IG ☞ @embunpagi544
Elang dan Senja terpaksa harus menikah setelah mereka berdua merasakan patah hati.
Kala itu, lamaran Elang di tolak oleh wanita yang sudah bertahun-tahun menjadi kekasihnya untuk ketiga kalinya, bahkan saat itu juga kekasihnya memutuskan hubungan mereka. Dari situlah awal mula penyebab kecelakaan yang Elang alami sehingga mengakibatkan nyawa seorang kakek melayang.
Untuk menebus kesalahannya, Elang terpaksa menikahi cucu angkat kakek tersebut yang bernama Senja. Seorang gadis yang memiliki nasib yang serupa dengannya. Gadis tersebut di khianati oleh kekasih dan juga sahabatnya. Yang lebih menyedihkan lagi, mereka mengkhianatinya selama bertahun-tahun!
Akankah pernikahan terpaksa ini akan membuat keduanya mampu untuk saling mengobati luka yang di torehkan oleh masa lalu mereka? Atau sebaliknya, hanya akan menambah luka satu sama lainnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon embunpagi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 5 (Firasat seorang ibu)
Di kediaman Parvis...
Anes mondar-mandir merasa tidak tenang di taman belakang. Entah apa yang ada dalam pikirannya saat ini. Tanpa sebab, tiba-tiba perasaannya tidak karuan dan merasa cemas.
"Bi, tolong ambilkan ponsel saya di kamar ya," pinta Anes kepada asisten rumah tangganya.
Bibi berlari kecil ke kamar Anes di lantai dua. Setelah bibi kembali dan menyerahkan ponselnya, Anes langsung menghubungi Gavin dan Gisel. Ia sedikit lega karena mereka berdua baik-baik saja. Kemudian, Anes mencoba menghubungi Elang, tersambung namun tak di angkat oleh anak sulungnya tersebut.
Karena tak kunjung di angkat okeh Elang, Anes menelepon ke kantornya. Orang kantor mengatakan jika Elang sedang tidak berada di kantor.
"Kemana kamu El? kenapa telepon mommy tidak di angkat?" Gumam Anes setelah menelepon ke kantor El.
Anes kembali menekan salah satu nomor di ponselnya.
"Halo mas, assalamualaikum," ucap Anes.
"Wa'alaikumsalam. Tumben telepon sayang, ada apa? Apa kau merindukan suamimu yang tampan ini?" goda Alex.
"Mas jangan bercanda, ini serius," ucap Anes.
"Tentang?"
"Perasaanku tiba-tiba tidak enak mas. Aku khawatir terjadi apa-apa sama anak-anak," ucap Anes tidak dapat menyembunyikan kekhawatirannya.
"Tenang dulu sayang, berdoa yang terbaik. Sudah mencoba menghubungi mereka?" tanya Alex.
"Sudah mas, twins mereka baik-baik saja. Sedang El dari tadi tidak mengangkat panggilan dariku, dan sekarang dia sedang tidak di kantor," jawab Anes.
"Jangan berpikiran yang tidak-tidak. Mungkin El sedang sibuk, ada urusan di luar, sehingga tidak sempat mengangkat telepon dari kamu. Percayalah, dia akan baik-baik saja. Berdoa dan banyakin istighfar, insyaallah anak kita baik-baik saja. Kalau nanti masih tidak di angkat juga kamu coba hubungi Kendra " Alex mencoba menenangkan istrinya.
"Iya mas, nanti aku coba lagi buat telepon El," sahut Anes. Dan Anes langsung menutup teleponnya.
🌼🌼🌼
Setelah gagal mengerem mobilnya tepat waktu, Elang tercengang sesaat, sampai dia menyadari apa yang barusan terjadi. Ya, barusa saja mobilnya menabrak seseorang.
Elang langsung melepas sabuk pengamannya dan keluar dari mobil untuk melihat kondisi orang yang sudah ia tabrak, tanpa mempedulikan keningnya yang berdarah akibat terbentur setir mobil.
