Arsya adalah seorang gadis yang memiliki cita-cita menjadi seorang dokter yang hebat. Sejak dibangku SMP dia tertarik mempelajari ilmu kedokteran. Semangatnya yang tinggi dalam belajar menjadikan dirinya diterima di salah satu kampus kedokteran yang cukup terkenal di kota X. Namun justru jurusan kedokteran ini menyebabkan suatu trauma yang mendalam baginya sehingga dia harus mengubur mimpinya karena suatu kesalahan yang membuat dia dipertemukan dengan Dion laki-laki playboy yang cukup terkenal di kampus. Bagaimanakah kisah perjuangan Arsya mengubur mimpinya dan menjadi sukses di bidang yang berbeda? Bagaimana juga perjuangan Dion untuk mendapatkan Cinta Arsya? yuk simak novel kedua ku. dan jangan lupa untuk like dan subscribe.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ratri Larasati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
" De ayo bangun ikut kakak. " ucap Firman seraya membangunkan sang adek
" kak ini aku libur kuliahnya. Biarkan aku tidur." ucap Arsya
" astaghfirullah de kamu cewek ini udah jam berapa lihatlah?" bantah Firman
" habis sholat subuh tadi aku tidur lagi kak masih ngantuk banget aku. " ucap Arsya
" ya udah kakak tinggal ya? padahal kakak mau ngajak kamu jalan-jalan membeli perlengkapan mu ke Bali" ucap Firman
" eh....iya...aku bangun" gegas Arsya
" gitu baru adek baik. Udah sana mandi kakak tunggu di bawah jangan lama -lama" ucap Firman
" iy...iya....bawel banget kakak itu. " gerutu Arsya.
Tidak lama kemudian mereka sudah siap menuju ke pusat perbelanjaan di kota tersebut. Arsya sangat bersemangat belanja di temani sang kakak. Karena besuk dia sudah harus kembali dan pasti bakalan lama lagi pulangnya.
" de kita sarapan dulu aja ya. Kamu mau makan apa?" ucap Firman
" terserah kakak aja mau makan apa." ucap Arsya
Setelah cukup puas mengisi perut mereka melanjutkan perjalanan. Tidak di sangka di sana dia bertemu dengan Amel dan Dion yang sama sedang jalan-jalan juga di mall tersebut. Namun baik Dion maupun Arsya tidak ada yang mau saling menyapa.
Dion POV
Hari ini hari libur. Namun tiba-tiba Amel datang ke rumah gue dan meminta gue untuk nganterin dia ke mall. Sebenarnya aku males banget. namun karena dia anak teman dekat mama dan papa mau nggak mau gue harus nganterin dia. Sebenarnya gue dan Amel nggak pernah ada hubungan apapun. Gue juga nggak pernah tertarik ke dia. Gue hanya menganggap sebagai gadis yang menghibur gue selama kuliah disini aja. Namun aku sadar dia menganggapku lebih. Bahkan sering kali dia memintaku untuk melakukan hubungan terlarang itu. Namun prinsip gue senakal-nakal nya gue, gue nggak mau sampai melakukan hubungan itu. Setelah siap kami akhirnya berangkat menuju ke mall. Dengan malas ku mengikuti dirinya
" ayo lah sayang semangat ayo kita beli persiapan untuk ke Bali. " ucap Amel
" kamu beli aja. Aku nggak perlu beli apapun. Barang-barang gue udah cukup di rumah. " bantah Dion
" ya udah tapi temenin ya. " ucap Amel
Mereka masih muter-muter memilih baju dan perlengkapan yang lain. Ketika menuju ke distro jaket mereka berpapasan dengan Arsya bersama dengan laki-laki yang terakhir kali ketemu dengan dia.
" sayang yuk kita pilih disana. " ucap Amel sengaja di keraskan agar Arsya mendengar
Ku lirik dirinya dia tidak merespon apapun. Dan tidak menunjukkan reaksi apa-apa. Dia melanjutkan memilih jaket untuk kekasihnya itu. Ku lihat mereka tertawa bersama dan terlihat tidak sungkan dirinya bermesraan dengan laki -laki itu. Tanpa sadar ku rekat kan tanganku. Entah kenapa kau tidak menyukai dia tersenyum seperti itu ke laki-laki lain.
" udah belum gue mau balik. " ucapku jutek ke Amel
" kenapa sih buru-buru banget kan kita belum beli makan " ucap Amel
" lho kalau makan makan aja sendiri. Gue mau langsung balik. " ucap Dion
" iya...iya yuk kita balik. " ( pasti gara-gara itu cewek. Awas aja lho) batin Amel
Saat keluar dari distro masih ku perhatikan Arsya dan cowok itu masih memilih-milih baju untuk laki-laki itu. Segera ku antar Amel pulang dan ku istirahat menyusul teman-teman di basecamp kami yang berada di restoran milik Tio
" hay bro tumben lho datang jam segini " ucap Satria
" gue habis ngantar Amel dari mall. Terus mampir aja ke sini. Gue mau makan dong. " ucap Dion
" sana lho ambil sendiri aja. " ucap Tio
" mb seperti biasa ya " ucap Dion pada pegawai Tio
Kebetulan restoran Tio menyediakan makanan berat dengan berbagai menu dan juga aneka kue , kopi, dan makan ringan yang lain.
