Alea terkejut melihat pengkhianatan Elang dan Amanda yang merupakan suami dan adik tirinya. Ketika dia ingin memberi pelajaran pada keduanya, datang Noah yang merupakan kekasih Amanda. Pria itu justru menawarkan hal yang tak terduga.
"Menikahlah denganku, Alea. Kita bisa membalas perbuatan mereka berdua," ucap Noah tersenyum dengan penuh arti.
Alea terpaku dengan ucapan Noah. Wanita itu dilema karena dihadapkan pada ajakan Noah dan pengkhianat suaminya. Apakah yang akan terjadi selanjutnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss Yune, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 16
Seperti perkiraan Julian, menantu br*ngseknya itu memilih untuk mempertahankan perusahaan dibandingkan Alea. Pria itu berpikir akan dapat mengelola Perusahaan dengan baik. Tentu saja, dia harus memutar otak dan mengandalkan keahliannya sendiri untuk mengembangkan Perusahaan.
Penolakan Alea sudah dapat dipastikan dari sikap perempuan itu yang tidak ingin disentuh olehnya. Jadi, lebih baik Elang membuat keputusan untuk bercerai dibandingkan harus terus berhadapan dengan Julian dan Alvarez. Keberadaan Noah tidak diperhitungkan oleh Elang karena menganggap pria itu hanyalah karyawan rendahan.
"Aku akan bercerai dengan Alea."
"Kalau begitu, kau harus tanda tangani surat perjanjian ini," ujar Alvarez yang telah menyiapkan semua hal yang patut diperhatikan.
Dalam kondisi babak belur, Elang tetap membaca surat perjanjian yang harus dia tanda tangani. Dalam surat tersebut dijelaskan kalau Elang tidak boleh mengganggu Alea dan harus membuat proses perceraiannya berjalan dengan lancar. Semua kerja sama Perusahaan Herlambang juga akan dibatalkan dari Perusahaan Trijaya.
"Mengapa kalian membatalkan kerja sama perusahaan? Aku..."
"Justru aku tidak ingin bila Kak Alea terlibat lagi dalam hidupmu. Tidak ada yang akan mengikat kita. Turuti saja semua yang ada dalam perjanjian itu," ujar Alvarez.
Julian tersenyum mendengar ucapan Alvarez. Putranya itu pasti melindungi Alea. Kekecewaan mereka telah mendarah daging. Tidak mungkin membiarkan Alea kembali terjerat pada Elang yang tidak tahu malu.
Dengan terpaksa, Elang menandatangi surat perjanjian tersebut. Hatinya dipenuhi kegelisahan. Sepeninggalan papanya, dia selalu bergantung pada Alea. Bantuan tidak henti Alea berikan padanya, hanya saja dia tidak dapat mengendalikan nafs* ketika Amanda datang menggoda.
Kecantikan Amanda dan setiap perkataan wanita itu memabukkan. Kenyataan bila Alea memang belum dapat memberikannya seorang anak membuat Elang yakin bila Alea mungkin menerima ide gilanya untuk mengasuh anaknya dan Amanda. Namun, kenyataan dan realita berbanding terbalik. Pria itu tidak bisa mendapatkan semua yang dia inginkan.
"Bagus, mulai sekarang jangan pernah menampakkan wajahmu di Perusahaan ini. Namamu sudah masuk ke dalam black list. Nikmati saja hidupmu dengan wanita pilihanmu," ucap Julian.
Mereka meninggalkan Elang yang termenung meratapi nasibnya. Dia tidak bisa berleha-leha seperti biasanya. Elang harus mempertahankan perusahaan yang telah dia besarkan selama ini.
"Semoga aku bisa mempertahankan Perusahaan Trijaya. Tidak ada lagi yang bisa aku andalkan kecuali kemampuan diriku sendiri," gumam Elang.
Sementara itu, Alea tertidur di pelukan Noah. Pria itu membelai anak rambut Alea yang menutupi pipinya. "Aku akan melindungimu dari Elang. Tidak akan kubiarkan dia menyakitimu lagi," ujar Noah.
Julian yang datang ke ruangan menggeleng karena melihat sang putri tertidur di pelukan Noah. Sedikit termenung karena putrinya dengan mudah mengubah hatinya. Julian takut kalau Noah kembali menorehkan luka pada Alea.
Noah yang menyadari kedatangan melepaskan pelukan Alea. Kemudian, menyelimuti Alea dengan jasnya. Pria itu duduk di hadapan Julian.
"Aku tidak ingin kamu berjanji banyak. Seperti ucapanku sebelumnya, kamu harus setia pada putriku. Bila memang serius padanya," ucap Julian pada Noah.
Noah menganggukkan kepala, dia berjanji pada dirinya sendiri tidak akan mengkhianati Alea. Mungkin, wanita itu masih belum bisa melupakan Elang. Namun, perlahan tapi pasti dia pasti bisa menghapus kenangan yang ditorehkan oleh Elang.
