Ka Rani hiks,tolong aku suamiku dipecat dari pekerjaannya dan dia pergi meninggalkan aku dengan wanita lain padahal aku sedang mengandung darah dagingnya.Aku tak punya siapapun lagi selain Kaka." Ucap Rena adik satu-satunya Rani
" Bagaimana bisa jadi seperti ini Rena,Lantas bagaimana kondisimu saat ini?"
" Aku luntang Lantung dijalan ka,rumahku baru saja disita pihak bank karena sertifikat rumahnya dijaminkan mas Reno untuk pinjaman di bank dan ternyata mas Reno ditak membayar cicilannya selama berbulan-bulan.
" Ya Tuhan malang sekali kamu Ren,sebentar Kaka diskusi dulu dengan mas Langit,Kaka mau minta izin untuk kamu tinggal bersama Kaka."
" baik ka terimakasih.
Beberapa saat kemudian.....
" hallo Ren!"
" Iya ka bagaimana?
" sekarang posisi kamu ada dimana,mas Langit setuju dan Kaka akan menjemputmu saat ini juga!"
" Allhmdulillah,baik ka terimakasih.Aku ditaman sakura jalan kenangan blok d.Kaka beneran mau kesini ka?"
" Iya dek,kamu jangan kemana-mana sebelum Kaka datang ya!"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atha Diyuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
bab 35 pucat
" Ayah kenapa si, semenjak ayah pulang dari tempat langit sikap ayah banyak berubah.Ayah jadi pendiam, murung dan juga berubah ubah moodnya.Katakan ada masalah apa? Ayah bertengkar lagi dengan langit?"
Pertanyaan yang dipendam akhirnya terucap juga dari mulut amera istri dari Aris.
Aris menatap wajah istrinya sejenak,lalu menjatuhkan bokongnya diatas sofa tepat disebelah sang istri.
Terdengar helaan nafas panjang dari Aris,amera terlihat dengan sabar menunggu.Sebagai seorang istri,amera paham dengan gelagat dari sang suami yang tengah menyembunyikan suatu maslah.
" Bunda,ayah minta maaf karna sebelumnya tidak izin ataupun minta pendapat sama bunda terkait semua ini,"
Aris sengaja menjeda ucapannya untuk melihat reaksi dari istrinya.
Mendengar obrolan yang terdengar serius amera sampai membenarkan letak duduknya,dia menatap wajah suaminya dan dengan sabar menunggu akan hal yang akan diceritakan oleh suaminya.
" Bund, sebenarnya kemarin ayah itu jadi saksi pernikahan langit dengan adik iparnya,Rena."
" Apa!" Pekik era yang memang benar-benar terkejut dengan berita yang disampaikan oleh suaminya.
" Menikah? Jadi saksi? Ko bisa?" Tanya amera lagi.
" Fyuuuuuuh"
Aris menghembus nafasnya ke udara.
" Ayah awalnya menolak bund,tapi Langit maksa.Bunda tau kan walau bagaimanapun langit sahabat ayah.Sebelum ini dia selalu baik sama ayah, sebenarnya hubungan dia dengan Rena itu bukan urusan kita dan kita tidak berhak ikut campur.Tapi sebagai seorang sahabat kita bukankah wajib mengingatkan dan ayah sudah melakukan itu.Jadi apa yang sudah terjadi diluar kendali ayah Bun." Ucap Aris.
Sesekali Aris menatap wajah istrinya,berbagai ekspresi yang ditunjukan oleh era.Sebagai seorang wanita wajar era tampak tidak suka apalagi Rani adalah sahabat baiknya juga.
" Ayah betul yah,sangat disayangkan sekali kenapa mas langit membuat keputusan sepri itu.Lalu dimana Rani yah?" tanya era.
Aris hanya menggelengkan kepalanya, karna dia memang tidak mengetahui keberadaan istri dari sahabatnya.
Berbeda ditempat lain.
Syarifah dan Arman sangat terkejut melihat siapa tamunya yang datang.
" Untuk apa kamu datang kemari dan membawa si jalang itu!" Sentak Sarifah saat melihat wajah Rena yang berdiri disebelah langit dengan tangan saling bertautan.
Deg
Tangan Rena mengepal dengan erat, langit yang merasakan pergerakan tangan wanita yang kini sudah menyandang gelar sebagai istrinya seolah merasakan apa yang dirasakan oleh sang istri.
Langit menoleh ke arah Rena dan menatapnya sejenak seolah matanya berkata,semua akan baik-baik saja.
" Assalamualaikum mah,boleh kami masuk?"
Sungguh diluar dugaan,langit tampak santai dan justru tersenyum pada orangtuanya.
Refleks Sarifah yang tengah berdiri diambang pintu lantas mundur, seolah memberi ruang bagi keduanya untuk masuk.
" Ayo sayang kita masuk!" Titah Langit yang masih tetap menggandeng tangan Rena.
Rena hanya menjawab dengan anggukan kepala,jangan tanya bagaimana wajah Arman mendengar langsung langit memanggil Rena dengan sebutan sayang.
