Suatu hari seorang ksatria yang kehilangan ingatannya terbangun di dalam sebuah rumah dan ternyata itu adalah rumah seorang gadis cantik yang buta bernama Alaina alaisa dan seekor gagak yang bisa berbicara.
Setelah berbincang-bincang akhirnya sang Ksatria di beri nama oleh alaina yaitu ali, mereka pun akhirnya hidup bersama.
Namun tanpa di sadari, awal dari pertemuan itu adalah takdir dari tuhan. karena mereka adalah orang terpilih yang akan menyelamatkan bumi dari ancaman iblis szamu yang akan bangkit.
Inilah kisah ali dan alaina yang akan memimpin umat manusia memerangi kedzaliman iblis szamu dan pengikutnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sukron bersyar'i, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mata yang indah telah kembali bersinar
..."Keajaiban tuhan selalu ada untuk orang-orang yang meng-imaninya"...
Setelah hari kemarin yang penuh dengan kejutan-kejutan di luar nalar ku, pagi hari ini aku di kejutkan dengan gelak tawa alaina.
"ahahahah,.. yeaay!,.. ahahahaha,..!" suara gelak tawa alaina yang cukup keras di kamarnya sontak membangunkan ku dari tidur.
"ada apa ya, pagi-pagi begini, alaina sudah tertawa lepas seperti ini" gumam ku, akupun lekas beranjak bangun dari tempat tidurku untuk melihat apa yang sedang alaina tertawakan.
saat setelah aku tiba di kamar alaina, aku melihat dari celah pintu yang terbuka alaina sedang menari-nari dengan riang gembira di kamarnya. "wah cantik dan anggunnya," gumam ku terkesima melihat alaina yang sedang menari-nari dengan gaun yang ia kenakan, ia tampak terlihat sangat cantik, serta kilauan rambut hitam dan seri di wajahnya.
"Wei, pria mesum, lagi ngintip kau ya!" celoteh reno yang tiba-tiba berada di belakangku dan memukul ku dengan sayapnya.
"e-ehh guru, ssuutt!, aku sedang melihat alaina menari-nari di kamarnya sambil tertawa gembira" ucapku.
"sama aja ngintip! emang ada apa dia menari-nari seperti itu?" tanya reno.
"aku juga tidak tahu, saat bangun tidur aku mendengar alaina tertawa lepas, jadi aku kemari untuk memeriksanya" ujarku.
"oh begitu" ucap reno, aku dan reno pun sama-sama berdiri dibalik pintu untuk mengintip alaina yang sedang berkaca diri di cermin sambil menari-nari dan melantunkan nada dari mulutnya. namun karena terlalu fokus memperhatikan alaina, aku tidak sengaja mendorong pintunya hingga aku terperosok masuk kedalam kamar alaina.
"ngeeek,..braaak!" suara pintu yang terbuka saat aku terperosok dan terjatuh kelantai kamar alaina. alaina yang melihat ku terjatuh dengan seketika berhenti menari dan menoleh ke arahku.
"mmhhh,..." alaina terkejut saat melihatku.
"apakah kau ali?!" tanya nya, dengan wajah riang gembira.
"e-iya alaina, maaf aku tiba-tiba masuk ke kamarmu" ucapku, sambil beranjak berdiri, lalu alaina menghampiriku dan berdiri tepat di depanku.
"aduh alaina wajahmu terlalu dekat!" gumam ku, saat alaina memperhatikan wajah dan tubuhku dengan wajah serius.
"ee-,.. ada apa alaina, apa ada yang aneh di wajahku?"
"wah senangnya, ternyata benar seperti bayanganku, kau memiliki mata yang tajam dan bentuk wajah yang tegas, meskipun tingkahmu berkebalikan dari wajahmu yang terlihat serius" celoteh alaina dengan wajah yang berbinar-binar.
"ahahahah, kau benar alaina, ga nyambung banget kan muka sama tingkah lakunya." celoteh reno.
"iya ahahaha,..!" alaina dan reno tertawa bersama
"eeh,. ini pujian apa hinaan ya? tapi tu-tunggu dulu kaya ada yang aneh, kok alaina bisa tau bentuk wajahku" gumam ku.
"apa kamu sekarang udah bisa melihat alaina?!" tanyaku dengan tegas.
