NovelToon NovelToon
Pengobat Cinta Sang Letnan Angkuh Yang Patah Hati

Pengobat Cinta Sang Letnan Angkuh Yang Patah Hati

Status: tamat
Genre:Tamat / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:382.7k
Nilai: 4.9
Nama Author: Hasna_Ramarta

Letnan satu Bisma Dwipangga patah hati setelah diputuskan oleh tunangannya. Hubungannya yang sudah terjalin cukup lama itu, kandas karena sebuah alasan. Demi sebuah jenjang karier yang masih ingin digapai, dr. Jelita Permata terpaksa mengambil keputusan yang cukup berat baginya.

"Aku ingin melanjutkan studiku untuk mengejar dokter spesialis. Kalau kamu tidak sabar menunggu, lebih baik kita sudahi hubungan ini. Aku kembalikan cincin tunangan ini." Dr. Lita.

"Kita masih bisa menikah walaupun kamu melanjutkan studi menjadi Dokter spesialis, aku tidak akan mengganggu studi kamu, Lita." Lettu Bisma.

Di tengah hati yang terluka dan patah hati, Bu Sindi sang mama justru datang dan memperkenalkan seorang gadis muda yang tidak asing bagi Letnan Bisma.

"Menikahlah dengan Haura, dia gadis baik dan penurut. Tidak seperti mantan tunanganmu yang lebih mementingkan egonya sendiri." Bu Sindi.

"Apa? Haura anak angkat mama dan papa yang ayahnya dirawat karena ODGJ?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hasna_Ramarta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33 KTP Untuk Pengajuan Nikah

     Bisma melihat Haura memasukan satu per satu bajunya ke dalam tas jinjing besar miliknya. Masih dengan uraian air mata, wajah dan tubuh gadis yang bisa disebut sebatang kara itu, terlihat menyedihkan dan membuat Bisma iba.

     "Mau ke mana dia pergi? Ayahnya saja saat ini masih dirawat di yayasan orang sakit." Bisma bergumam, sejenak ia merasa kasihan dengan Haura jika pergi dari rumah ini, akan tinggal di mana.

     Bisma meninggalkan kamar Haura, kini dirinya merenung tentang apa sebetulnya keputusan yang harus ia ambil.

     Sikap sang mama membuatnya serba salah, dia pikir saat dihiburnya tadi, sang mama akan bulat mengurungkan niat atau permintaannya tentang perjodohan itu. Namun, ucapan terakhir sang mama menyiratkan sebuah kemarahan dari keputusan dirinya dan juga Haura yang terkesan menolak perjodohan itu.

     "Ya ampun, kenapa aku justru saat ini berada di posisi yang serba salah? Mama sepertinya kecewa berat saat aku menyarankan mama untuk membatalkan niatnya menjodohkan kami. Lantas aku harus apa?" renung Bisma bingung.

     Bisma bangkit dari duduknya, dengan hati yang penuh tekad ia akan memutuskan saat ini juga demi kebaikan sang mama, meskipun ini merupakan jalan yang terpaksa dia ambil. Bukankah niat dia ke rumah mama dan papanya adalah untuk menyampaikan sesuatu pada Haura.

     Langkah kaki Bisma menuju kamar Haura, tiba di depan pintu kamar Haura, ia sudah melihat Haura menjinjing tas jinjing besarnya di tangan. Bisma langsung masuk dengan perasaan marah.

     Bisma masuk lalu menutup pintu kamar Haura. "Apa-apaan kamu? Kamu mau pergi disaat mama sedang kecewa oleh kata-katamu yang sembarangan menuduhnya tidak benar? Sikap yang kamu ambil ini justru akan membuat mama tambah sakit hati dan kecewa. Begini balasan kamu pada mama dan papa aku, kamu berniat pergi saat kamu hanya ditimpa masalah sepele seperti itu? Hanya karena mama kecewa atas prasangkamu, kamu main pergi. Bukannya menyusul lalu meminta maaf dan membeli hatinya dengan sikap polosmu itu," omel Bisma seraya meraih tas jinjing Haura lalu merampas dan menghempasnya di atas ranjang.

    Haura terhenyak, dia benar-benar sedih dengan sikap Bisma yang tiba-tiba masuk lalu memarahinya.

     "Haura hanya tidak ingin Kak Bisma malu jika Haura menerima perjodohan ini. Haura tidak bermaksud berprasangka buruk sama mama. Haura sama sekali tidak ingin menyakiti hati mama," ujar Haura sangat sedih.

     "Aku tidak mau mendengar lagi keluh kesah dari mulutmu. Tetaplah tinggal di rumah ini jika ingin mama tetap baik padamu." Bisma berkata dengan tegas dengan wajah penuh kemarahan.

