Kedatangannya di kota lain dengan niat ingin memberi kejutan pada suaminya yang berulang tahun, namun justru dialah yang mendapat kejutan.
Semuanya berubah setelah ia melihat langsung dengan mata kepalanya sendiri, suami yang sangat di cintainya menggendong anak kecil dan dan merangkul seorang wanita di sampingnya.
"Siapa wanita itu Mas!" Bentak Anastasya.
"Dia juga istriku." Jawab Damian.
Deg!
Anastasya tersentak kaget, tubuhnya lunglai tak bertenaga hampir saja jatuh di lantai.
"Istri?" Anastasya mengernyitkan keningnya tak percaya.
Hatinya hancur seketika tak bersisa, rasanya sakit dan perih bagai di sayat pisau tajam. Suami yang selama ini dia cintai ternyata memiliki istri di kota lain.
Bagaimana nasib rumah tangganya yang akan datang? Apakah ia mampu mempertahankannya ataukah ia harus melepaskan semuanya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Herazhafira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Di Culik
Setelah mereka makan, mereka menuju arena permainan anak-anak, Radit sangat senang naik komedi putar bersama Anastasya bergantian dengan Rini.
Kanaya menghampiri Anastasya yang sedang asik bermain kemudian mengajaknya belanja.
"Tasya, temenin aku liat tas yuk!" Ajak Kanaya.
"Aku masih ingin main, seru lho." Tolak Anastasya.
"Ayo, sebentar aja, aku ingin minta pendapat mu juga." Bujuk Kanaya.
"Baiklah." Anastasya mengikuti Kanaya memasuki salah satu toko tas brand ternama. Kanaya dengan antuasias memilih tas mana yang ingin di belinya.
"Tasya, ini bagus nggak?" Kanaya memperlihatkan 1 tas di tangannya.
"Bagus." Singkat Anastasya.
"Baiklah, aku ambil yang ini. Kalo kamu pilih yang mana?" Tanya Kanaya.
"Tidak, Tas di kamarku masih banyak." Tolak Anastasya. Ia tidak pernah memikirkan ingin memiliki apapun untuk sekarang ini, yang dia pikir hanya ingin mengingat semuanya.
"Aku ke toilet bentar ya? kamu tunggu aja di sini." Pamit Kanaya, tapi dia tidak ke toilet.
"Jangan lama-lama." Ujar Anastasya.
Kanaya keluar dari toko menuju tempat permainan, Sedangkan Anastasya berkeliling melihat model tas yang lainnya.
Tidak lama kemudian seseorang gadis menghampirinya, "mbak temennya Kanaya kan? Kanaya sedang pingsan di toilet." Ujar gadis itu.
"Kok bisa mbak?" Tanya Anastasya kaget.
"Dia kepleset di lantai." Jawabnya.
"Baiklah, saya segera ke sana." Anastasya panik.
Tanpa berpikir panjang Anastasya berlari kecil menuju toilet. Ia segera masuk dan mencari keberadaan Kanaya, namun tidak menemukannya.
"Duh..! gimana nih." Bingung Anastasya sambil menekan pelipisnya berkali-kali. Ia semakin panik saat semua orang melihatnya secara bergantian.
"Kamu sedang cari wanita yang jatuh tadi ya?" Tanya seseorang.
"Iya, apa mbak tau dia dimana?" Tanya Anastasya.
"Tadi dia meminta di bawa ke basement, katanya mau ambil obat di mobilnya." Jawab orang itu.
"Baiklah, makasih." Anastasya segera keluar dari toilet, kemudian masuk kedalam lift menuju basement. Saat lift terbuka di basement, ia keluar kemudian dua orang langsung membekap mulutnya dengan sapu tangan yang sudah di berikan obat bius.
"Mmhhh." Berontak Anastasya sebelum kesadarannya benar-benar menghilang.
Mereka memasukkan Anastasya menuju salah satu mobil yang terparkir kemudian segera membawanya keluar dari basement.
Sedangkan Kanaya tersenyum puas, saat meminta ijin pada Anastasya sebenarnya ia ke tempat permainan anak-anak dan bermain dengan Radit. Setelah setengah jam, ia kembali ke toko tas dan pura-pura mencari keberadaan Anastasya.
Ia mengambil ponselnya di dalam tas kemudian menghubungi Damian.
"Halo." Jawab Damian.
"Hikss, hikss, Mas..! tolong aku! Tasya menghilang." Kanaya pura-pura panik.
"Jangan becanda Naya." Ujar Damian.
"Tidak Mas! Tasya beneran hilang, aku sudah mencarinya kemana-mana, tapi tidak menemukannya." Jelas Kanaya.
"Kok bisa?" Damian mulai panik.
"Tadi kami liat tas, trus aku tinggal sebentar untuk ambil dompet yang tertinggal di Rini. Pada saat aku kembali, dia sudah nggak ada." Jelas Kanaya.
"Kenapa kamu meninggalkannya sendiri? kamu bisa mengajaknya kan?" Damian makin panik.
"Dia nggak mau mas! katanya tunggu di sini aja karena mau cari tas." Ujar Kanaya.
"Kamu sudah cek ke toilet? mungkin dia ke sana." Damian mengambil kunci mobilnya segera keluar dari ruangannya.
"Sudah Mas, aku sudah memeriksanya tapi nggak ada." Ujar Kanaya.
"Aku akan ke sana." Damian menutup telpon kemudian masuk ke dalam lift yang sudah terbuka.
"Bos! mau kemana? buru-buru amat." Tanya Geri saat mereka bertemu di lobby.
"Temenin gw, Tasya hilang lagi. Kali ini di Mall." Damian menekan pelipisnya menghawatirkan Anastasya.
