembari menyodorkan surat kontrak.
Keiina membacanya dan mendandatanganinya. "Mama, doakan Keii agar Keii secepatnya bisa bertemu dengan Kak Kai selama disini." Batin Keiina sambil tersenyum menatap tandatangannya.
Diam diam Ryu mengambil foto Keiina dari ponselnya. "Kejarlah Ryu, jodohmu bukan lagi sedang otw, tapi sudah ada di depan mata." Batin Ryu.