     Haura terdiam, hanya isaknya yang sesekali terdengar. Dia kini ia bingung apa yang harus diperbuatnya.

     "Berikan KTP mu," pinta Bisma seraya mengulurkan tangannya ke arah Haura. Haura terhenyak, untuk apa Bisma meminta KTP nya?

     "KTP, untuk apa Kak?" heran Haura sampai keningnya mengkerut.

     "Tidak perlu bertanya, berikan saja," desaknya. Dalam kebingungannya, Haura akhirnya terpaksa memberikan apa yang diminta Bisma. Meskipun hatinya bertanya-tanya, untuk apa Bisma meminta KTP nya.

     "Untuk apa Kak Bisma meminta KTP Haura?" tanya Haura penasaran.

     "Untuk aku gunakan pinjaman online, puas kamu? Untuk apa lagi kalau bukan untuk pengajuan nikah," tegas Bisma membuat Haura benar-benar tercengang tidak percaya.

     Bisma segera pergi setelah berhasil meminta KTP Haura.

    "Pengajuan nikah? Apakah Kak Bisma mau mengajukan nikah denganku? Tidak mungkin," sangkalnya dengan kening mengkerut seraya tangannya menyeka sisa air mata.

     Besoknya, Haura kini sudah bersiap akan ke kampus, karena hari ini ada presentasi mengenai desain gaun model terbaru yang ditugaskan Dosennya kemarin, Bu Weni.

     Semua kini sudah berada di meja makan, kecuali Bisma, karena Bisma sudah pindah ke rumah pribadinya yang sudah selesai direnovasi. Suasana terasa berbeda tidak seperti biasanya. Sarapan pagi kali ini, tidak seorang pun berkata-kata, kecuali Bu Sindi yang sesekali menawari suami atau Haura lauk di meja makan.

     Setelah semua selesai sarapan, Bu Sindi dan Pak Saka beranjak lebih dulu. Hari ini mereka pun akan pergi ke tujuan masing-masing. Bu Sindi ke butik, dan Pak Saka ke bengkel. Pak Saka bisa saja mempercayakan pada orang-orang kepercayaannya untuk mengawasi bengkel. Namun, Pak Saka merasa bosan di rumah, maka sesekali lelaki paruh baya itu mendatangi bengkel untuk sekedar nongkrong dan ngopi di sana.

     Haura segera beranjak dari ruang makan, ia menyusul Bu Sindi yang akan keluar rumah. "Mama," tahannya seraya memegang lengan mama angkatnya itu. Bu Sindi menahan langkahnya lalu menoleh ke arah Haura.

    "Haura? Kamu mau kuliah pagi, ya? Mama juga akan pergi ke butik. Pergilah, nanti kamu kesiangan," ujar Bu Sindi mendahului.

     "Iya, Ma, Haura kuliah pagi. Haura ingin minta maaf masalah kemarin, Haura benar-benar menyesal telah membuat Mama kecewa dengan ucapan Haura. Sekali lagi Haura minta maaf. Haura sedih, karena kemarin dan hari ini merasa kehilangan Mama yang Haura kenal. Haura mohon, maafkan Haura, Ma. Haura tidak maksud menuduh Mama yang tidak-tidak, demi Tuhan. Kemarin Haura salah bicara," ujar Haura memohon sembari meneteskan air mata, lalu bersimpuh di bawah kaki sang mama.

    Bu Sindi terkejut melihat Haura bersimpuh di kakinya, dengan cepat ia menarik tubuh Haura lalu menatapnya lekat. Haura tidak kuat menatap sang mama yang selama ini penuh kasih sayang, lalu Haura memeluk sang mama sambil menangis di sana.

    "Haura, sudah. Kamu tidak sepenuhnya salah. Mama kemarin mungkin terlalu terbawa perasaan sehingga mama merasa kecewa dengan kata-katamu. Sudahlah, mama sudah maafkan kamu. Sekarang jangan menangis lagi. Seka air matamu dan segera ke kampus. Mengenai sikap mama kemarin, sudah lupakan, ya," bujuk Bu Sindi yang kali ini terdengar tulus dan kembali seperti semula.

     "Terimakasih, Ma. Karena Mama sudah memaafkan Haura," ujar Haura seraya meraih tangan Bu Sindi lalu diciumnya seperti hari-hari biasa.

     "Sama-sama. Sekarang kamu harus pergi ke kampus. Baik-baik belajar, agat cita-citamu tercapai," harap Bu Sindi seraya melerai pelukannya bersama Haura.