"Kenapa istri Lo suka menghilang?" Lirih Geri.
"Jangan becanda Ger! gw sedang panik." Kesal Damian.
"Dia ke toilet kali bos?" Ujar Geri.
"Kanaya sudah memeriksa di toilet, tapi nggak ada. Masalahnya kali ini Tasya tidak tau jalan pulang. Aku takut dia kenapa-kenapa." Damian menyerahkan kunci mobilnya pada Geri kemudian duduk di kursi depan, "Ngebut!" Perintah Damian.
Geri menjalankan mobilnya menuju Mall dengan kecepatan diatas rata-rata.
"Lo nggak bisa cepetan lagi?" Kesal Damian.
"Bos nggak liat jalanan macet!" Geri ikutan kesal.
Damian memalingkan wajahnya dengan kesal. Ia sangat takut Anastasya tidak di temukan. Ia mengambil ponselnya lalu menghubungi Kemal untuk membantunya mencari Anastasya.
Saat tiba di Mall, ia segera menghubungi Kanaya.
"Kamu di mana?" Tanya Damian.
"Masih di toko Tas lantai 2, aku menunggu Tasya, mungkin saja ia kembali ke sini." Jawab Kanaya.
"Jangan kemana-mana, aku akan ke sana." Damian menutup telponnya dan segera naik ke lantai 2 bersama Geri.
Saat sampai di sana, Kanaya langsung berhambur memeluk Damian, ia menangis tersedu-sedu menyalahkan dirinya sendiri karena meninggalkan Anastasya di sana.
"Hikss, hikss, Maafkan aku mas..! aku nggak bisa menjaganya dengan baik." Ujar Kanaya berderai air mata.
"Berhentilah menangis, dimana Radit? Tanya Damian.
"Masih di tempat permainan." Jawab Kanaya.
"Lebih baik kamu ke sana dan pulang, Tasya biar aku yang mencarinya." Perintah Damian melepaskan pelukan Kanaya.
"Baik Mas, aku pulang duluan, mudah-mudahan Tasya cepat ketemu, aku sangat menghawatirkan nya." Ujar Kanaya kemudian berbalik ke Geri, "Geri, aku duluan ya." Pamit Kanaya kemudian berjalan meninggalkan mereka.
"Kenapa gw curiga dengan Kanaya ya?" Gumam Geri.
"Dia sudah berubah, dia sudah seperti saudara dengan Tasya. Selama dia tinggal di rumah, ia selalu menemani Tasya dan menghiburnya. Dia sudah tau bagaimana posisinya di rumah." Jelas Damian.
"Nggak ada wanita yang akan rela berbagi suami bos! mau itu istri pertama atau kedua. Bohong jika mereka terlihat baik-baik saja tapi ternyata didalam hati mereka sakit bos!" Ujar Geri.
Damian berbalik melihat Geri penuh selidik. "Kenapa Lo makin tau hati perempuan?" Apa Lo sudah berganti kelamin? Cepat cari Tasya!" Kesal Damian.
"Hehehe, Gw habis nonton film tentang perselingkuhan bos!" Ujar Geri langsung mendapat pukulan di lengannya.
"Jangan kebanyakan nonton. Ayo kita cek cctv! Gw makin stres dengerin omongan Lo." Damian melangkahkan kakinya menuju ruang cctv.
Damian meminta salah satu satpam untuk membawanya bertemu dengan manajer Mall. Ia meminta ijin untuk memeriksa cctv dan Manager menyetujuinya.
Saat memeriksa cctv, ia melihat seorang gadis bicara dengan Anastasya kemudian Anastasya ke toilet, lalu masuk ke dalam lift. Ia sangat kaget melihat 2 orang menutup hidung Anastasya secara tiba-tiba saat ia keluar dari lift di basement.
"Brengsek! ada yang mencuri istri gw Ger!" Damian mengepalkan kedua tangannya lalu memukul meja cukup keras membuat mereka tersentak dan menatap ke arahnya.
"Sorry, gw emosi." Kesal Damian.
"Ayo, kita cari Tasya! Kita lapor ke polisi dulu karena sudah ada buktinya kan?" Ujar Geri kemudian meminta video cctv yang ada di basement.
"Sebentar! Ger, periksa kembali cctv nya, apa disitu keliatan plat nomor mobil yang membawanya?" Tanya Damian.
"Tidak keliatan bos." Ujar Geri setelah mengecek ulang.
"Brengsek! kemana mereka membawa istri gw?" Umpat Damian.
"Tenang bos! anak buah kita juga sudah mencarinya kan? aku sudah mengirim ciri-ciri mobil yang membawanya." Geri mencoba menenangkan Damian.
"Mana bisa gw tenang! istri gw di culik! apa yang akan mereka lakukan padanya?" Damian mengusap wajahnya dengan kasar.
Geri hanya bisa diam, yang dikatakan Damian memang benar.
Mereka keluar dari ruang cctv kemudian menuju basement. Ia bertanya pada beberapa orang yang ada di sana tentang mobil yang membawa Anastasya, namun tidak menemukan apapun.
.
.
.
Bersambung.....
Sahabat Author yang baik ❤️
Jika kalian suka dengan cerita ini, Jangan lupa, Like, Komen, Hadiah, Dukungan dan Votenya ya! 🙏🙏🙏
tendang aja burungnya biar ga BS terbang sekalian . gedeegggggg bgt.
ga mgkn hamil juga lah. kayaknya si Damian mandul. tp ditipu SM Mak Lampir.
gunakan hp, minta tolong Austin kek, atau minta tolong Tirta kek. gedeghhggg