FOLLOW IG @thalindalena
Dia hanya sebagai istri pengganti, tapi dia berharap merasakan bulan madu impian seperti pasangan suami istri pada umumnya. Tapi, bagaimana jika ekspetasi tidak sesuai dengan realita. Justru ia merasakan neraka pernikahan yang diciptakan oleh suaminya sendiri, hingga membuatnya depresi dan hilang ingatan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lena linol, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Lio membuang minuman kaleng yang sudah tidak berbentuk itu dengan asal. Berjalan cepat menghampiri Lara yang masih berdiri di taman sendirian.
Lara tersentak kaget dengan kedatangan pria tersebut. Lara mundur beberapa langkah, menghindari Lio yang malam itu tampak mengerikan dari sebelumnya.
"Wah! Sekarang kau ingin menggoda temanku?!" Kata-Kata Lio lebih tajam dari belati tajam. Pria itu sama sekali tidak menyaring ucapannya sebelum melontarkan kata demi kata yang membuat hati Lara semakin sakit.
Sepertinya kepala Lio kejedot batu beton. Jika dirinya melihat obrolan antara Leo dan Lara sejak tadi, harusnya dia paham jika yang mendekati Lara adalah Leo, bukan sebaliknya. Bukankah dia juga sudah tahu kalau Leo berusaha mendekati Lara?
Ya, benar tebakan kalian, jika Lio mempunyai gengsi setinggi menara. Tapi pria itu juga terus-terusan menyudutkan Lara karena rasa cemburunya, dan selalu menyalahkan Lara. Entah sadar atau tidak, Lio telah menyiramkan air perasaan jeruk nipis ke luka basah di permukaan hati Lara.
Apa sih maksud Lio ini?
"Aku tidak menggodanya!" Lara berkata jujur.
Benarkan? Memangnya apa yang dia lakukan kepada Leo? Dia sama sekali tidak mendekati Leo, apalagi menggodanya, tapi pria itu sendiri yang mendekatinya.
"Kau pikir aku akan percaya dengan kata-kata sampahmu! Jauhi Leo!" bentak Lio dengan suara tertahan, tapi wajahnya merah padam menunjukkan kemarahan yang begitu besar.
"Harusnya kalimat itu kau ucapkan kepada 'teman baikmu'," balas Lara, mengumpulkan keberanian untuk melawan Lio.
"Kau semakin berani melawanku, Lara!" bentak Lio sangat emosi.
Lio maju satu langkah. Sedangkan Lara mundur dua langkah.
Lara menelan ludahnya dengan getir. "Aku hanya berusaha melindungi diriku sendiri dari pria sialan sepertimu!" balas Lara dengan nada keras. Entah mendapatkan keberanian dari mana, dia bisa berbicara selantang itu kepada monster berwujud dewa yunani itu.
"Dan pria sialan ini adalah suamimu!" Lio berbicara dengan penuh penekanan, seolah mengingatkan Lara akan statusnya.
Lara tertawa getir ketika mendengar ucapan Lio. "Suami? Apa kau sadar dengan ucapanmu? Bahkan kau sama sekali tidak pernah menganggap pernikahan ini!" Lara menatap Lio dengan sendu. Kedua matanya berkaca-kaca ketika mengingat perlakukan kejam Lio kepadanya. Namun, Lara tidak akan pernah lagi membiarkan air matanya jatuh.
"Bahkan aku pun tidak pernah menginginkan pernikahan ini! Meski aku pernah mencintaimu dalam diam, tapi tidak sedikitpun aku menginginkan menikah denganmu! Paham!" lanjut Lara, kali ini suaranya melemah, tapi tegas.
Lio mengepalkan kedua tangannya dengan erat. Maju lagi satu langkah, mencengkram salah satu tangan Lara dengan erat.
Alih-Alih menyesal dengan segala perbuatannya yang pernah dia lakukan pada Lara. Pria itu semakin menjadi. Sikap egois, dan gengsi yang menyelimuti hatinya, membuat Lio semakin angkuh, dan tidak berpikir jernih.
"Lepaskan aku!!" teriak Lara sembari berusaha melepaskan cengkraman kuat itu ketika Lio memaksanya masuk ke dalam rumah utama.
"Kau butuh pengakuan dariku 'kan?! Itu 'kan yang kau inginkan!!" bentak Lio tanpa menghentikan langkah.
Lara semakin panik ketika Lio membawanya ke lantai atas.
"Tuan, lepaskan aku, aku mohon." Lara menggeleng pelan sambil terus memohon ketika Lio menyeretnya masuk ke dalam kamar.
"Apa kau bilang? Melepaskanmu?!" Lio menatap tajam Lara, mengunci pintu kamarnya. "Ketika Leo menyentuhmu kenapa kau diam saja, malah menikmatinya, murahan!" Lio merasakan kecemburuan yang begitu besar, namun dia belum menyadarinya.
Lara menggeleng berulang kali. Wajahnya ketakutan ketika Lio berjalan mendekat padanya. Lara terus mundur, menghindari Lio, tapi punggungnya membentut dinding.
Lara sama sekali tidak pernah di sentuh Leo.
Apa mungkin ini karena Leo menyentuh pucuk kepalanya saat di taman tadi? Tapi, kenapa Lio semarah ini?
"Kau sudah terikat denganku Lara! Kau sudah menjadi milikku, jika sudah menjadi milikku, tidak ada yang boleh menyentuhmu, meski serangga sekalipun. Hanya aku yang boleh menyentuhmu!!!" bisik Lio dengan nada penuh penekanan, seraya mengunci pergerakan Lara agar tidak bisa kabur.
Lara memejamkan mata, dadanya bergemuruh. Sangat takut pada Lio. Rasanya ingin segera kabur dari sana, taoi bagaimana cara?
"Malam ini kau harus menjalankan kewajibanmu sebagai istriku!" tegas Lio, sangat memaksa.
Kedua mata Lara yang tadinya terpejam kini langsung terbuka dan terbelalak sempurna. Belum selesai rasa terkejutnya, Lio sudah bergerak cepat, melemparkan tubuhnya ke atas ranjang besar di tengah kamar luas yang di dominasi warna abu.
Malam itu, Lio menguasai tubuh Lara tanpa ampun, tanpa mempedulikan jeritan dan tangis Lara. Dia begitu kasar, memperlakukan Lara layaknya seekor binatang.
"Sakit!!!" Lara merintih kesakitan ketika sebuah benda tumpul menembus area intinya dengan kasa, merobek selaput darahnya.
***
Bantu Vote, dan Like ya guys 🤍
apa Lara akan memberikan restu ..karena Logan sdh merusak art nya ..ayo mom kasih hukuman buat Logan biar kapok ..
tp kyanya lara pasti bisa mnerima calon logan, pling tidak ada sedikit sejarah lara yg mdh2an bisa bersikap bijak ya... krn perempuan mnjdi pihak yg dirugikan kl terjadi hal2 yg kurang baik....