NovelToon NovelToon
GADIS MANJA DAN PANGERAN DINGIN

GADIS MANJA DAN PANGERAN DINGIN

Status: tamat
Genre:Romantis / Tamat / Nikahmuda / Cintamanis / Romansa-Teen school
Popularitas:25.6M
Nilai: 4.7
Nama Author: Mae_jer

Akibat trauma masa lalu, Chaby tumbuh menjadi gadis yang sangat manja. Ia hidup bergantung pada kakaknya sekaligus satu-satunya keluarga yang peduli padanya.

Di hari pertamanya sekolah, ia bertemu dengan Pika, gadis tomboi yang mengajaknya loncat pagar. Kesialan menimpanya, ia tidak tahu cara turun. Matanya berkaca-kaca menahan tangis. Disaat yang sama, muncul pria tampan bernama Decklan membantunya turun.

Decklan itu kakaknya Pika. Tapi pria itu sangat dingin, dan suka membentak. Tatapan mengintimidasinya selalu membuat Chaby menunduk takut.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 3

Decklan sedang bersama sahabatnya-sahabatnya di kantin saat hpnya berdering.

Ia berdecak malas melihat nama adiknya muncul di daftar panggilan. Kalau ini bukan panggilan yang ke enam, jangan harap akan ia angkat.

Bukan karena ia benci pada Pika adiknya itu, tapi ia terlalu malas dengan tingkah gadis itu yang selalu heboh dan sangat cerewet sampai-sampai bisa memicu sakit kepalanya. Ia tidak mau mendengar semua ocehan Pika yang menurutnya tidak berfaedah itu.

"Ngapain?" tanyanya ketus dengan hp tertempel di telinganya.

"Kak ayo ke belakang sekolah sekarang, aku butuh bantuan kakak. Penting banget pokoknya."

Belum sempat Decklan membalas, telponnya malah dimatikan sepihak.

Sial..

Umpat Decklan, ia mengutuk Pika dalam hati. Kalau bukan adiknya, pasti gadis itu sudah ia lempar jauh-jauh dari bumi ini. Mau tak mau ia berdiri dari tempatnya dengan berat hati.

"Mau kemana lo?" tanya salah satu sahabatnya ketika melihat lelaki itu bangkit dari kursi dan bersiap pergi. Pria dengan mata hitam pekat yang bisa membuat banyak gadis jatuh hati itu namanya Bara.

"Adek gue." sahut Declan tidak jelas. Raut wajahnya terlihat jengkel.

"Adek lo kenapa?" kali ini Andra yang angkat bicara tapi tidak kedengaran Decklan.

Tuh cowok sudah hampir mencapai pintu keluar kantin. Andra kembali menyeruput jusnya tidak peduli.

Di belakang sekolah, Decklan mengedarkan pandangannya di semua tempat mencari-cari keberadaan Pika.

Kemana sih bawel itu sih, katanya dibelakang sekolah tapi batang hidungnya saja tidak kelihatan sedikit pun. Pria itu berdecak kesal terus mencari-mencari bayangan adiknya. Awas saja kalau cewek itu cuma mengerjainya. Ia akan buat perhitungan.

"Kak Decklan disini."

Pria itu berbalik ke arah suara yang di kenalnya itu dan mendapati Pika yang menyembulkan kepalanya dari balik pohon pinus besar.

Alisnya terangkat.

Kenapa tuh anak kayak sembunyi-sembunyi begitu? Lagian ini juga dibelakang sekolah dan nggak ada siapa-siapa yang dilihatnya selain dirinya sendiri dan sih belagu itu. Apa yang dia lakukan sendirian disini bahkan di hari pertamanya masuk sekolah.

Isi kepala Decklan bercampur aduk. Jangan-jangan tuh cewek ngelakuin hal yang nggak-nggak lagi. Lihat saja nanti kalo benar. Ia cepat-cepat berjalan menghampiri cewek itu.

"Ngapain disini?" tanyanya ketus. Ekspresinya penuh kecurigaan.

Didepannya Pika mendengus jengkel. Kakaknya itu selalu menyebalkan dan tidak pernah sekalipun bersikap lembut padanya. Selalu aja curiga kalau dia mau meminta bantuan. Bawaannya bikin kesal mulu.

"Aku tuh sama temen aku tadi telat, makanya kita lewat sini." jelasnya tak kalah ketus.

"Terus, ngapain manggil gue?" tanyanya lagi tetap ketus. Matanya mencari-mencari seseorang yang dibilang Pika temannya itu namun tak ada siapa-siapa disitu. Bagaimana ia tidak curiga coba.

Pika merasa sebal dengan sikap kakaknya yang terlalu dingin, tapi ia tetap memerlukan bantuan cowok itu buat nolongin cewek yang nyangkut di atas tembok sana.