Elang melihat seorang kakek-kakek terluka parah dengan penuh darah tergeletak tepat di depan mobilnya. Bisa saja Elang pergi meninggalkan kakek-kakek tersebut dan tak bertanggung jawab mengingat jalanan yang cukup sepi. Bahkan saat insiden itu terjadi, tak ada satupun orang maupun kendaraan yang melintas jalan tersebut.
Namun, bukan Elang namanya jika ia kabur dan tak bertanggung jawab. Ia langsung mengecek apakah kakek tersebut masih hidup dan ternyata masih hidup, membuat Elang sedikit lega. Elang segera menghubungi Ambulan, lalu ia mengambil kotak P3K yang selalu tersedia di dalam mobilnya untuk sebisa mungin menekan pendarahan yang terjadi pada kakek tersebut.
Karena ambulan tak kunjung tiba, Elang nekat langsung mengangkat kakek-kakek tersebut dan memasukkannya ke dalam mobilnya untuk di bawa ke rumah sakit. Ia hanya bisa berharap semoga tindakannya tidak salah dan bisa menyelamatkan nyawa kakek tersebut.
Sepanjang jalan, Elang terus merutuki kebodohannya dalam berkendara. Betapa ia sangat menyesal telah di kuasai oleh amarah dan rasa sakit di hatinya yang mengakibatkan insiden kecelakaan tersebut terjadi.
"Maafkan saya kek, kakek harus bertahan," ucap Elang sambil menyetir dan sesekali ia menoleh ke jok belakang di mana kakek-kakek tersebut terbaring tak sadarkan diri.
Elang segera mengambil ponselnya untuk menghubungi Kendra. Ia mengatakan apa yang baru saja ia alami dan meminta Kendra untuk datang langsung ke rumah sakit yang akan ia tuju.
"Bos tenang, Jangan panik. Saya akan segera menyusul ke rumah sakit," ucap Kendra setelah mendengar ucapan Elang.
Sekitar dua puluh menit kemudian, Elang sampai di rumah sakit paking dekat dengan lokasi kejadian, dan kebetulan rumah sakit tersebut adalah rumah sakit yang Alex bangun untuk di kelola oleh Rega, anak dari pasangan David dan Amel.
Kendra yang terlebih dahulu tiba di rumah sakit, menunggu kedatangan Elang bersama dokter Rega dan beberapa perawat.
Beberapa perawat langsung melakukan prosedur pertolongan pertama terhadap pasien.
"El, apa yang sebenarnya terjadi?" tanya Dokter Rega kepada El saat El turun dari mobil.
"Ceritanya panjang, yang penting sekarang cepat selamatkan kakek itu," ucap El dengan nada bergetar. Ia masih syok dengan apa yang baru saja menimpanya.
"Bos Anda terluka, sebaiknya luka Anda di obati terlebih dahulu," ucap Kendra yang merasa khawatir melihat luka di kening Elang setelah korban di bawa masuk ke dalam ruang UGD.
"Tidak perlu, aku baik-baik saja," ucap Elang yang kini sedang duduk, menunggu di luar ruang UGD dengan perasaan tak karuan. Bahkan ia lupa jika ia sedang patah hati, semua fokusnya tertuju kepada keselamatan kakek-kakek tersebut.
🌼🌼🌼
Anes tampak tertidur di taman belakang setelah beberapa kali mencoba menghubungi Elang namun tetap tidak di angkat juga.
"Mom, tolong El mom!" Anes langsung terbangun ketika bermimpi tentang anak sulungnya tersebut.
"El..!" serunya ketika membuka mata. Ia menghela napas panjang ketika menyadari bahwa barusan adalah mimpi.
Anes kembali mencoba menghubungi Elang dan masih tidak di angkat. Membuat kecemasan semakin bertambah, apalagi setelah mimpi barusan dimana Elang mengiba meminta tolong kepadanya.
"Kendra, iya sebaiknya aku menghubungi Kendra," gumam Anes. Ia langsung mencari kontak Kendra dan melakukan panggilan terhadap asisten sang putra tersebut.
Kendra yang baru saja mengurus administrasi, mendengar ponselnya berdering dari dalam saku celana kerjanya. Di ambilnya ponsel tersebut dan diangkatnya.