"emm,.. iya aku sekarang udah bisa melihat" jawab alaina sambil menganggukkan kepalanya berulang kali dan tersenyum dengan lebar.
"eehh benarkah?" tanya reno.
"iya benar, reno!" jawab alaina sambil memegang reno dan mengajaknya menari nari.
"syukurlah" jawab reno.
"ahahaha,.. ahahah,.. aku sangan senang sekali!" celoteh alaina sambil menari berputar-putar dengan reno.
"hentikan alaina, aku pusing!" celoteh reno yang dipaksa berputar-putar oleh alaina, aku yang melihat alaina yang tersenyum dan bahagia saat itu, sangat merasa bahagia dan terharu.
"ayo ali, sini!" ucap alaina, sambil menarik paksa tanganku mengajak aku berdansa dan menari ku berlari menuju halaman rumah.
"wah indahnya" ucap alaina, saat melihat keindahan di sekelilingnya sambil membentangkan kedua tangannya, lalu setelah itu ia menarik tanganku lagi, dan mengajakku berlarian bersamanya di sekitaran depan halaman rumah.
"pelan-pelan alaina!" ucapku, saat alaina menarik tanganku dan berlarian kesana-kemari.
"ahahaha,.. hei ali, ini adalah hari paling menyenangkan dalam hidupku". ucap alaina sambil berlarian.
"aku senang mendengarnya jika seperti itu" jawabku yang berlari dibelakang alaina. kami pergi berlari kearah sungai. saat tiba di sana alaina turun ke sungai yang dangkal dan membilas wajahnya dengan air sungai yang jernih.
"wah segarnya" ucap alaina saat setelah membilas wajahnya dengan air sungai.
"heii, hentikan alaina, dingin!" celoteh ku saat alaina mencipratkan air sungai ke arahku.
"ahahaha ciat ciat ciat" tawa alaina sambil mencipratkan air sungai ke arahku berulang kali.
"heii, berani kau yaah!" akupun ikut turun ke sungai dan membalas mencipratkan air sungai ke arah alaina.
"terima pembalasan ku!" ucapku, kamipun saling balas mencipratkan air sungai dengan riang gembira. suasana bahagia tercipta diantara kami yang sedang bermain-main dengan air.
"adu duh,.." mata alaina kelilipan terkena pasir yang tercampur di air yang aku ciprat kan ke wajahnya.
"maaf alaina!" ucapku.
"awas kau ya!" ucap alaina, lalu ia membuat ombak besar dengan sihirnya.
"terciptalah ombak, dan hanyutkan lah yang ada di sekitarmu!"
"eeh licik dia pakai sihir" gumam ku saat melihat ombak besar yang diciptakan oleh alaina.
"eeh alaina kau curang, kau terlalu berlebihan, aaaaa kabur!" teriakku, akupun segera berlari keluar dari sungai untuk menghindari, namun aku tidak sempat menghindari hantaman air ombak yang diarahkan alaina kepadaku.
"jangan lari kamu ali!" ucap alaina.
"byurrrr!!!" ombak besar itu menghantam ku, akupun tersungkur terbawa arus oleh hantaman air ombak ke tepian sungai, tubuhku langsung di penuhi dengan lumpur dan lumut.
"ahahahahah,..." alaina tertawa terbahak-bahak melihat ku terhempas, lalu alaina datang menghampiriku.
"maaf-maaf aku terlalu terbawa suasana" ucap alaina sambil mengulurkan tangannya kepadaku.
"mmm, rasakan ini" ucapku, sambil melempar lumpur kearah alaina.
"plaak!" suara lumpur yang mendarat tepat di wajah alaina.
"gawat, lumpur itu malah mengenai wajahnya" gumam ku.
"eh maaf alaina" ucapku.
"iih ali! awas kau ya!" ucap alaina, sambil mengambil se gumpalan lumpur yang ada di bawah kakinya.
"kabuurr!" ucapku, akupun langsung bergegas lari sambil menghindari lumpur-lumpur yang alaina lemparkan ke arahku. alaina tidak menyerah dia terus mengejarku.
"ampun alaina" ucapku, sambil berlari menghindari alaina yang berlari mengejar dan menyerang ku dengan lumpur.
"aku tidak akan mengampuni mu sebelum lumpur lumpur ini mengenai mu" ucap alaina yang berlari mengejarku sambil membawa segumpal lumpur di tangannya.
