NovelToon NovelToon
Langit Maheswara

Langit Maheswara

Status: tamat
Genre:Tamat / BTS / CEO / Cinta Seiring Waktu / Romansa / Trauma masa lalu
Popularitas:1.5M
Nilai: 4.7
Nama Author: Reni mardiana

Perjuangan dan kesabaran seorang Langit Maheswara, berakhir sia-sia. Wanita yang selalu dia puja, lebih memilih orang baru. Niat hati ingin memberikan kejutan dengan sebuah cicncin dan juga buket bunga, malah dirinya yang dibuat terkejut saat sebuah pemandangan menusuk rongga dadanya. sekuat tenaga menahan tangisnya yang ingin berteriak di hadapan sang kekasih, dia tahan agar tidak terlihat lemah.

Langit memberikan bunga yang di bawanya sebagai kado pernikahan untuk kekasihnya itu, tak banyak kata yang terucap, bahkan ia mengulas senyum terbaiknya agar tak merusak momen sakral yang memang seharusnya di liputi kebahagiaan.

Jika, dulu Ibunya yang di khianati oleh ayahnya. maka kini, Langit merasakan bagaimana rasanya menjadi ibunya di masa lalu. sakit, perih, hancur, semua luka di dapatkan secara bersamaan.

Ini lanjutan dari kisah "Luka dan Pembalasan" yang belum baca, yuk baca dulu 🤗🥰🥰



jangan lupa dukungannya biar Authornya semangat ya 🙏🤗🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reni mardiana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pilih-Pilih

Laras meregangkan pelukannya begitu isakan Kejora sudah mulai mereda, Ibu empat anak itu menangkup wajah Kejora dan mengusap air matanya menggunakan Ibu jarinya. Senyuman Laras begitu menyejukkan hati Kejora, dia sangat nyaman berada di samping Laras.

Ayra datang membawa nampan yang isinya beberapa gelas air minum, Laras mengambil satu gelas air dan menyodorkannya pada Kejora.

"Apa kalian sudah makan?" Tanya Laras menatap Kejora, Ayra dan Meta secara bergantian.

"Aku sama Kakak sih udah Tan, tapi Kejora belum." Jawab Ayra.

"Kamu makan dulu ya, Nak. Tante suapi, mengejar bahagia juga butuh tenaga dan tubuh yang sehat sayang, kita keluar dari masa sulit itu bareng-bareng ya." Bujuk Laras.

Berada di posisi Kejora sangatlah sulit, apapun yang dia lakukan pasti mengundang resiko. Kejora berhadapan dengan pembenci dan orang yang memiliki penyakit hati, jadi apapun yang kita lakukan akan salah di mata mereka yang sudah tertutup hatinya.

Galaxy dan Angkasa masuk ke dalam rumah setelah membereskan para curut berotot, Laras meminta Angkasa mengambilkan makanan di dalam bagasi mobil, Angkasa pun lantas mengambilnya.

Mata Kejora sembab dan kondisi tubuhnya tidak se-gemetar tadi, Meta juga terus mengatakan pada Kejora untuk tenang dan Rileks karena jika Kejora terlalu Stress kemungkinan trauma itu akan kembali lagi dan akan sulit untuk menyembuhkannya lagi.

"Makan dulu ya," Ucap Laras membuka nasi kotak yang sudah berhasil di bawa Angkasa.

"Biar aku saja, Tante." Kejora hendak mengambil nasi kotaknya, akan tetapi Laras menolaknya.

"No! Kamu anak Tante, jadi Tante yang bakal suapi kamu seperti Tante suapi anak bungsu Tante." Tolak Laras.

Kejora pun pasrah, dia menerima suapan dari Laras yang tetap tersenyum padanya. Rasanya sungguh menyesakkan, Kejora nyaris tak bisa menelan makanannya sendiri karena seingatnya dia terakhir kali di suapi neneknya saat masih sekolah dulu. Air mata itu kembali jatuh, Laras langsung mengusap lengannya dan juga air mata itu bergantian. Sedangkan ibunya? Heh, dari kecil saja dia sudah di biasakan untuk mandiri dengan alasan ibunya repot karena anaknya bukan cuman dia saja.

