NovelToon NovelToon
Can'T Forget You

Can'T Forget You

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duda / Ibu Pengganti / Cinta Seiring Waktu / Wanita Karir / Misteri Kasus yang Tak Terpecahkan
Popularitas:13k
Nilai: 5
Nama Author: dlbtstae_

“Kata mami, dilimu dikilim mami untuk menolongku dan papi. Apa dilimu ibu peli yang baik hati ? “


“A–aku ?! “


Ucapan anak laki-laki itu membuat Alana terkejut, dia tidak mengerti maksud dari perkataan anak tersebut.


Namun, siapa sangka kehadiran Alaska membuat Alana masuk ke kehidupan keluarga mereka dan siapa yang menyangka bahwa papi yang dimaksud Alaska adalah pria yang selama ini Alana tunggu kehadirannya.


Bagaimana dengan kisahnya ? Jangan lupa mampir !

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dlbtstae_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Fakta sebenarnya

Wajah Alana terlihat masih cemberut, namun tidak dipungkiri bahwa Araska benar-benar sakit. Tapi yang dia juga kesal kenapa menaruh obat di saku celana membuat mereka disalahpahami oleh orang-orang.

Araska tampak tak peduli, bahkan setelah minum obat pun dia melupakan kejadian tadi. Hal itu semakin membuat Alana kesal.

“Kakak, Laci nda cuka ini !” seru Arasyi menepikan beberapa potongan sayur dipinggir piringnya.

“Sisihkan saja. Ingat jangan makan udang lagi, okey !”

Arasyi mengangguk patuh. Marissa dia dibantu Alana untuk memisahkan udang dari kulitnya. Anak itu sangat menyukai makanan laut. Melihat bagaimana Alana melayani Marissa membuat Alaska juga ingin.

“Sini papi, pisahkan kulitnya” kata Araska membuat Alana sontak mengalihkan pandangannya.

“Loh, Alas belum dikupas ? Sini biar aku aja !” seru Alana meraih piring Alaska dari tangan pria itu.

Alaska tentu senang. Melihat putranya tersenyum senang membuat Araska ikut tersenyum. Ini kali pertamanya dia melihat senyum bahagia putranya.

“Ini sayang, sudah onti kupaskan !” seru Alana seraya memberikan udang yang sudah terpisah dari kulitnya.

“Makacih mami,” ucap Alaska senang.

“Eh, iya sayang masa– eh ?!”

Araska juga terkejut saat putranya memanggil Alana dengan panggilan mami. Alana menatap Araska, dia bingung kenapa Alaska memanggilnya dengan panggilan mami. Alana takut pria dihadapannya salah paham sehingga dia menggelengkan kepalanya.

“A–aku tidak mengajari hal itu, bukan aku” kata Alana gugup sambil melambaikan kedua tangannya

Araska tak menjawab, dia kembali menatap putranya yang lahap mengunyah udang yang sudah dikupas Alana.

Sementara Arasyi dan Marissa tidak peduli dengan kedua orang dewasa itu, keduanya memilih untuk fokus makan siang.

Lagi-lagi Alaska memanggil Alana dengan panggilan mami membuat Alana merasa tidak enak hati. Dia takut Araska salah paham, hingga kejadian tak terduga membuat Araska dan lainnya terkejut.

“Bang Aras, kok kesini nggak ngajak Cessie sih !” rengek Cessie manja.

Alana memutar bola matanya malas, dia merasa ngilu saat melihat penampilan Cessie. Cuaca kota J lagi panas-panasnya dan wanita itu hanya mengenakan tanktop br4 dan celana pendek.

Tak sengaja tatapan Cessie menoleh ke arah Alana yang juga menatapnya dengan tatapan geli.

“Lo !!! Lo ngapain disini !!! “

“Ohhh gue tau, lo sengaja deketin Alaska buat cari muka sama bang Aras kan !!” tuduh Cessie membuat Alana melongo.

“Maksud lo ? Nyari muka ? “ Cessie mengangguk angkuh.

“Dih dikatai nyari muka. Terus  lo datang kesini nyari apa ? Sensasi ? Atau yang nyari muka diri lo sendiri ? Secara lo tiba-tiba datangi meja kita !”

