Rea adalah gadis manis anak angkat keluarga Mahendra. Rea tumbuh menjadi gadis manis, anggun, lemah lembut namun pendiam. Dirinya jarang berekspresi karena didikan mamanya yang melarangnya untuk terlalu terlihat ceria. Rea selalu tersenyum, meskipun dirinya tak menyukai hal yang dia lakukan, dia akan tetap tersenyum
Saat kepindahannya, dirinya mengenal Arjuna. Juna mungkin terlihat nakal, namun Rea tak malu untuk tertawa dihadapan Juna dan Rea tak perlu memakai topeng saat berhadapan dengan orang lain. Rea menganggap bahwa Juna adalah tempatnya untuk pulang
Namun hubungan mereka kandas karena perbuatan mamanya. Membawa Rea pergi jauh dari Juna. Sampai akhir pun Rea dipaksa pindah agar bisa jauh
~Aku akan melepas topeng itu dan akan membuatmu menjadi jauh lebih berekspresi. setelahnya kau tidak akan pergi dariku~ Arjuna'
~Terima kasih Juna, aku menjadi sosok yang lebih baik setelah mengenalmu. Aku selalu menyayangimu Juna~ Andrea
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anyelir 02, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 11 - PULANG
Sudah 2 bulan Rea mengerjakan semua tugas yang tersisa di rumah sakit, bahkan Rea sudah melamar pekerjaan di rumah sakit di Indonesia. Saat ini dia sedang berpamitan dengan rekan kerjanya dan menyerahkan dokumen pasien miliknya agar dapat dialihkan ke dokter yang lain.
Setelah acara perpisahan dengan rekan kerjanya, Rea pulang ke apartemen untuk berkemas. Kemudian di menelepon manager seriap restoran untuk rapat bulanan. Rea ingin memantau perkembangan restoran melalui laporan dari setiap manager. Setelah rapat, Rea memberitahu manager restoran agar laporan setiap bulannya di kirim melalui email karena dirinya akan pulang ke Indonesia. Setelah para manager restoran pulang, dirinya lanjut berkemas dan menyiapkan oleh-oleh untuk Om Awan dan Tante Risa.
Rea akan pulang ke Indonesia lusa, dia sudah memberitahu kedua orang tuanya. Papa dan mamanya sangat senang mendengar kabar kepulangan Rea. Jika sesuai rencana yang di miliki Rea, besok dirinya akan memantau secara langsung operasi restoran dan lusanya baru pulang ke Indonesia.
***
Hari ini adalah hari kepulangan Rea ke Indonesia. Dirinya pulang sendirian karena kakaknya sudah pulang terlebih dahulu karena ada masalah di perusahaan dan harus membantu papa disana.
Selama di pesawat, Rea hanya diam melihat keluar. Begitu indah pemandangan diluar sana. Semua terlihat kecil dari atas seolah-olah dibawa adalah hanyalah sebuah kota mini.
Setelah penerbangan selama 22 jam lebih, akhirnya dirinya sampai di Indonesia. Dia dapat melihat Pak Surya, supir pribadinya telah menunggunya di pintu bandara.
“Pak Surya, apa kabar?” sapa Rea
“Baik non, nona apa kabar non” ujar Pak Surya senang melihat kehadiran nona mudanya. Rea tersenyum mendengar pertanyaan daro Pak Surya
“Non Rea tambah geulis non.” Pak Surya memuji penampilan Rea saat ini
“Ahh.. Pak Surya bisa saja. Mari pak, kita pulang” ajak Rea. Pak Surya pun segera mengambil alih kereta dorong yang berisikan barang-barang Rea.
Di perjalanan Rea melihat-melihat jalanan Jakarta. Tidak banyak berubah, pikir Rea. Mata Rea tak sengaja melihat banyak anak-anak jalanan di dekat lampu merah. Ada seorang anak berjualan bunga, tisu bahkan ada anak-anak yang mengamen. Saat mobil berhenti karena lampu beubah merah, Rea melihat mereka mulai mendekati setiap kendearaan yang berhenti untuk menawarkan dagangan maupun mulai mengamen.
Saat seorang gadis kecil mendekatinya, Rea langsung membuka jendela dan melihat apa yang ditawarkan gadis itu. Melihat bunga yang dijualnya, tentu saja dirinya tertarik untuk membelinya
“Adik kecil, berapa harga bunga yang kau jual?” tanya Rea
“Satu 5.000 kak” jawab gadis kecil itu
“Baiklah, kakak akan membeli bunga adik kecil. Tapi sebelumnya, nama adik manis ini siapa?” tanya Rea lagi
“Namaku Muri kak” jawabnya polos
“Baiklah, kenalkan nama kakak Rea. Kakak akan membeli semua bunga milik Muri, tetapi sebagai gantinya bunga-bunga Muri nanti tolong bagikan ke pengendara yang lain ya. Kakak hanya butuh 3 tangkai bunga milik Muri.” Jelas Rea
“Beneran kak?” tanya Muri tidak percaya dengan apa yang di dengarnya.
