Fahira Salsabila, seorang wanita yang ditinggal mati suaminya dan mempunyai satu anak perempuan bernama Yumna Arsyila.
Dia yang berstatus janda dinikahi oleh seorang pria yang bekerja sebagai Manager perusahaan ternama yang bernama Arka Ardinatha karena dijodohkan oleh orangtua Arka.
Fahira dinikahi tapi tak pernah disentuh oleh suaminya sampai dua tahun lamanya hanya dengan alasan tidak mencintainya.
Lalu bagaimana dengan perasaan Fahira yang tulus padanya, Apakah Fahira akan tetap terus bertahan dengan siksa batinnya ?
Atau justru dia akan pergi meninggalkan Arka ?
Kita simak yuk ceritanya di karya Novel => Tak Tersentuh
By: Miss Ra
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rania Alifah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps 12
Sepulang dari Sekolah, Fahira menelfon Fania disana. Fahira ingin meminta bantuan Fania agar mau datang ke sekolah yang dulu ia bekerja. Karena jika Fahira yang ke kampung nya tidak mungkin, Arka tidak akan mengijinkan itu.
"Hallo Assalamualaikum Fan, gimana kabarmu ?" tanya Fahira yang telfonnya sudah tersambung.
"Waalaikumsalam Kak, alhamdulillah aku baik Kak. Ada apa Kakak telfon Nia ?"
Fahira lalu duduk di sofa ruang keluarga sambil mengawasi Yumna bermain dengan bonekanya disana.
"Ini Fan, Aku mau minta tolong. Bisa ?" tanya lagi Fahira yang sebenarnya tidak ingin merepotkan Fania.
"Bisa Kak, mau minta tolong apa ? Katakan saja.. Siapa tahu Nia bisa bantu.."
Fahira mengambil nafasnya sesaat kemudian kembali bicara dengan Fania.
"Tolong, kau bisa tidak ke tempat sekolah waktu aku kerja dulu ? Untuk meminta surat keterangan pindah kerja dari sekolah itu ke sekolah yang ada di Jakarta.."
Fahira menjelaskan panjang lebar tentang niatnya untuk meminta bantuan pada Fania.
"Oohh bisa Kak, nanti Nia usahakan untuk mengurus semuanya. Memangnya Kakak mau kerja lagi ?" tanya Fania penasaran dibalik telfonnya.
"Iyaa Fan, aku jenuh dirumah terus nggak mengerjakan apapun. Apalagi Mas Arka nggak pernah ngajak aku jalan-jalan.."
"Ooh ya sudah, memang lebih baik seperti itu."
Keduanya terus mengobrol sampai tiga puluh menit lamanya. Hingga tak terasa Adzan dzuhur berkumandang membuat mereka menghentikan obrolannya dan mematikan telfonnya masing-masing.
*
Sore harinya, Fahira menyambut kedatangan suami dengan begitu harum dan seksi. Kini Fahira lebih mementingkan penampilan nya seperti para jalang yang disukai oleh suaminya Arka.
"Fahira.. Kau sedang apa ?"
Arka yang baru saja pulang kerja terkejut saat melihat Fahira sedang membersihkan ruang keluarga namun berpakaian se seksi itu.
Fahira hanya menggunakan tangtop warna hitam, namun itu hanya menutup sampai dibawah dada dan perut juga pusarnya terlihat. Dia juga memakai celana hot pant yang sangat pendek hingga pahanya terekspose sangat jelas membuat mata Arka semakin tidak sehat jika menatapnya.
"Aku sedang membersihkan rumah Mas.."
Fahira menyahutnya dengan wajah tanpa bersalah. Dia sengaja begitu agar Arka mau meliriknya sebagai wanita. Sedangkan Arka mengerutkan keningnya saat mendengar jawaban dari sang istri.
"Membersihkan rumah memang harus berpenampilan seperti itu ?"
Arka mengajukan pertanyaan seperti itu karena merasa heran, lagi-lagi Fahira memakai pakaian seksinya. Sedangkan Fahira bertingkah seperti itu sesuai arahan dari aplikasi yang ia lihat untuk memikat hati suami yang dingin.
"Memangnya kenapa ? Aku dirumah juga sendirian.. Apalagi pria disini cuma ada kamu suamiku, iya kan ? Lagian gerah Mas kalau membersihkan rumah menggunakan pakaian panjang.."
Setelah mengatakan itu Fahira kembali berlutut dan membungkuk mengibas sofa dan karpet yang ada dibawah sofa tersebut lalu menonjolkan bokongnya membuat pikiran Arka melayang kemana-mana.
Arka menelan salivanya saat melihat itu, dia tetap berusaha menetralkan dirinya agar tidak terbawa suasana dengan perlakuan Fahira yang seperti itu. Arka yang masih dibuat melayang akhirnya memilih untuk pergi dari ruangan itu dan melangkah menuju kamarnya.
Sedangkan Fahira yang sudah mendengar kamar Arka tertutup tersenyum lebar kemudian bangkit bersorak senang dengan nada lirihnya.
"Yes ! Yes ! Yes !"
"Bunda kenapa Bun ?"
Fahira terdiam seketika saat dirinya berjingkrak jingkrak senang setelah mendengar Yumna menanyakan dirinya kenapa. Fahira tersenyum simpul merapihkan rambut dan pakaiannya menggelengkan kepala menyahut sang putri.
"Bunda nggak pa pa sayang.."