"oi, apa yang sedang kalian lakukan!" celoteh reno dari kejauhan.
"selamatkan aku guru!" celoteh ku pada alaina,
"aku tidak mengira alaina bisa lari secepat ini" gumam ku saat melihat alaina sudah berada tepat dibelakangku, namun karena aku menengok kearah alaina, aku tidak memperhatikan jalan, akupun tersungkur jatuh.
'brakk!'
'aduduh,..!" Saat aku terjatuh ternyata alaina juga tersandung oleh akar, dan ia pun kehilangan keseimbangan dan jatuh ke arahku.
"Aaaa". ucap alaina.
"brukk!!!" tubuh alaina berada diatas tubuhku.
"aduuuh!" ucap alaina yang berada diatas tubuhku, sontak wajah kamipun berhadap-hadapan,dan kami berdua saling menatap, dan juga saling merasakan nafas satu sama lain yang sedang terengah-engah.
seketika jantungku tiba-tiba berdetak sangat cepat, dan wajah kami sama-sama memerah tersipu malu.
"woi! apa kalian tidak menganggap keberadaanku disini!" celoteh reno yang sedang melihat kami, mendengar itu sontak kami pun dengan cepat berpindah posisi, lalu suasana menjadi sedikit canggung.
"kalian ini!" celoteh reno
"Plukk!" lumpur tepat mendarat di wajahku.
"ahahahaha,.. rasakan pembalasanku". ucap alaina sambil tertawa, lalu akupun mengelap lumpur yang ada di wajahku.
"kalian ini seperti anak kecil saja!" celoteh reno.
"oh iya alaina, kamu berhutang penjelasan kepadaku soal ini, jelaskan padaku setelah kamu membersihkan dirimu" ucap reno. lalu kami pun berpisah, alaina masuk kerumah untuk membersihkan tubuhnya di kamar mandi rumah, sedangkan aku pergi ke pinggir sungai untuk membersihkan tubuhku.
beberapa waktu kemudian kami pun berkumpul, untuk membahas mengapa alaina secara tiba-tiba bisa melihat.
"jadi bagaimana alaina ceritakan kepadaku, mengapa kamu bisa melihat lagi?" tanya reno.
"aku juga tidak tahu, saat aku tidur aku merasakan cahaya masuk kedalam mataku, dan saat aku buka mataku,awalnya semua tampak terang menyilaukan, lalu lambat perlahan cahaya itu meredup dan aku bisa melihat dengan jelas." ujar alaina.
"lalu apakah ada seseorang yang datang lagi pada mimpimu?" tanyaku.
"tidak, tidak ada, aku juga tidak ingat mimpi apa semalam" tutur alaina.
"aku turut senang, dan ini kabar baik untuk kita semua, sepertinya perjalanan kita menuju tempat vanesa akan berjalan dengan baik, nantinya". ujar reno.
"memangnya kapan kita akan memulai perjalananya?" tanya alaina.
"lima hari lagi, dan setelah aku menyelesaikan persiapanku" ujar reno.
"terus bagaimana cara kita keluar dari sini? apa melewati hutan terlarang?" tanyaku.
"tidak, kita akan menggunakan sihir teleportasi peninggalan ibunya alaina" ujar reno.
"hah? aku baru tahu ada yang seperti itu!" celoteh alaina.
"iya soalnya aku tidak pernah memberitahu mu, soalnya jika kamu tahu, pasti kamu merengek untuk menggunakannya!" ujar reno dengan tegas.
"hehehe" alaina menyeringai.
"oh iya ali, zirah mu sudah aku perbaiki" ujar reno.
"hah? aku baru tahu soal itu, memang aku memilikinya?" tanya ku yang keheranan.
"punya, aku taruh di ruanganku, lagian sebelumnya itu belum di perlukan" ujar reno.
"tapi sebaiknya, saat nanti kita berangkat, zirah itu tidak perlu di pakai, karena terlalu mencolok dan sangat menarik perhatian, lagipula aku tidak tahu zirah mu itu berasal dari negri mana, karena aku belum pernah melihat lambang-lambang yang ada zirah mu di inasia". ujar reno,
kami pun berbincang-bincang cukup lama membahas mengenai langkah-langkah persiapan untuk pergi dari sini dan menuju tempat vanesa.
mampir di novelku juga ya thor jika berkenan/Smile//Pray/