“Tentu, dan tolong nanti panggilkan teman-temanmu yang tadi ada di sana ya” pinta Rea. Kemudian dirinya melihat waktu yang tertera di lampu lalu lintas itu yang menunjukkan lampu akan berubah menjadi hijau
“Kakak tunggu di sebelah sana, mengerti Muri?” lanjutnya
“Mengerti kak, Muri pergi dulu ya” ujar Muri dengan senang, kemudian bergegas pergi memanggil teman-temannya.
“Pak menepi di sebelah sana ya, pak?” pinta Rea sambil menunjuk kearah dimana dirinya ingin berhenti.
Rea menunggu kehadiran Muri beserta teman-temannya. Dari kejauhan dapat Rea lihat Muri dan teman-temannya berlari menuju ke tempat Rea berdiri. Ada sekitar 10 anak berlari kearahnya
“Kakak, ini teman-teman Muri kak” ujar Muri sambil menunjuk teman-temannya
“Baiklah ini sesuai yang kakak katakana tadi, yang berjualan baik itu tisu, makanan maupun bunga kakak akan membeli semua dagangan kalian. Tapi ada syaratnya, nanti dagangannya tolong dibagikan ke pengendara yang berhenti ya. Kakak hanya mengambil 3 tangkai bunga, 3 tisu dan 3 kacang ini. Bisa?” tanya Rea.
“Baik kak” kemudian dirinya melihat anak-anak yang lain
“Nah, nanti yang lain bantu ya” lanjutnya.
Kemudian Rea memberikan uang ke anak-anak setiap anak mendapatkan 200.000 ribu. Setelah selesai membagikan uang, Rea bertanya, “ Kalian sudah makan?”
“Belum” jawab mereka secara serempak
Rea yang mengerti pun berkata, “Baiklah nanti kalau sudah selesai, kakak tunggu di restoran yang disana ya, mari makan bersama” sambil menunjuk ke sebuah restoran di dekat mereka
Mendengar ajakan dari Rea membuat mereka senang, karena belum pernah makan di tempat mewah yang ditunjuk. Mereka mengucapkan terima kasih, kemudian semua anak-anak pergi menyelesaikan tugas yang diberikan oleh Rea.
Rea pun segera menghampiri Pak Surya yang sedang menunggunya. Dirinya pun meminta Pak Surya untuk ikut ke AnRe Resto yang ditunjuknya tadi sambil menunggu kehadiran anak-anak kecil tadi
Setelah menunggu cukup lama, akhirnya melihat Muri dan teman-temannya berlari kearahnya yang sedang duduk di kursi depan restoran.
“Apakah sudah selesai?” tanya Rea
“Sudah kak” jawab serempak anak-anak itu
Kemudian mereka masuk, dirinya di sambut oleh manager Restoran karena tadi dirinya sempat menghubungi Om Awan untuk mengosongkan ruang VIP milik restoran ini. Iya, AnRe Resto adalah salah satu cabang BiFo Resto yang lebih mengutamakan makanan Indonesia. Saat sampai di ruangan yang diinginkan Rea, Rea mnyuruh anak-anak untuk duduk dan memesan makanan yang mereka inginkan. Anak-anak merasa senang, mereka akan memakan makanan enak untuk hari ini.
Selama makan, mereka bercerita banyak hal. Mereka menceritakan bahwa selama ini mereka bertemu banyak orang baik. Ada seseorang yang setiap minggu akan mengajari mereka membaca, menulis dan berhitung. Selain mengajarkan, dia juga memberikan buku dan alat tulis secara gratis.
Kemudian mereka juga menceritakan, pernah bertemu seseorang yang seperti cukup terkenal karena mereka pernah melihat orang itu di sebuah koran, tetapi orang itu pemarah. Banyak hal yang ceritakan. Bahkan mereka seakan-akan sudah mengenal cukup lama
Setelah selesai makan mereka berpamitan karena sudah waktunya untuk mereka belajar. Rea yang mengerti pun segera menyuruh mereka untuk segera pergi belajar. Setelah melihat anak-anak itu pergi, Rea juga keluar dari restoran dan membayar tagihan. Setelah membayar dirinya pun bergegas untuk pulang.
***
Sesampainya di rumah, dirinya melihat bangunan rumah yang ia tinggali. Tidak ada yang berubah, pikirnya.
Saat di dalam rumah dirinya melihat mama dan papanya sedang duduk santai di ruang tamu. Melihat itu, Rea berjalan pelan menghampiri mereka
“Pa, Ma. Rea pulang”
“Kenapa baru sampai, bukankah harusnya sudah daritadi kamu sampainya sayang?” tanya papa
“Rea ada urusan sebentar pa, jadi pulang terlambat” ujar Rea
“Sudahla mas, anak baru sampai bukannya disurug istirahat mlaah ditanyai-tanyai” ujar mama
“Rea kamu istirahat dulu. Nanti saat makan malam kita akan makan bersama” ujar mama
Kemudian Rea mengangguk dan pergi ke arah kamarnya. Kamarnya tidak ada perubahan sama sekali. Sama persis seperti 5 tahun lalu. Rea tiduran di atas kasurnya. Suasana kamar yang sama persis, tidak ada perubahan. Kemudian Rea pergi menata barang yang dibawanya serta menyimpan oleh-oleh yang mungkin besok baru bisa dia berikan ke Om Awan dan Tante Risa. Setelah merapikan kopernya, dirinya membersihkan dirinya dan bersiap untuk istirahat.