“Coba liat cara lo berpakaian, lo babal apa gimana ? Panas begini lo pake outfit kayak gini ? Mau nyari apa ?” balas Alana tajam membuat Cessie terdiam.

“Udah kulit kering, belang lagi !” sindir Alana membuat Cessie memperhatikan kulitnya.

“Lo !!”

“Sudah Cessie ! Mending kamu balik ! Saya yang mengajak Ana untuk pergi bersama anak-anak !” tengah Araska yang pusing dengan perdebatan kedua wanita di hadapannya.

“Abang ngusir Cessie dan bela wanita ini ?”

Araska memijat pangkal hidungnya,”  Kamu sudah dewasa, berhenti berpikiran seperti itu”

“Kalau Cessie pergi, wanita itu juga harus pergi !” kata Cessie mengotot agar Alana juga ikutan pergi.

“Kamu budek ya ! Saya datang bersama Ana, saya pulang juga harus sama Ana !! Kamu jangan bikin saya tambah pusing !”

“Kalau gitu Cessie pulang ikut abang !” ucapnya tegas.

“NDAAAAAAAAA !!! CEMPIT KALAU CITU IKUTANNNNN !!!” ucap Marissa.

“Iya benel, pelgi cendili pulang juga cendili. Janan jalaikul, pelgi datang cendili bukan belsama !” timpal Arasyi menatap Cessie tidak suka.

“Jel4ngkung, bukan jalaikul. Es kul-kul nanti jadi na,” ucap Alaska membenarkan ucapan Arasyi.

“Nah, itu “ sahut Arasyi sambil mengangguk.

“Kamu lihat, mereka menolak ! Jadi pergilah dari hadapan saya !” usir Araska malas.

Cessie menggelengkan kepalanya, dia tetap pada pendiriannya. Dia ingin pulang bersama Araska, dia cemburu saat tahu Araska pria yang disukainya pergi bersama wanita lain.

“Drama banget, kalau gitu saya sama kedua adik saya pulang naik taksi. Tuan ,bisa pulang bersama mbak-mbak kunti ini !” kata Alana yang bersiap mengajak kedua adiknya pergi.

“Alas ikut mami,”

“Cih, bahkan sudah meminta Alaska untuk memanggil lo dengan sebutan mami ! Apa ini cara lo untuk merebut perhatian abang ? Licik sekali !” ucap Cessie sinis.

“Masalah Alaska manggil gue mami, itu bukan urusan lo dan bukan seperti yang lo tuduhkan ! Gue juga punya pria yang gue sukai dan gue juga bukan tipe orang yang cari perhatian orang lain !”

“Ayo, kita pulang. Kita naik taksi saja !” ajak Alana kesal.

“Mami, Alas ikut mami !” 

Alaska turun dari kursinya, membuat Araska sontak berdiri. Kini dirinya menatap Cessie dengan tatapan datar.

“Jangan pernah muncul dihadapan saya ! Sampai kapanpun, saya tidak menyukai orang sepertimu !” setelah mengatakan itu, Araska berjalan cepat menyusul kepergian Alana dan ketiga anak kecil.

“Banggggg !!!” teriak Cessie kesal.

“Akhhhh !!! Kenapa susah digapai sihhh !!! Cassandra sudah meningg4lpun masih sulittt, muncul lagi wanita lain ! Nggak bisa dibiarkan ini !!” ucapnya marah sambil menatap kepergian Araska.

“Cessie, ayo kita pulang ! Bunda mau pakai mobilnya !” ajak seorang wanita berpakaian cukup tertutup menghampiri Cessie yang masih berdiri.

“Hm, ayo !”

Cessie dan teman-temannya pun pulang menggunakan mobil wanita tadi. Sementara itu Araska mati-matian membujuk Alana agar mau pulang bersama karena tidak mungkin dia membiarkan putranya pulang dengan mobil yang berbeda.

Sepanjang perjalanan pulang, tidak ada suara yang terdengar bahkan ketiga bocah cadel tampak sudah tertidur pulas di kursi belakang. Alana terpaksa harus duduk di depan dengan memasang wajah datar.

