KESEMPATAN KE2 TELAH TIBA!!
Roselyn, 26tahun. Dia hanyalah anak panti yang merangkak sukses selangkah demi selangkah, harus mati menyedihkan karena ulah suami dan sahabat baiknya..
Kekayaan dan kerja kerasnya selama ini direnggut, bahkan ia tak diberi kesempatan untuk memiliki keturunan..
Saat ia terbangun, ia kembali saat usianya 21 tahun, dimana semua bencana masih belum terjadi..
Kali ini ia bertekad! Bukan hanya memmbalas dendam kepada sahabat dan suaminya, Ia juga akan menyelamatkan orang - orang tercinta bahkan ia akan mencari kekuarga kandungnya!!
~ Kheh.. Mario, Jessica. AKU KEMBALI!! TUNGGU SAJA.. !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bubun ntib, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
30
“Kenapa kamu gugup, Jessie? Jangan bilang jika kamu memiliki hubungan dengan orang – orang yang dipecat dengan tidak hormat itu?”
DEG
Pertanyaan santai yang diutarakan oleh Rose entah kenapa bagaikan belati yang tepat mengenai jantung Jessie. Matanya membelalak dan mulutnya segera terbuka lebar.
Rose merasa lucu dengan apa yang dilihatnya sekarang. Lihatlah, wajah linglung Jessica yang juga ada rasa cemas, Khawatir, dan ketakutan karena kesalahannya telah terekspos sempurna.
“Ap.. Apa yang kamu maksud? Ti.. tidak mungkin aku mengenal mereka semua yang merugikan perusahaanmu! Hei, jangan berkata sembarangan,” kedua tangan Jessica melambai – lambai melebihi gerakan baling – baling bambu... Ups,
Raut wajah gugup sangat tercetak jelas di wajah Jessica Dan tidak akan bisa disembunyikan dari Rose yang memang sedari tadi melirik ke arah Jessica. Ia sangat senang melihat tingkah Jessica yang kewalahan ini.
“Hei, aku hanya bercanda. Bagaimana mungkin kamu, ‘sahabat’ berhargaku akan tega melakukan hal yang meragukanmu, menusukku dari belakang? Aku hanya bercanda, Jessie,” Rose tertawa pelan dan memukul pelan bahu Jessica yang cengo dengan perubahan mendadak wajah Rose.
Apakah ini masih Roselyn yang mudah ia bodohi? Kenapa kelakuannya sangat jauh berbeda dengan Rose yang ia kenal dulu?
Jessica tentu saja merasakan hal yang aneh. Rose memang sedikit berbeda dari yang biasanya. Jika dulu ia memiliki temperamen pemalu dan selalu menundukkan kepalanya bahkan jika sedang berbicara dengannya, kali ini Jessica bisa melihat sorot mata Rose yang penuh dengan kepercayaan diri.
Apa ini? Tidak mungkin Rose benar – benar mengira jika Jessica ada hubungannya dengan para karyawan itu kan? Tidak tidak, pasti ada yang menghasutnya, ada yang mempengaruhi pikiran Rose.
Jessica menggelengkan kepalanya kuat – kuat dan sebuah nama terlintas di pikirannya. Ya, itu pasti Gendhis. Wanita Si*lan itu pasti yang sudah merubah mesin ATMnya menjadi lebih pintar kali ini.
Sepertinya Jessica harus segera membuat peraturan untuk mengalahkan dan menyingkirkan Wanita yang bisa saja menghalangi semua rencananya untuk menguasai semua aset milik Roselyn.
Rose tidak tahu apa yang sedang dipikirkan oleh Jessica, ia hanya melihat sekilas kilatan tajam dimata Jessica dan kedua tangannya yang terkepal erat. Kedua alis Rose terangkat dan segera alarm dalam hatinya berbunyi kencang. Apalagi yang tengah dipikirkan oleh wanita benalu ini?
“Huh, kamu bilang aku sahabat berhargamu, tetapi ada yang bilang kepadaku jika kamu malah tertawa – tawa bahagia dengan Gendhis,” Jessica segera merubah raut wajahnya dan merajuk. Pipinya menggembung memancarkan pesona wanita muda yang menggemaskan. Siapa saja yang melihat pasti akan segera memberikan punggung mereka dengan sukarela.
Jika saja Rose tidak tahu apa yang sudah terjadi di kehidupannya yang lalu, dia pasti akan langsung merangsek maju dan memeluk tubuh Jessica dengan segera. Ia akan segera membujuk Jessica dengan segala cara bahkan tidak segan untuk menawarkan berbagai macam barang – barang mahal seperti Tas dan Sepatu mahal.
Jessica juga merasa aneh, kenapa si idiot ini tidak segera meraihnya dan membujuknya? Ia sedikit menyipitkan matanya untuk melirik Rose dan malah mendapati jika Rose tengah menyeruput secangkir kopi dengan gaya anggunnya.