"Iya nyonya, Bos sedang bersama saya," ucapnya tidak langsung mengatakan apa yang terjadi, karena ia tahu bagaimana sifat bosnya yang selalu tidak ingin membuat anggota keluarganya khawatir, terutama mommy Anes. Biarkan Elang yang bicara jika ingin menceritakan yang terjadi pikir Kendra.
Kendra langsung berjalan cepat untuk menemui Elang.
"Bos, nyonya menelepon ke ponsel saya," ucap Kendra kepada Elang yang masih setia dengan posisi duduknya di depan ruang UGD.
El melihat ponselnya dan ternyata ada beberapa panggilan masuk dari mommy Anes yang tidak ia sadari.
Elang menerima ponsel yang Kendra sodorkan kepadanya.
"Iya mom, El sedang bersama Ken. El baik-bak saja. Semuanya baik-baik saja. Mommy tidak usah khawatir," ucap El terpaksa berbohong. Ia tak ingin momnynya khawatir.
"Benarkah sayang? Syukurlah kalau kau baik-baik saja. Mommy cuma memastikan, perasaan mommy tidak enak sejak tadi," ucap mommy Anes.
"Hem, El baik-baik saja," sekali lagi El mencoba meyakinkan mommy Anes.
"Baiklah kalau begitu, nanti pulanglah buat makan malam bersama," ucap Anes kemudian.
"Hem, El usahakan," sahut Elang, ia matikan panggilannya dan mengembalikannya kepada Kendra.
"Maafin El mom," batin Elang menyesali apa yang terjadi. Ia membayangkan wajah mommy Anes jika tahu apa yang terjadi.
"Ken, bagaimana jika sesuatu yabg buruk menimpa kakek itu," ucapnya lirih kepada Kendra.
"Bos jangan berpikir macam-macam, terus berdoa. Dokter Rega sedang berusaha di dalam. Insyaallah semua akan baik-baik saja," ucap Kendra menyemangati Elang.
Dokter Rega akhirnya keluar dari ruang UGD dan langsung mendekati Elang untuk mengatakan kondisi pasien saat ini.
Sementara Anes, merasa lega setelah mendengar suara Elang, dan anak pertamanya tersebut dalam keadaan baik-baik saja. Meskipun demikian, rasa cemasnya masih tersisa yang ia sendiri tidak tahu kenapa.
"Nyonya, tuan sudah kembali," ucap bibi kepdanya.
Anes langsung menemui suaminya begitu menerima laporan dari bibi.
"Tumben mas sudah pulang jam segini?" tanya Anes sambil menyalami tangan suaminya dan mengambil alih tas kerja yang di pegang oleh Alex.
"Mas khawatir sama kamu, makanya mas pulang cepat," ucap Alex.
"Maaf sudah buat mas khawatir, baru saja aku menelepon Elang sedang bersama Ken, dan dia baik-baik saja,"
"Tuh kan, mas bilang apa. Semua pasti baik-baik saja," tersenyum kepada sang istri.
"Iya, tapi tetap saja perasaanku merasa cemas mas," ucap Anes.
"Kamu terlalu berpikir sayang. Apa mungkin butuh liburan biar pikiran sedikit fresh? Honey moon gitu?" goda Alex.
"Apaan sih mas?" mencubit pinggang Alex.
"Gitu dong senyum, karena senyummu mengalihkan duniaku," godanya lagi.
"Enggak lucu,"
"Lah ini pengen romantis bukan ngelucu sayang. Siapkan makan gih, mas belum sempat makan siang tadi di kantor," ucap Alex.
"Baiklah, aku bawa ini ke atas dulu," menunjuk tas kerja Alex.
"Biar mas saja," mengambil kembali tasnya.
"Baiklah," sahut Anes. Berusaha menepis kecemasan dalam hatinya.
🌼🌼🌼🌼
💠Selamat membaca....jangan lupa like, komen dan votenya serta masukkan ke list fav ❤️ kalian biar tahu jika cerita Senja untuk Elang update...terima kasih 🙏🙏
salam hangat author 🤗❤️❤️💠
oo jd elang itu ga punya ortu asli.....