Benih Mas Ipar

3 bulan berlalu ...

Kehidupan Naretta dan Dean berjalan sebagaimana layaknya hubungan rumah tangga pada umumnya . Perdebatan pasti ada tapi sebisa mungkin Dean memilih mengalah demi menjaga mental bumil cantik nya ini .

Selama itu pula, Naretta belum bertemu kembali dengan Sasya ataupun Kaivan .

Sedang Kaivan , pria itu baru saja pulang dari Eropa karena ada masalah pada perusahaannya yang ada disana .

Dan hari ini Naretta memiliki jadwal untuk memeriksakan kandungannya tapi sayang Dean tak bisa menemani karena ada kunjungan proyek diluar kota .

Sembari taksi online yang dipesannya datang , Naretta mencoba menghubungi suaminya untuk meminta izin .

Tak disadari Naretta jika dibelakangnya sudah berdiri pria yang tiga bulan ini tak ia jumpai .

"Ekhemm ..." ucap pria itu berdehem

Naretta menoleh dan menatap pria yang bertubuh tinggi atletis itu mengenakan setelan jas formal nya .

"Mas Kai .." sapa Naretta lirih

"Bagaimana kabar mu ?" tanya Kaivan

"B-baik mas .." jawab Naretta gugup sambil mengelus perut nya yang sudah terlihat menyembul .

"Mau kemana ?" tanya Kaivan lagi , mata nya menatap intens Naretta .

"Dia bertambah cantik ". Batin Kaivan sembari melirik perut Naretta .

"Mau periksa kandungan mas ".

"Sendirian ? Kemana Dean ?" , matanya menyusuri sekitar mencari keberadaan suami dari wanita yang ada didepannya ini .

"Mas Dean ada kerja diluar kota mas ". Sahutnya

"Ya sudah kamu tunggu sini , aku ambil mobil dulu ". Kata Kaivan dan langsung berlalu menuju basement untuk mengambil mobil nya .

Naretta hendak menolak tapi Kaivan sudah lebih dulu pergi . Tak lama Kaivan datang dengan mengendarai mobil sedan BMW keluaran terbaru . Dia langsung turun dan membukakan pintu untuk Naretta . "Ayo masuk ".

"Tapi mas , aku udah pesan taksi online ". Ucap Naretta .

"Batalkan saja , lagipula ku lihat taksi mu tak kunjung datang dari tadi , kau akan terlambat mendapat antrian . Sudah aku antarkan saja ". Kata Kaivan lembut

Dengan terpaksa Naretta menurut , lagipula sopir taksi baru saja menghubunginya jika ban mobilnya bocor . Bisa saja dia memesan taksi lagi tapi yang diucapkan Kaivan benar ada nya , pasti dia akan terlambat mendapat antrian meskipun dia sudah membuat jadwal .

Melihat Naretta sudah duduk dengan nyaman , Kaivan langsung menutup pintu dan kembali duduk pada kursi kemudi . Perlahan Kaivan melajukan mobilnya pelan meninggalkan gedung apartemen .

Tak ada obrolan didalam mobil , Naretta yang asyik menatap luar jendela sedang Kaivan fokus menyetir . Jujur saja bukan tak ada bahan obrolan , bisa saja mereka basa-basi menanyakan keadaan tapi yang ada hanya rasa canggung untuk memulai pembicaraan .

"Nar ..." panggil Kaivan mencoba mencairkan suasana yang canggung ini .

"Ya mas .." jawab Naretta seraya terus mengelus perut nya .

"Udah berapa bulan kita gak ketemu ? Kandungan mu udah besar ya .. Dia bikin kamu susah gak ?" tanya Kaivan basa basi

Naretta tersenyum."Iya mas, udah tiga bulan kita gak ketemu . Dia anteng kok mas gak bikin aku susah , justru aku malah pengen ngrasain seperti ibu hamil lainnya ". Jawabnya

"Maksud nya ?" tanya Kaivan bingung .

"Sejak hamil aku belum pernah ngerasain mual-mual , bahkan aku jadi orang yang pemalas karena mau nya rebahan terus dikasur . Bahkan aku belum juga ngrasain yang namanya ngidam ". Kata Naretta

Mendengar itu Kaivan menghela nafas pelan , Andai Naretta istrinya pasti pria itu akan melimpahkan seluruh kasih sayang dan cinta nya untuk wanita yang tengah mengandung darah daging nya .

"Nar ..." panggil Kaivan lagi

"Hm.. ya ?" jawab nya tanpa mengalihkan pandangannya pada perut buncit nya

"Boleh aku mengelus perut mu sebentar ?" tanya Kaivan meminta izin . Tak mungkin dirinya lancang memegang bahkan mengelus perut mulus nan putih itu yang didalamnya ada anak kandung nya .

Naretta menoleh menatap wajah tampan pria disamping nya ini . Dirinya bimbang harus menjawab bagaimana pertanyaan itu ?

"Boleh .." ucap Naretta akhirnya mengizinkan Kaivan untuk mengelus perut nya .

Perlahan tangan kekar itu terulur menyentuh perut Naretta dan mengelusnya pelan . Seperti ada getaran aneh yang dirasakan Naretta , usapan tangan Kaivan membuatnya nyaman hingga tanpa sadar ia memejamkan mata tertidur .

"Nak , ini papah sayang .. Bagaimana kabar mu ? Jangan bikin mamah susah ya sayang ". Ucap Kaivan lirih lalu menunduk mencium perut Naretta , mata nya melirik wanita itu yang sudah tertidur pulas padahal mobil yang mereka kendarai sudah sampai ditempat parkir rumah sakit .

Kaivan tak berniat membangunkan Naretta , dirinya tahu jika ibu hamil pasti butuh istirahat yang cukup . Selama dia diluar negeri Kaivan selalu mengutus mata-mata untuk mengawasi dan menjaga Naretta dari jauh.

Dia tak ingin wanita yang sedang mengandung darah daging nya ini sampai terluka . Terlebih Kaivan tahu jika Dean bukan pergi keluar kota , itu hanya alibi nya saja untuk membohongi Naretta . Sebenarnya Dean ada diapartemen Sani menemani wanita itu yang katanya sedang sakit , entahlah Kaivan juga tak tahu yang dia fokuskan hanya wanita yang tertidur dimobilnya ini .

Kaivan mengecup kening Naretta dengan sayang . "Maaf jika aku membuatmu susah dengan mengandung anak ku , tapi aku janji akan melindungi dan mengawasi mu dari jauh . Tak akan aku biarkan orang-orang jahat menyakiti kalian ". Bisiknya tepat ditelinga Naretta.

tangan nya terulur menyentuh pipi mulus wanita itu lalu mengusapnya pelan .

Usapan tangan Kaivan ternyata membangunkan Naretta .

"Sudah bangun hm ?" tanya Kaivan lembut

"Mas Kai .. Maaf mas aku ketiduran ". Ucap Naretta meminta maaf

"i'ts okay gapapa ,bumil memang harus banyak istirahat ", kata Kaivan sambil tersenyum tipis .

Naretta menjadi tak enak hati , kenapa juga ia menikmati tangan Kaivan yang mengelus lembut perut nya. Sungguh itu sangat nyaman , Naretta ingin selalu merasakannya setiap hari !.

"Mau periksa sekarang ?" tanya Kaivan membuyarkan lamunan Naretta .

Naretta mengangguk kemudian Kaivan turun lalu membukakan pintu untuk Naretta .

"Hati-hati ". Ucap Kaivan lembut .

.

.

.