"Aku bukan hanya berjanji, Om. Aku pasti akan menepatinya. Aku ingin mengurus perceraian Alea agar secepatnya saya bisa menikah dengan Alea," balas Noah dengan wajah penuh keseriusan.
"Tidak! Biarkan aku saja yang mengurusnya. Elang tidak akan mengganggu Alea lagi. Dia telah membuat perjanjian denganku. Aku hanya minta kau menahan dirimu dulu. Jangan dekati Alea selama dia masih menjadi istri dari Elang."
Noah terdiam mendengar ucapan Julian, dia memang memiliki kesulitan untuk menahan dirinya sendiri. Ingin rasanya setiap hari bersama Alea. Menghalau semua kesedihan yang ada dalam hatinya.
"Tadi, aku hanya memastikan Alea makan siang dengan baik. Aku..."
"Aku akan menjaga putriku, Noah. Sebelum bertemu dengan Elang dan menikah dengannya itu juga merupakan tugasku. Maka dari itu, aku ingin agar kau bisa menahan diri setelah Alea menjadi janda, kau bisa mulai mendekati putriku," balas Julian.
Noah menganggukkan kepala, dia mengerti kekhawatiran Julian. Tidak membantah sedikit pun ucapan calon mertuanya itu.
"Baiklah, terima kasih telah memberikan kesempatan untuk membahagiakan Alea, Om," ucap Noah kemudian berpamitan pada Julian.
Julian menatap Alea dengan sendu, tidak terpikirkan bila putrinya akan menjadikan seorang janda. Jujur saja, Julian berharap Alea memantapkan hati terlebih dahulu bila ingin menjalin hubungan dengan Noah. Ketakutan itu tetap ada walau Noah menjamin kebahagiaan putrinya.
"Sampai kapan pun, kamu adalah putriku, Nak. Aku tidak akan membiarkan pria ingusan seperti Elang menyakitimu," ujar Julian membelai rambut Alea.
***
Sepulangnya dari Perusahaan Herlambang, Elang dengan gotai menuju rumah. Dia merebahkan diri ke dalam ruang keluarga yang sepi. Terbayang, Alea yang sibuk memasak makan malam untuknya.
Elang tidak menyadari kalau dirinya menangis, rasanya sangat sesak diharuskan berpisah dari wanita yang masih dicintainya. Tiba-tiba, lampu ruangan menyala. Sedari tadi, Elang membiarkan kondisi rumah gelap.
"Apa yang terjadi, Elang? Mengapa wajahmu babak belur seperti ini?" tanya Amanda yang sudah memiliki akses masuk ke dalam rumah Elang.
"Jangan pedulikan aku, aku tahu? Alea dan diriku benar-benar sudah berakhir," jawab Elang tanpa sadar.
"Bukankah hal itu adalah yang terbaik? Kau bisa memberikan status yang jelas pada anak dalam kandunganku." Amanda tersenyum sumringah mendengar ucapan Elang.
Keinginannya telah menjadi kenyataan, menjadi satu-satunya wanita dalam hidup Elang. Kemudian, bersamaan dengan itu, Amanda telah merebut suami yang sangat dicintai oleh Alea. Wanita itu berpikir sekali lagi telah menang dari Alea.
"Tidak, Manda. Kau salah. Semua yang aku capai saat ini berkat Alea. Bisa saja, Perusahaan yang sangat aku banggakan akan hancur karena Papa Julian telah mencabut semua bantuannya. Belum lagi, hilangnya kerja sama antara perusahaan akan membuat semuanya berantakan," ujar Elang menatap Amanda yang masih tersenyum.
"Jangan bodoh! Kemajuan Perusahaan Trijaya tidak ada hubungannya dengan Alea. Aku yakin kamu dapat mempertahankan perusahaan ini."
"Tidak, Manda. Semua tidak mungkin tetap seperti ini. Cabang Perusahaan di Surabaya saja sudah berada di ambang kehancuran. Apa yang bisa kau lakukan untukku?" tanya Elang yang sudah kehilangan akal.
Amanda terdiam, dia yakin kalau semua perjuangan Elang tidak ada hubungannya sama sekali dengan Alea. Dia tidak mempercayai omong kosong yang dikatakan oleh Elang. Pasti pria itu hanya masih terbayang dengan Alea, maka dari itu dia terlihat sangat sedih karena bercerai dari kakak tirinya itu.
"Aku tidak peduli apa pun, Elang. Yang terpenting saat ini adalah kamu dapat bercerai dari Alea. Untuk Perusahaan aku akan mencoba berbicara dengan Tante Dara untuk membantu Perusahaan Trijaya. Aku yakin Tante Dara dapat menolongku," jawab Amanda dengan penuh keyakinan.
***
Bersambung....
Terima kasih telah membaca. ❤️
Kecuali kalau mereka berulah baru keluargamu bergerak Alea.......
dan sang adik pun g ada ahklak xa daniri hati yg begitu besar mendorong ia menhalal segala cara