***
Terdengar suara alarm dari ponselnya. Rea yang terganggu dengan suara itupun terbangun. Saat terbangun di lihatnya bahwa hari sudah sore, bahkan matahari hampir tenggelam menandakan bahwa malam akan tiba. Melihat itu, Rea segera bangun dan bersiap untuk turun.
Setelah selesai bersiap, Rea segera turun dan menemui anggota keluarganya. Dilihatnya Kak Deo dan papa sedang membicarakan sesuatu. Dirinya pun pergi menemui mereka
“Apa yang sedang kalian bicarakan?” tanya Rea yang penasaran tentang perbincangan dari kakak dan papanya
“Hanya membahas bisnis, Papa ingin meluncurkan produk baru” ujar Papa
“Baiklah, Rea pergi ke dapur dulu, bantu mama” ujar Rea kemudian pergi ke arah dapur
Setelah makanan siap, semua orang duduk di meja masing-masing. Papa yang akan memimppin doa. Rea merasa sudah lama tidak makan bersama, seperti ini. Saat makan dirinya melihat kakaknya yang kurang semangat. Sepertinya ada masalah, pikir Rea. Rea berpikir mungkin dia bisa menanyakan keadaan saat setelah selesai makan nanti. Saat selesai makan, Rea melihat kakaknya berpamitan pergi dengan alasan ada pekerjaan yang harus diurusnya pun membuat Rea juga izin pamit ke kamar untuk membersihkan barang-barang di kopernya.
Melihat kakaknya yang berjalan menuju kamarnya, Rea pun mengikutinya.
“Kakak” panggil Rea
“Ada apa Rea?” tanya Deo setelah melihat bahwa adiknya sedang mengikutinya
“Itu harusnya menjadi pertanyaan Rea. Ada apa kak?” Rea khawatir karena sepertinya masalah yang dihadapi kakaknya begitu berat
“Bukan masalah, hanya saja ada masalah di salah satu tempat wisata yang perusahaan kita danai” jelasnya
“Masalah apa?” Rea begitu penasaran apa yang sedang dihdapi oleh kakaknya
“Terjadi keracunan makanan di tempat wisata itu, kakak sudah mengecek semua makanan yang dijual dari setiap toko yang ada di tempat wisata itu. Tetapi tidak menemukan apa-apa”
“Kakak sudah mengecek CCTV di setiap toko, bahkan di setiap tempat kak?”
Memikirkan perkataan adiknya, Deo terdiam. Dirinya lupa bahwa belum memeriksa setiap CCTV yang ada di setiap tempat wisata itu. Kemudian Deo tersenyum dan melihat kearah adiknya
“Terima kasih Rea. Terima kasih. Kakak lupa belum memeriksa CCTV” ujarnya yang kemudian pergi untuk menelepon asistennya.
Setelah selesai, Deo duduk kembali dan melihat kearah Rea. Kemudian Deo bertanya, “Rea apa rencanamu untuk besok?”
“Aku besok berencana ke makam orang tuaku. Kemudian pergi menemui Om Awan dan Tante Risa. Aku tadi sebelum tidur sudah mengirimkan pesan bahwa besok aku ingin bertemu mereka. Aku ingin memberikan oleh-oleh” jelas Rea
“Baiklah, untuk besok kakak yang akan mengantar Rea”
“Bukankah kakak harus bekerja?”
“Untuk besok kakak cuti, kakak juga sudah mengatakannya pada papa dan papa mengijinkannya”
“Baiklah kalau begitu” putus Rea
“Lalu Rea, untuk pekerjaanmu?” tanya Deo penasaran
“Tenang kak, aku sudah mendapatkan pekerjaan di rumah sakit yang cukup besar. Ya meskipun itu adalah perintah mama,jadi kakak tidak perlu khawatir”
“Ya sudahlah. Sekarang lebih baik Rea istirahat, pasti capekkan.” Rea hanya mengangguk membnearkan. Kemudian pergi menuju kamarnya sendiri setelah berpamitan pada kakaknya
“Rea kapan jadi besar seperti ini” Deo begitu kaget, sekarang Rea bisa menjadi partnernya untuk bertukar pikiran.
Deo tidak menyangka bahwa adik kecilnya sudah begitu dewasa. Namun, Deo masih tidak ingin Rea meninggalkannya, dirinya masih belum membahagiakan adik kecilnya. Deo selalu berharap bahwa adiknya akan bahagia, bagaimanapun caranya Deo akan memastikan kebahagian akan selalu tersemat dalam hidup adiknya itu. Meskipun itu nanti akan menentang keputusan perempuan itu, pikirnya.