“Harusnya kamu pergi tadi sama wanita tadi, jangan sama aku,” ucap Alana tiba-tiba.

“Saya tidak menyukainya,”

“Haaa ?! Yang bilang kamu menyukainya siapaa ?!!” pekik Alana kesal.

Araska diam. Hal itu membuat Alana kesal. “Bahkan Alaska juga tampak tidak menyukainya dan terlihat takut saat melihat wanita tadi,” ucap Alana pelan.

“Aku bertemu Alaska pertama kalinya di area pemakaman,” cerita Alana.

Araska masih diam, namun telinganya ingin mendengar cerita Alana.

“Kamu tahu, wanita tadi. Dia membentak dan memarahi Alaska, bahkan dengan tega menjewer Alaska hingga anak itu kesakitan,”

“Dijewer ?” tanya Araska kaget.

“Hm, apa kamu sebagai orang tua dari Alaska tidak tahu ?” Araska menggelengkan kepalanya. Dia benar-benar tidak tahu, akan hal itu.

“Saat aku memandikannya, kamu tahu apa yang aku temukan ?” tanya Alana menatap Araska dengan wajah sendu.

“Tidak, saya tidak tahu..”

“Di sekujur tubuhnya terdapat lebam,” jawab Alana singkat membuat Araska tiba-tiba saja mengerem mendadak.

“Heeeeee ?!! Kamu mau membunuhku ?!!! Bisa tidak jangan mengerem dadakan !!!” pekik Alana kaget untungnya dia menggunakan seatbelt untuk dirinya dan ketiga anak di kursi belakang.

“Maksudmu apa ? Luka lebam apa ?” tanya Araska yang kini menatap Alana dengan penuh rasa penasaran.

Dia tidak tahu jika tubuh putranya terdapat lebam. Hal itu cukup membuatnya kaget.

“Jalanin dulu mobilnya, kita berhenti ditengah jalan !” seru Alana.

“Ah, iya !” Araska kembali menjalankan mobilnya. Dia terus meminta Alana untuk berbicara.

“Aku udah nanya Alas, dari mana dia mendapatkan lebam itu”

“Dia bilang, kalau bibi yang mengurusnya dan wanita tadi yang memukulnya hiks,”

“Itu sangat sakit, bahkan kami tidak pernah mendapatkan kekerasan seperti itu,” Alana menangis sesegukkan.

Dia sangat syok saat memandikan Alaska waktu menginap di rumah mereka. Bahkan saat Alaska bercerita pun , Alana menangis. Dia tidak menyangka anak sekecil Alaska mendapatkan perlakuan seperti itu.

“Saya akan mengurusnya !” ucap Araska datar.

Kedua jari Araska meremas kuat kemudinya. Dia syok mendengar hal itu, dia jadi merasa bersalah karena sudah menitipkan putranya dengan keluarga mendiang istrinya.

Alana mengangguk. Dia lega bisa memberitahukan hal ini kepada Araska.

“Jangan dikasi kendor, pokoknya !” kata Alana pelan.

1
A R
berantem terus 🤣🤣
A R
azalea kak
Della: maap typo huhu😭
total 1 replies
A R
gaull 🤣🤣🤣
A R
tuh org nya de depan kamu 😂
tia
kapan mereka jadian thor
Della: dikit lagi huhu,
tia: udah gk sabar liat dua dau nya bucin
total 3 replies
A R
mertua laki2 araska jgn2 😰😰
A R
bubu 😭😢😢
Heni Mulyani
lanjut
Upi Raswan
kalimatnya sedikit kurang pas gak sih thor.hehe
Jasmine
luar biasa
Anto D Cotto
lanjut, crazy up thor
Anto D Cotto
menarik
Zeva Alvina Saputra
bagus
A R
untung bkn kingkong laci 🤣🤣
Wild Rose 🌹🌹
tikus berambut yg makan 😂😂😂
A R
lanjutt kakkk, pengasuhnya jg jgn lupa dihukummm
A R
cilengg 😭😭
A R
tikus kepala hitam kecilll
A R
se kelipik 😂😂
tia
digantung thor,,,
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!