     "Mama harus pergi duluan, ya. Kamu hati-hati di jalan saat mengendarai motor," pesan Bu Sindi seraya mencium kening Haura. Kehangatan itu kini kembali dirasakan oleh Haura. Dan Haura merasa lega.

****

     Beberapa jam setelah di kelas dan mempresentasikan desain gaunnya, Haura bersama teman-teman lainnya bubaran dari kelas untuk pulang. Haura segera merapikan mejanya lalu keluar kelas.

     "Haura, aku antar pulangnya, ya?" sapa Adi yang tiba-tiba sudah ada di pinggir Haura. Haura tersentak beberapa saat.

     "Tidak, Di. Aku kan bawa motor," tolak Haura karena ia memang bawa motor.

     "Kirain tidak bawa motor, tadinya aku ingin antar kamu sekalian traktir kamu makan siang di kafe," ujar Adi terdengar menyesal. "Baiklah, aku pulang, ya. Kamu hati-hati di jalan," kata Adi lagi seraya menjauh sembari melambaikan tangan pada Haura.

     Keadaan ini, rupanya diawasi seseorang. Tapi Haura tidak tahu siapa bahwa dirinya sedang diawasi.

1
wulansari
Luar biasa, critanya cip ibu suka...
selamat berkarya yg lain sehat selalu 💪🙏
Nasir: Mksh Bunda...
total 1 replies
wulansari
wah kayaknya critanya menarik ibu mampir baca nih
elly fitriyatun
Haura Hamidun /Grin/
Nasir: Hehehe begitulah Kak...
total 1 replies
Dewi Sabriani
Luar biasa
Nasir: Mksh byk Kak.
total 1 replies
Sulisbilavano
jangan perselingkuhn stlh nikah thor..
Nasir: Tidak ada Kak. Lanjutkan ya...
total 1 replies
mommy lala
terimakasih thoor ditunggu kisah selanjutnya....🙏🙏
Nasir: Sama2 Kak... mampir ya ke karya baru.
total 1 replies
Lita Pujiastuti
Terima kasih Thor, kisahnya berakhir damai. Jadi adem ..😊
Kadek Bella: trima kasih thoor,, tetap smangat
Nasir: Alhamdulillah...
total 2 replies
Haikal syahputra haykal
blm ap2 cerita ny udah nyesek thor.. kasian vania ny.. aplgi klu di buat suaminya balik ke mantan ny.. mewek bener dech
Nasir: Kita lihat nanti ya...
total 1 replies
Lita Pujiastuti
Baru awal saja, sudah nyeseg..😭
Khanza Via
hamil ini Haura
Nasir: 🥰🥰🥰🥰🥰🥰
total 1 replies
elly fitriyatun
Suka SM alurnya...cr menulisnya dibikin paragrap JD gak suntuk bacanya
Nasir: Wahhhh.... mksh Kak... lanjut ya....
total 1 replies
Lita Pujiastuti
Tamat deh, sementar Jelita blm ada ending yang bahagia jg. Cerita Jelita hanya sebatas nyesel telah ninggalin Bisma, bikin dong Jelita sadar dg cintanya Mayor Erwan, dan akhirnya bisa nurunin ambisi karirnya dan bisa terima mayor erwan dan anaknya ...biar semua happy ...🤗🥰
Nasir: Trmksh sudah mendukung karya saya...
Lita Pujiastuti: ok....sip...😊👍
total 3 replies
Nurwana
haura jaga hatimu, biarkan Bisma duluan yang jatuh hati.
Nurwana
ya iyalah... dimana mana itu kalau sudah komitmen menikah harus saling mencintai... kalau cuman main main buat nikah...
Murni Zain
Terlalu cepat end.. pengen lbh banyak lg ☺
NURHIDA MUJUR
ku tunggu serial baja versi dewasa
Nasir: Insya Allah Kak...
total 1 replies
Rina meryati
ceritanya bagus q suka...sayang udah tamat aja...ga ada sekuelnya Thor...
Nasir: Trmksh Kak.... sekuelnya mungkin nanti dipikirkan. Tapi idenya masih bingung.
total 1 replies
Mrs.Riozelino Fernandez
Tante reader nunggu novel Baja launching ya Nak...😆
berharap kk 😆🙏🏻
Mrs.Riozelino Fernandez: semoga idenya mengalir lancar kk Thor
Nasir: Sedang dipikirkan Kak... hehe diain ya...
total 2 replies
Mrs.Riozelino Fernandez
selamat ya Haura Bisma...💕💕💕
Mrs.Riozelino Fernandez
euleh...euleh...itu sih mau mu Bisma 😆😆😆
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!