" Rangga kemana nggak kesini.?" tanya Dion
" dia ngantar nyokapnya ke panti asuhan. Diakan anak yang baik makanya masih betah tinggal dengan orang tuanya. " ejek Tio
Tidak lama kemudian Satria melihat sebuah mobil masuk ke area parkiran restoran Tio. Setelah penumpang mobil itu turun dia tidak menyangka jika gadis itu yang diperebutkan oleh Dion dan Rangga.
" wah bakal ada yang uring-uringan ntar. " ucap Tio tanpa sadar
" lho ngomong apa?" tanya Satria
Dion mengedarkan pandangan nya. Hingga jatuhlah pada gadis yang sedang memilih-milih kue. Di lihatnya terus gadis itu hingga dirinya emosi melihat kedekatan Arsya dengan kakaknya.
Dion kemudian pergi tiba-tiba.
"mau kemana itu Dion? Tanya Satria
" menjemput sang pujaan hati yang udah di bawa orang. " ucap Tio ngawur.
" Gue serius?" tanya Satria
" iya gue serius. tu lihat kalau nggak percaya. " ucap Tio seraya menunjuk ke arah Dion yang menyusul Arsya yang hendak menuju ke kamar mandi.
Arsya telah puas berbelanja. Kemudian dia ingin mengajak sang kakak ke toko kue favorit nya.
" ini kak yang aku maksud. Kue nya enak-enak nanti bisa buat bekal kakak kesana. Yuk kak turun " ajak Arsya seraya turun dari mobil
" yuk.." ajak Firman
Mereka berjalan beriringan memasuki Restoran. Di dalam Arsya mengajak kakak nya menuju ke aneka kue yang terpajang disana
" ak.... cobalah kak ini sangat enak?" ucap Arsya
" di bayar dulu de baru di makan?" ucap Firman
" mbak nya ini udah hafal kok kak ke aku. Tenang aja " bantah Arsya
" pegawai itu hanya senyum-senyum sendiri. " mendengar penuturan Arsya
sudah cukup memilih-milih mereka menuju ke kasir. Setelah membayar belanjaannya mereka mau langsung pulang.
" kak tunggulah di mobil dulu. Aku mau ke kamar mandi. Kebelet BAB. " Ucap Arsya tanpa malu
" kamu sih makan banyak -banyak. Udah sana aku tunggu di mobil. " ucap Firman
Arsya berjalan menuju ke kamar mandi. Tiba-tiba tangan nya di tarik oleh seseorang.
" akhh....lepasin. " berontak Arsya
Dion kemudian mengungkung Arsya di tembok dan melumat bibir Arsya. Diperdalamnya ciuman itu sehingga Arsya tidak memberontak diperlakukan seperti itu oleh Dion.
" apa-apa sih kak. Lepaskan aku?" ucap Arsya
"kenapa lho lebih suka di sentuk oleh laki-laki tadi?" emosi Dion
" apa maksud kaka" tanya Arsya
" apa yang diberikan oleh dia. Apa lho tidur dengannya." ucap Dion emosi
" cukup kak aku tidak serendah itu. " ucap Arsya seraya menangis.
Diciumnya kembali bibir Arsya yang ranum. Seraya tangan hendak menyentuh bagian inti Arsya namun dia menolak semua itu. Dion mengakhiri ciuman itu dan keluar dari kamar mandi. Sedangkan Arsya dia bergegas membersihkan make up nya agar sang kakak tidak curiga. Arsya kemudian menyusul kakak nya dan kembali ke rumah.
" kenapa lho cemburu melihat mereka?" ucap Tio setelah melihat tatapan Dion yang tidak lepas melihat gerak gerik Arsya
" nggak gue cuma penasaran aja sama itu cewek? kenapa dia selalu menolak gue. Disaat semua cewek bahkan dengan sukarela deket dengan gue." bantah Dion
" apa rencana lho?" tanya Satria
" gue pastikan dia bakal jadi milik gue. " ucap Dion
" gimana kalau kita taruhan kalau lho berhasil menjadikan dia milik lho 5% saham perusahaan lho buat gue?" ucap Tio
" kalau gue yang menang?" tanya Dion
" kalau lho yang menang restoran ini jadi milik lho?" tambah Tio
" ok deal. " ucap mereka
" dia anak orang bro nggak elok lah dijadikan taruhan seperti itu. " ucap Rangga yang kebetulan baru sampai dan mendengar apa yang diucapkan temannya
" kenapa lho cemburu atau khawatir dia akan jadi milik gue. Apa lho suka ke dia?" cerca Dion
" dia beda dengan cewek -cewek yang lain. Semoga lho nggak nyesel." ucap Rangga
Tanpa di sangka di balik tembok ada Amel yang merekam percakapan mereka.
" Gue bakal bantuin Dion supaya restoran ini bisa jadi milik Dion dan terus gue minta bagian ke dia. " ucap Amel
Mereka kemudian mengobrol seperti biasa