Naina harus menyembunyikan fakta bahwa dokter Nickolas Carter adalah seorang pria yang impoten. Sementara Nick harus menyembunyikan fakta bahwa Naina adalah seorang wanita malam.
Dalam perjanjian tersembunyi itu mereka terikat sebuah pernikahan.
"Buat aku sembuh, setelahnya aku akan melepaskanmu," kata Nick.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
SA Bab 9 - Jadikan Obsessi
Karena tidak bisa langsung bermain ke inti, jadi keduanya sepakat untuk saling memberi rangsangan-rangsangan kecil terlebih dahulu. Saling mengenal satu sama lain dan bersikap layaknya teman tapi mesra.
Pernikahan ini bukanlah beban, tapi mereka saling membantu satu sama lain. Naina akan bantu menyembuhkan penyakitnya Nickolas dan merahasiakannya, sementara Nickolas membantu Naina keluar dari dunia gelap itu, merahasiakannya dan membiayai pengobatan sang ibu.
Tak ada yang dirugikan.
Selesai Naina menangis di dalam pelukan sang dokter, mereka memutuskan untuk beristirahat di dalam kamar. Sejak tadi Nickolas juga terus menatap ke arah dua buah dadda Naina yang nyaris keluar dari gaun malam tersebut.
Dadda Naina nampak begitu kenyal dan sintal, terlihat kencang dan seperti enak jika dimainkan menggunakan kedua tangannya. Nickolas harus berpikir mesyum seperti ini untuk memancing gairrah di dalam dirinya. Diam-diam Nickolas pun menggenggam salah satu tangannya, seolah sedang meremaas dadda Naina tersebut.
Dan Naina sebenarnya sadar jika sedang jadi pusat perhatian, tapi dia pura-pura sibuk sendiri. Merapikan beberapa belanjaannya siang tadi yang belum dimasukkan ke dalam lemari, sesekali Naina membungkuk memperlihatkan daddanya yang menggantung indah.
Naina yang nakal memang sengaja berpose menggoda, memanjakan mata sang dokter dengan pemandangan liuk tubuhnya.
"Selesai," kata Naina saat semua bajunya sudah tersusun di dalam lemari. Dia lantas ke kamar mandi sebentar untuk mencuci tangan dan kembali ke ranjang lalu naik, memposisikan diri untuk duduk di samping sang suami yang sejak tadi sudah ada di sini.
"Besok pagi dokter pergi jam berapah?" tanya Naina.
"Jam 9, aku tidak langsung ke rumah sakit. Masih harus pergi menemui seseorang."
"Siapah?" tanya Naina lagi, dia bergeser sedikit dan memeluk lengan sang suami. Memainkan jemari Nickolas hingga tangan mereka saling menggenggam.
Lama-lama Naina panas sendiri, sementara dokter Nickolas tidak bereaksi apapun. Namun untuk hal seperti ini Naina selalu bisa mengendalikan diri, dia tak pernah jadi buddak nafsu.
"Rekan bisnisku," balas Nickolas apa adanya.
"Paginya mau ku buatkan sarapan atau tidak?" tanya Naina, dia juga menatap lekat, karena wajahnya bersandar di lengan sang suami, jadi dia sedikit mendongak, sementara tatapan Nickolas tetap tertuju pada dua buah dadda itu. Apalagi ujung dadda Naina pun mulai nampak menyembul.
"Memangnya kamu bisa masak?"
"Bisalah!" balas Naina dengan semangat, seolah tak ingin diragukan tentang hal ini.
"Dokter suka makan apa? besok biar aku siapkan," balas Naina lagi.
"Apapun aku mau, asal tidak berminyak."
"Siap Sayangh," balas Naina, lalu memeluk lengan itu lebih kuat, sampai lengan Nickolas berada tepat di tengah-tengah gunung kembarnya.
"Sekarang ayo kita tidur, dokter pasti lelah," kata Naina lagi.
"Mungkin kamu yang lelah."
"Iya sih, hari ini aku sibuk sekali," balas Naina dengan terkekeh. Dia kembali menggeser tubuhnya dan memberi jarak, lalu memposisikan diri untuk berbaring lebih dulu.
Naina memasang selimutnya hingga sebatas pinggang, lalu tidur miring ke arah suaminya tersebut.
"Ayo tidur," ajak Naina, sebab dokter Nickolas masih duduk saja dan menatap daddanya. Kini poros hidup dokter Nickolas adalah dadda ini.
"Laura," panggil dokter Nickolas kemudian.
"Apa Dok?"
"Boleh aku membuka daddamu?"
"Memangnya ini sudah bereaksi?" Naina menggerakkan tangannya hingga berada di atas benda layu tersebut, "Tuh kan belum," kata Naina setelahnya mengelusnya beberapa kali.
"Lihat saja dulu daddaku, jadikan obsessi dokter yang baru," kata Naina. Dia mengedipkan sebelah matanya genit.