TUNGGU!! Dari mana datangnya secangkir kopi yang masih mengepul itu?..
Bukan – bukan, jangan pikirkan tentang itu, secangkir kopi itu pasti kerjaan dari Othor yang menganggur, uhuk..
Kenapa Rose malah duduk dengan tenang dan tidak segera merayunya seperti biasa? Kenapa ia tidak segera menawarkan sejumlah kompensasi seperti di masa lalu.
“ROSEee~ “ mau tidak mau Jessica bersikap manja dan sedikit merengek untuk mencari perhatian dari Rose. Dalam hatinya ia sudah mengeluarkan sederet sumpah serapah kata – kata mutiara yang ditujukan kepada gadis yang ia anggap idiot ini.
“Hmm, kenapa?” tanggap Rose dengan santai. Cih, apa ia masih seorang Rose yang selama ini Jessica perbudak? Dia hanya ingin melihat sejauh mana perasaan tidak tahu malunya seorang Jessica dihadapannya disaat kesadarannya yang penuh saat ini.
Ya, Rose menganggap dirinya dikehidupan yang lalu adalah ia tidak dalam kondisi WARAS!! Bagaimana ia dengan bodohnya tidak melihat kilatan – kilatan dingin dan semua ejekan serta pemanfaatan dari mata Jessica? Ck ck ck, sungguh mengecewakan!.
“Kamu banyak berubah? Kemana Rose ku yang dulu?” rajuk Jessica sambil melangkah dan memeluk Rose dengan manja.
‘Mati, Roselyn yang dulu sudah mati!’ batin Rose sambil menahan kepalan tangannya sendiri. Terbayang di ingatannya bagaimana perasaan ditusuk dengan pisau oleh Jessica kala itu. Matanya segera mendingin.
“Apa maksudmu, ini tetap aku yang dulu,” setelah berusaha menahan dendamnya, Rose segera merubah nada bicaranya dengan lembut.
“Saat itu aku hanya berbicara biasa dengan Gendhis, ia melontarkan sedikit lelucon makanya aku tertawa dengannya,” jelas Rose dengan santai. Tetapi, matanya mengawasi gerak gerik Jessica terutama kala wajahnya sekilas mengeras. Ia harus benar – benar waspada kali ini.
Rose ingat jika tidak lama setelah permintaan Rumah di kehidupan sebelumnya, Gendhis juga akan menghilang tidak lama kemudian.
Jantungnya berdebar kencang dan mau tidak mau ia memikirkan dalam hati jika Jessica akan segera mengambil tindakan untuk Gendhis.ia harus segera mengamankan Gendhis. Ia harus memastikan jika tragedi kehilangan kembali orang – orang yang menyayanginya tidak akan terulang kembali.
“Hummph, benarkah itu? Tetapi kenapa aku merasa kamu menjadi semakin dekat dengan dia? Huh, jangan lupa jika Gendhis selalu menjelek – jelekkan kita sebagai anak panti yang menyedihkan,” ucap Jessica sambil memberengut.
“Tentu saja aku tidak lupa, kamu terus saja mengatakan hal ini,” Rose memasang wajah tak berdaya tetapi dalam hatinya ia mengutuk keras masa lalunya.
Ia ingat sekarang, alasan ia menjauhi Gendhis dan tidak pernah mendengarkan apa yang Gendhis peringatkan kepadanya adalah karena bujukan dan hasutan dai Jessica.
Jessica selalu meniupkan kata – kata di telinganya, mengatakan jika Gendhis hanya memanfaatkannya. Gendhis juga selalu menghina dan menjelek – jelekkan latar belakang Rose karena berasal dari panti asuhan. Nyatanya, Gendhis hanya tidak suka kepada Jessica. Gendhis tidak sengaja melihat interaksi intim Mario dan Jessica dan berusaha menegur Jessica dengan mengatakan jika Jessica tidak tahu malu karena menggoda pacar sahabatnya sendiri.
Siapa yang sangka jika Jessica memutarbalikkan Fakta dan malah menambahkan sekarung ucapan pedas lainnya untuk memfitnah Gendhis dan malah menyebabkan Rose menjadi antipati kepada Gendhis.
Sungguh saat itu Jessica benar – benar berhasil dalam hal mencuci otak seorang Rose hingga batas tak terhingganya.
“Ya benar, kamu tidak boleh dekat – dekat dengannya lagi, hanya aku yang tulus berteman dengan Rose,” angguk Jessica dengan yakin. Rose hanya mencibir miris. Selama ini ia sudah diperbudak dengan kata – kata yang ia anggap tulus ini.
Melihat Rose yang masih mengangguk dan menyetujui ucapannya dengan patuh, Jessica menyeringai kejam dan puas. Ia hanya banyak berpikir saat melihat sedikit perubahan sikap Rose. Mungkin saja Rose sedikit lelah karena insiden perusahaannya.
Sungguh pemikiran yang naif~
“Rose, kenapa ATM darimu tidak bisa aku gunakan?”