Fahira kemudian berbalik mengambil sapu dan menyapu debu-debu sofa juga karpet yang tadi ia bersihkan. Selesai membersihkan rumah, Fahira memasak untuk makan malam keluarga kecilnya itu.
Masih dengan pakaian yang sama, Fahira menggelung rambutnya hingga membuat leher jenjangnya terlihat begitu seksi dimata pria.
Sedangkan Arka yang baru saja keluar dari kamar kembali dibuat terkejut oleh Fahira. Arka lagi-lagi menelan ludahnya kasar saat melihat Fahira memasak dengan pakaian yang tadi namun bedanya dia menggelung rambutnya hingga membuat mata Arka tak sehat.
"Astagfirullah, lama-lama aku bisa mati tegang jika terus melihatnya seperti ini.. Huufftt.. Arka kau harus kuat. Kau tidak boleh lemah dengan melihat tubuh seksinya itu."
Arka bergumam bicara sendiri dengan panas dingin dia berusaha menetralkan hawa nafsunya yang sudah mulai tidak bisa dia tahan.
Fahira yang melihat Arka berdiri mematung memandanginya tersenyum simpul. Dia yang baru saja meletakkan mangkuk dimeja makan langsung memanggil suaminya itu.
"Mas.. Mau makan ? Semuanya sudah siap.."
Fahira menawarkannya dengan wajah seolah-olah tak tahu sikap Arka yang kelimpungan menahan gejolak jiwanya yang semakin meninggi.
Arka yang sudah sedikit netral menganggukkan kepalanya dan melangkah mendekati meja makan dengan sesekali melirik Fahira yang masih sibuk menyiapkan semuanya.
"Mau makan apa Mas..?"
Fahira menawarkan itu dengan sengaja membungkuk mendekatkan dadanya yang terpampang jelas di depan mata Arka. Hal itu membuat mata Arka tertuju pada Dada Fahira sampai membuat dia kembali menelan ludahnya perlahan.
"Mas.."
"Ah iya.."
"Mau makan pakai lauk yang mana ?"
Fahira yang tahu Arka salah tingkah masih tetap berusaha biasa saja agar Arka tidak curiga. Sedangkan Arka yang salah tingkah langsung mengambil air minum dan meminumnya hingga habis tanpa sisa.
Setelah berhasil menghabiskannya, Arka menatap Fahira dengan tatapan penuh tanya.
"Kau sengaja berpakaian seperti itu untuk menggoda ku Fahira ?"
Pertanyaan Arka membuat wajah Fahira berubah sinis. Dia merasa kesal karena bukan pertanyaan itu yang Fahira inginkan.
"Untuk apa aku menggodamu ? Kau lihat ? Ruang tamu, ruang Tv, kebun di belakang, halaman teras rumah sampai kau lihat ini, dapur bersih. Semuanya aku yang membersihkan Mas. Jika aku menggunakan pakaian yang selalu panjang, bisa terbakar tubuhku kau tahu tidak ?"
Fahira menyahut pertanyaan Arka dengan begitu panjangnya karena sengaja agar Arka bisa mengalihkan pikiran dan tidak curiga dengannya yang memang sengaja menggunakan pakaian seksi untuk menggoda suaminya.
"Nih, ambil sendiri nasinya. Aku sudah lapar sejak tadi, tapi kau malah mengajakku berdebat."
Fahira menyerahkan piring kosong pada Arka karena kesal, dirinya kemudian melangkah menarik kursinya dan duduk disebelah Yumna kemudian kembali mengoceh.
"Punya suami bukan nya bersyukur rumahnya sudah dibersihkan. Ini malah menuduh aku menggodanya. Memangnya dia pikir aku wanita jalang apa, untuk apa menggoda suami sendiri ? Aku nggak semurah itu.."
Fahira menggerutu membuat Arka semakin salah tingkah. Ternyata Fahira jika sudah mengomel membuatnya tak bisa berkutik. Arka kemudian mengambil nasi sendiri dan juga lauknya di atas piring miliknya.
Dimeja makan cukup hening hingga semuanya selesai makan pun Fahira tetap diam tak lagi banyak bicara. Sedangkan Arka memilih untuk duduk diruang keluarga menemani Yumna bermain dengan bonekanya.
"Papa Arka nggak istirahat ?" tanya Yumna yang tak biasanya melihat Arka menonton tv.
"Nggak sayang, Papa sedang ingin menemani Yumna disini.." sahut Arka tersenyum simpul.
"Papa Arka mau tidak bobo sama Yumna ?"
Pertanyaan Yumna membuat Arka yang sedang menyeruput kopinya tersedak hingga batuk. Arka tak menyangka, Yumna anak yang polos dan lugu bisa mengajukan pertanyaan seperti itu.
Fahira yang masih menyuci piring di dapur mendengar Yumna menanyakan itu memasang telinganya karena ingin mendengar jawaban Arka pada Yumna.
"Ah Maaf sayang, Papa belum bisa bobo sama Yumna.." sahut Arka lembut namun membuat Fahira yang mendengarnya sedikit kecewa.
"Kenapa ? Papa Arka masih malu sama Yumna dan Bunda yah ?"
Arka mendengar pertanyaan itu hanya menganggukkan kepalanya sambil tersenyum. Yumna yang melihat Arka mengangguk sebagai jawaban kembali memainkan bonekanya. Dan Arka kembali fokus menatap layar Tv nya hingga tanpa sadar Fahira sudah masuk ke dalam kamarnya karena sudah tidak tahan ingin menangis.
...----------------...
Bersambung...