Keduanya duduk disofa, langit terlihat mengedar pandangan.Entah apa yang ia cari dan ingin dia lihat namun dari gelagatnya Arman tau siapa yang tengah langit cari.
" Mau matamu sampai lepas,kamu tidak akan pernah melihat dia dirumah ini.Dia sudah pergi ketempat yang aman,tempat dimana dia dicintai,dihormati dan disayangi,tempat dimana dia akan diratukan."
Deg
Mendengar kata-kata tersebut membuat aliran darah langit seakan berhenti.
" Maksud papah apa?" Tanya langit.
Mendengar pertanyaan langit membuat Rena cepat menoleh kearah suaminya dengan tatapan menghunus.
" Ck, meskipun aku sudah jadi istrinya tapi kenapa mas langit seolah begitu menginginkan keberadaan ka Rani.Tapi sejujurnya aku juga penasaran,kalau tidak ada dirumah ini lalu kemana dia?" Gumam Rena dalam hatinya.
" Hahaha,apa perdulinya kamu! Bukankah kamu sudah tidak mengharapkannya lagi,kamu yang sudah membuatnya pergi,lantas kenapa sekarang seolah kamu mencarinya? Ooh,kamu belum puas menyakiti dia? Kamu ingin menunjukan bahwa kamu sudah bahagia bersama sijalang itu!" Sindir Arman sembari melirik ke arah Rena yang tampak tidak suka beberapa kali Arman dan syarifah menyebutnya dengan sebutan jalang.
" Stop ngatain istriku jalang pah! Dia wanita terhormat dia wanita baik-baik,dia istriku! Menantu kalian!" Sentak langit dengan dada bergemuruh.
Langit sudah terpancing dengan apa yang dia dengar dari mulut kedua orangtuanya.
" Cih, menantu? Menantuku hanya satu Rani dan dia sudah kamu buang tapi kami bersyukur karna sekarang dia bukan lagi menantu kami melainkan putri kami!" Ucap Syarifah.
Lagi-lagi Rena mengepalkan tangannya mendengar apa yang Syarifah ucapkan.
" Mah,semua itu sudah berakhir! Hubungan Antara aku dan dia sudah berakhir semenjak dia memutuskan untuk pergi dari rumahku! Dia sudah,"
" Sudah apa! Dia keluar karna kamu yang mengusirnya,dia keluar karna kamu yang membuatnya ingin keluar!"
Ucap sarifah yang memotong ucapan langit.
" Aku? Aku mah? Ck,mamah bercanda.Aku tidak pernah memintanya keluar dari rumahku."
Ucap langit dengan sinis.
Bibirnya tersungging ke atas,dia terlihat begitu congkah dan meras jika perbuatannya itu baik dan yang salah adalah Rani yang sudah memutuskan keluar dari rumah itu.
" Bukankah ka rani yang kabur dari rumah? Kenapa seolah-olah sekarang semua menyalahkan mas langit,ka Rani yang,"
" Diam jalang! aku tidak sedang berbicara dengan kamu! Aku sedang berbicara dengan putraku,bukan dengan orang asing!" Bentak Arman dengan tatapan tajam,Arman merasa jengah karna Rena ikut serta dalam percakapan langit dan ibunya.
" Biarkan saja pah,wanita rendahan sepertinya memang terbiasa menyerobot,menyela dan merebut yang bukan haknya." Sindir Sarifah.
" Mak..."
Langit terdiam saat Sarifah memberikan kode dengan tangannya agar langit diam dulu.
" Diam dan berikan saya waktu untuk menjelaskan,saya tidak terima putri saya dijelekkan dan dituduh yang bukan-bukan." Sarifah menjeda ucapannya untuk melihat raut wajah Rena dan langit.
Ibu kandung langit berusaha sekuat tenaga untuk terlihat tegar dan baik-baik saja meskipun hatinya begitu hancur dan terluka.Ibu mana yang tega menghakimi putranya sendiri meskipun dia telah berbuat salah namun setiap ibu akan sangat terluka jika harus menghakiminya,tapi sebagai seorang ibu Sarifah juga berhak untuk membuat putranya paham bahwa apa yang dia lakukan itu salah.
" Perlu kamu tau,Rani tidak kabur tapi saya yang membawanya pergi.Sebagai seorang wanita saya paham apa yang dia rasakan dan sebagai seorang ibu saya tidak terima putri saya dizolimi dirumahnya sendiri.Istri mana yang akan tahan mendengar suaminya bercinta dengan adik kandungnya sendiri, dirumahnya sendiri didepan matanya sendiri! Katakan,jika kamu punya adik kandung sementara istrimu berselingkuh dengan adik kamu didepan mata kamu dan kamu mendengarnya sendiri saat istri kamu mengerang nikmat didalam sebuah kamar bersama laki-laki lain? Apa yang kamu akan lakukan saudara langit?"
Deg
Wajah langit pias dan terlihat sangat pucat mendapatkan pertanyaan dari ibunya.
Bersambung....