Meta dan Ayra pun ikut terharu, mereka juga merindukan sosok orangtua mereka yang selalu ada di masa kecil keduanya. Si kembar pula menatap Kejora dengan rasa iba, mereka juga mendengar sebagian kisahnya yang ternyata tidak seberuntung anak yang lain.

"Gal, sikut lu berdarah." Ucap Angkasa menunjuk sikut Galaxy.

"Yaudah si, luka dikit kok." Ucap Galaxy melirik sekilas kearah yang di tunjuk kakaknya.

"Kasa, kamu obati luka adikmu." Titah Laras.

"Gau--" Sahut Galaxy terpotong.

"Tidak ada penolakan!" Tegas Laras. Galaxy memajukan bibirnya, kalau kanjeng Ratu sudah bicara tidak ada kata atau alasan menolak.

"Biar aku yang obati luka kalian, tunggu disini aku akan bawa peralatannya." Ucap Meta beranjak dari duduknya menuju ruangan khusus di simpannya obat-obatan dan juga alat medisnya.

Si kembar di panggil ke ruangan Meta, mereka mendapatkan perawatan gratis dari Dokter muda yang di bantunya.

*******

Langit pulang ke Mansion karena memang bosan berada di kantor. Raja terus mengekor kemanapun dia pergi, sebelum bonus meluncur dia akan tetap ikut kemanapun majikannya pergi.

"Pulang bego! Gue mau ber*k." Usir Langit kesal.

"Gapapa, gue bantuin ngeden." Ucap Raja.

"Gak usah, ber*ak gue bececer." Tolak Langit.

Raja pun meringis mendengarnya, jijik sekali majikannya satu ini, gemas rasanya sampai mau gigit.

"Gapapa lah, gue bantu bersihin sampai bonus gue cair." Tak patah arang, Raja pun rela menahan jijik demi bonusnya hadir.

Langit memutar bola matanya malas, kalau orang menilai wanita itu matre, bagi Langit tuh gak semua wanita seperti itu, buktinya cowok kayak Raja pun mata duitan abis. Padahal bisa di bilang hidup Raja tuh udah mapan, tapi tetep aja hilang uang 50 ribu aja sampai stress.

Aiman duduk menyilangkan kakinya sambil membaca buku, kebiasaannya dari zaman muda tak pernah berubah. Langit berjalan menghampiri Papanya dan menyalimi tangannya diikuti oleh Raja, Bulan turun hendak turun dari atas, akan tetapi dia berbalik arah saat melihat ada Raja disana karena posisinya tidak memakai jilbab.

"Aduh, kepala bulan lupa di karungin. Bisa di makan Abang kalo dia liat, balik aja deh." Gumam Bulan segera berlari menuju kamarnya.

Aiman meminta Langit dan Raja untuk duduk, mereka berbincang membicarakan perkembangan bisnis yang sekarang di garap Langit. Walaupun Langit bukan anak kandung, baik Aiman ataupun anak-anak yang lainnya tidak pernah ada yang mempermasalahkan harta begitu mereka membahasnya. Definisi keluarga bahagia tentram dan aman sentosa ya keluarga Laras dan Aiman, karena mereka menciptakan kebahagian tanpa harus ada perbedaan.

Langit mengedarkan pandangannya ke seluruh penjuru ruangan, rupanya ibu dan adik-adiknya belum ada tanda-tanda ada di rumah.

"Pa, Ibu sama si kembar belum pulang ya?" Tanya Langit.

"Belum, tadi sih Ibu ada kirim pesan katanya pulangnya agak sorean, nanti kita ke rumah temen kamu itu. Ibu bilang mau bikin acara pengajian buat adiknya temen kamu yang meninggal, Hendra mana mungkin bikin acara kayak gitu di saat seperti ini." Jawab Aiman.