"Aku butuh bantuan kakak buat turunin dia."

tangan kanannya terangkat menunjuk ke atas tembok pada Chaby. Gadis itu tengah menatap mereka dengan mata berair. Perutnya mulai kesakitan akibat tertekan tembok cukup lama. Ia menyalahkan dirinya sendiri yang begitu bodoh dan mau saja ikut-ikutan manjat tembok padahal tidak bisa.

Saat mendongak ke atas Decklan mendapati seorang gadis yang berada diatas tembok. Oh, jadi teman yang di maksud Pika ada di atas sana.

Ia mengamatinya lumayan lama. Mata gadis itu terlihat bengkak. Tatapan mereka bertemu. Ia bisa lihat tatapan penuh harap di mata gadis yang tengah menatapnya itu. Jelas sekali terlihat gadis itu sedang meminta bantuan dari ekspresinya. Dasar cengeng.

Awalnya Decklan tidak peduli dan ingin pergi begitu saja tapi tatapan gadis itu seolah membuat hatinya merasa tidak tega

Aneh...

Selama ini ia belum pernah merasa simpati pada siapapun apalagi pada perempuan, tapi malah luluh dengan tatapan gadis asing yang cengeng itu.

"Kak, tolongin dong. Kasian dianya."

Suara Pika menyadarkan lamunan Decklan. Tanpa aba-aba ia melompat ke atas dan dalam sekejab mata sudah berada di samping Chaby mengangkat gadis itu tanpa persetujuannya.

Kejadian itu terjadi sangat cepat sampai-sampai Pika takjub melihat kakaknya yang menurutnya seperti pahlawan di film-film itu. Ia juga heran bagaimana cowok itu bisa menjaga keseimbangannya diatas dengan seseorang yang sekarang di gendongnya.

Berbeda dengan Pika yang senang melihat adegan action itu, Chaby malah terus berteriak histeris sambil memeluk pinggang Decklan kencang-kencang.

"Hwaaaa.....!" teriak Chaby sekencang mungkin.

"Diem." ucap Decklan penuh penekanan.

Teriakan gadis itu terhenti. Ia menatap cowok itu takut takut. Sesaat kemudian ia merasakan tubuhnya melayang bersama lelaki itu. Ia menutup matanya rapat-rapat, mati-matian menahan diri supaya tidak berteriak dan tetap melingkarkan tangannya kuat-kuat di pinggang cowok yang tidak dikenalnya itu. Saat di rasanya tubuhnya tidak melayang lagi, ia membuka matanya perlahan-lahan. Cowok yang tadi menggendongnya sedang menurunkannya pelan-pelan.

"M.. ma..kasih." ucapnya terputus-putus sambil mengusap sisa-sisa air matanya. Cowok itu hanya menatapnya datar.

"Lain kali kalo nggak bisa manjat, gak usah manjat. Bego kok di pelihara."

Ketus Decklan membuat Chaby tersentak. Ia tertunduk takut. Ya iyalah dia takut, kan setelah kakaknya membawanya kabur dari orang tua mereka, belum pernah ada seorang pun yang bicara kasar begitu didepannya.

"Kakak kok galak banget sih, temen aku kan jadi takut." celoteh Pika dongkol.

"Bodoh." balas Decklan cuek lalu berjalan pergi meninggalkan dua gadis itu.

Tidak penting sekali ia datang kesitu cuma mau tolong seorang gadis manja dan cengeng itu.

1
Bola nasi
emang bener2 sakit ni omaa nya
Bola nasi
gilaaaa banget emaknya
Tuti irfan
Luar biasa
Lala Kusumah
syukaaaaaa ceritanya 😍😍
Kenzi Gummy
🙏🏼🙏🏼🙏🏼🤣🤣🤣🤣
julia sorong
Luar biasa
Suroyya AlGadrie
😭🤣🤣🤣🤣🤣🤣
piyo lika pelicia
pika kan wanita kecil yang kuat, dari cerita ini aku menemukan sebuah nama yang sangat cantik
Anonymous
Luar biasa
Sesha
gk jadi benci deh sama author nya
karyaku
hi kak transmigrasi menjadi istri mafia jangan lupa mampir y kk
Kasut Sekolah
/Sob/
Rafinsa
Luar biasa
Ella Fatur Rohman
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Jennifer Jatam
Luar biasa
Jennifer Jatam
Biasa
Laeli Sulasiyatin
meskipun cuma fiksi..tp karya lo dach bikin gwe nangis 2 kli thorrr....
😭😭😭😭😭😭
Yanti Dwijaya
part ini aku ketawa capek 🤣🤣🤣🤣😭
Nurul Wafa
Luar biasa
Hope
bara km tau salah sasaran sampai berbuat sejauh itu ke chuby pdhl dia ga tau apa2 kok lgsg maen tampar aja sih 🙁😡🤬
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!