Aiman sedikit banyak tahu mengenai sosok Hendra, ya dulu dia juga ikut menyelamatkan Zoya saat Hendra membawa istri dari Nando tersebut. Kabar berita yang di sebarkan oleh Raja pula Aiman sudah melihatnya, tapi dia belum tahu siapa di balik tersebarnya berita itu.

"Iya sih, yaudah kita kesana Pa, bareng-bareng dan jangan lupa ajak tuh bocil." Ucap Langit.

"Pasti lah. Kalau enggak diajak, di jamin semua perabotan dapur hancur." Ucap Aiman di akhiri kekehannya.

"Abang!" Panggil Bulan dengan suara cemprengnya.

Bulan setengah berlari kearah Langit, dia memeluk tubuh abangnya dari belakang. Jika adik perempuan satu-satunya itu sudah bergelayut manja seperti itu, Langit yakin pasti ada maunya.

"Cepet bilang, mau apa?" Tanya Langit yang sudah tahu isi pikiran Bulan.

Bulan menampilkan rentetan gigi putihnya, dia berdiri sambil menggoyangkan tubuhnya sepeti anak kecil.

"Karung mana karung!" Raja gemas melihat tingkah laku Bulan, rasanya dia ingin memasukkannya ke dalam karung dan membawanya pulang.

"Buat apa, Kak Raja?" Tanya Bulan dengan polosnya.

"Buat ngarungin Bulan lah, buat apalagi emangnya? Kalau bukan bocil, udah gue nikahin lu!" Gemas Raja.

"Gak mau! Bulan juga pasti pilih-pilih kali," Seru Bulan mengibaskan tangannya.

Aiman dan Langit pun tertawa mendengar ucapan Bulan, anak itu memang polos dan suka asal jeplak saja kalau bicara. Bulan memiliki paras yang cantik, kulit putih dan juga wajah yang mungil bak seorang anak bayi tapi versi remaja. Tak ayal bila Raja gemas melihatnya.

"Hati mungilku sangat sakit mendengar kejujuranmu, Dek." Raja memegangi dadanya menatap sendu kearah Bulan.

"Drama lu jelek, bagusan Aslan." Ucap Langit.

"Abang, Adek mau cobain es krim yang lagi rame dong? Abang yang traktir ya?" Ucap Bulan sambil mengerjapkan matanya menatap sang Kakak.

"Iya nanti sepulang pengajian, oke?" Ucap Langit.

"Yeeaayyy! Makasih Abangku tersayang, Bulan doain biar gak jomblo lagi ya, biar nanti bulan ada temennya." Sorak Bulan sambil menggoda Kakaknya.

"Kayaknya doa lu bakalan terkabul dah," Timpal Raja dengan senyum tengilnya.

1
Eka Sari Agustina
👍👍👍👍
Nur Aqilah
Luar biasa
Rafa Pratama
novelnya slalu bagus
Difak Ajjah
Luar biasa
difaq aisyah
Lumayan
Novita Ae
Luar biasa
fanshesss_
ijin baca
prodeoo
laki laki normal tapi sangat lemah hati
Aneke Laoh
Luar biasa
Atiah arini
keren good
Jasni Erianti
/Joyful//Joyful//Joyful//Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Wy Ky
keren
Fitria Utami
waduh ngakak abis🤣🤣🤣🤣
Jasni Erianti
thor kamu orang sumatera barat ya
Reni Mardiana: aku orang bandung lah 🙃
total 1 replies
Ina Karlina
cerita asik .sukses terus ya Thor 🥰🥰
Ina Karlina
kocak banget🤣🤣🤣
Eemlaspanohan Ohan
rasain menjebak tunangan adik. sendiri
Ina Karlina
emang dasar ular..
Ina Karlina
jeni masih penasaran ke langit.. dasar cewe ga tau diri dan malu
Ina Karlina
Jefri mah tau nya minta maaf doang.. tetep aja kelakuannya ga ber- ubah.. sampai di akhir hidupnya pun meninggalkan masalh hadeeh🤦🤦
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!