Dia harus menutupi identitas demi mendapatkan teman dan cinta yang benar-benar tulus. Dia lelah dengan kebohongan mereka, kepedulian mereka semata ingin memanfaatkan dirinya hanya karena dia anak dari orang kaya.
Semuanya palsu hingga dia lebih meninggalkan itu semua dan mencoba hidup mandiri dan menutupi identitas sebenarnya tentang dirinya.
Berawal hidup di kost dan mulai merubah cara hidup dia sederhana mungkin tanpa mengetahui identitas dirinya sebenarnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nanlindia Lukita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
{Bekerja keras}
Valen pun melirik dijam ditangannya , ternyata waktu sudah menunjukkan pukul setengah sepuluh. Valen pun bergegas untuk pulang.
Setelah sampai dikost, dia tak sengaja melihat Bunga yang baru saja keluar dari kamarnya.
"Eh kamu Ve." sapa Bunga yang saat itu berdiri didepan pintu kamarnya.
"Aku kira semua sudah tidur, ternyata kamu belum tidur." kata Valen yang masih asyik mengobrol dengan Bunga.
"Habis dari mana saja kamu?" tanya Bunga pada Valen.
"Habis pulang ke tempat kerja, tadi mendadak ditelepon disuruh kesana." jawab Valen yang sudah membuka kunci kamarnya.
"Oh begitu, ya sudah aku tinggal dulu." pamit Bunga yang sudah terlihat mengantuk.
Mereka pun masuk dikamar mereka masing-masing,Valen masih sibuk didepan laptop dengan setumpuk data yang harus dia cek ulang.
Sampai-sampai dia tertidur diatas meja dengan posisi laptop yang masih menyala.
Pagi hari
Valen pun terbangun bangun dari tidurnya, dia benar-benar merasakan rasa sakit dipunggung sampai pinggangnya.
"Aduh, sakit pinggangku." ucap Valen yang mulai melemaskan ototnya yang kaku setelah semalam dia tidur posisi duduk.
Valen langsung mengambil air mineral. "Ahh segarnya." Valen mengambil roti yang kemarin dia beli.
Setelah selesai makan, dia bergegas mandi pagi. Beberapa menit kemudian dia keluar dari kamar mandi.
"Jam segini kamu sudah mandi?" tanya Dini yang baru saja akan mencuci muka.
"Iya, daripada nanti aku telat kerja." jawab Valen yang baru saja menjemur handuk miliknya.
"Ya sudah." jawab Dini yang akan masuk ke kamar mandi.
Valen langsung masuk ke kamarnya, membereskan kamarnya yang berantakkan beberapa lembaran kertas dengan bantal yang ada dilantai.
Seperti biasanya, suasana pagi ini sangat berisik dengan mereka yang saling berebut kamar mandi.
Suara itu terdengar hingga didalam kamarnya. "Mereka kenapa lagi." batin Valen yang mendengar suara mereka yang berisik.
Beberapa menit kemudian Valen sudah siap berangkat hari ini ke tempat kerjanya. Mungkin saja Anita sudah sampai ditoko.
Dari arah samping kamarnya Valen melihat bunga dan Almira yang sudah rapi dengan baju kerja mereka.
"Masuk pagi?" tanya Almira pada Valen.
"Iya, masuk pagi." jawab Valen yang sibuk memakai sepatu.
"Memangnya kamu kerja di toko mana?" tanya Bunga pada Valen.
" di kazu mart." jawab Valen yang sudah siap akan berangkat.
"Oh mini market itu." jawab Almira.
"Memangnya kenapa?" tanya balik Valen pada Almira.
"Aku dengar dari teman, disana sering mengadakan promo barang murah."
"Memang iya, kadang-kadang beli produk tertentu beli 2 gratis 1.itu malahan sering promo seperti itu."
"Aku penasaran." kata Bunga yang baru tahu ada mini market seperti itu.
"Kalau penasaran cepat kunjungi kesana, aku tunggu kalian. Tapi jangan lupa mengabari aku." ucap Valen pada mereka.
"Oke." jawab Bunga, datanglah Dini dan Resty yang terlihat ribut.
"Mereka kenapa lagi." kata Almira yang sudah bosan melihat mereka terus bertengkar.
"Lebih baik kita tinggal saja daripada dengar perdebatan mereka." kata Bunga yang mengajak Almira dan Valen untuk bergegas pergi dari tempat itu.
"Kalian kemana, tega sekali meninggalkan kami." teriak Resty pada mereka bertiga.
"Cepatan berangkat sebelum terlambat." ucap Almira pada Resty orang yang satu-satu paling sulit diatur.
Valen hanya bisa menahan tawa mendengar mereka saling ribut, akhirnya mereka berangkat bekerja.
Akhirnya Valen sampai di tempat kerjnya. Situasi sedikit ramai dengan beberapa anak muda yang sudah mengantri di meja kasir.
Valen sudah sibuk dengan pekerjaannya, Tiba-tiba saja terdengar suara ketukkan dari pintu ruang kerjanya.
"Tok... Tok..."
"Masuk." masuklah Mira di ruang kerjanya.
"Ini laporan hari ini." Valen mengecek laporan yang dibetikan oleh Mira.
"Apa semua barang ini sudah ada?" tanya Valen tentang barang yang nantinya dijual.
"Sudah mbak, apa ada yang masih kurang?" tanya balik Mira pada Valen.
"Tidak, semuanya sudah lengkap ." jawab Valen yang sudah selesai mengecek.
Setelah Mira keluar, Valen keluar balik mengecek barang, tiba-tiba diarah samping ada seorang pria yang berdiri disampingnya.
"Kamu kan." sontak saja Valen bingung.
"Bukannya mbak ini yang kemarin malam itu menemukan dompet teman saya kan." ucap laki-laki itu.
Valen langsung teringat dengan kejadian ini. " Apa mungkin."
"Iya, saya teman dari orang pemilik dompet itu." jawab Aldo yang langsung tanggap.
"Oh jadi orang yang disamping itu anda sendiri." Aldo pun membalas dengan anggukkan.
"Terimakasih sudah menolong teman saya." kata Aldo pada Valen.
"Sama-sama ." jawab Valen yang masih berdiri didepan Aldo.
"Perkenalkan nama saya Aldo."
"Valen." mereka saling berjabat tangan sebagai simbol perkenalkan mereka.
"Ternyata mbak Valen kerja disini." jawab Aldo yang baru mengetahui.
"Iya, kalau mas Aldo kerja dimana?" tanya Valen yang penasaran.
"kebetulan saya kerja di kantor didekat sini mbak, hanya sebagai karyawan kantor biasa." jawab Aldo yang begitu nyaman mengobrol dengan Valen.
"Oh begitu ya." jawab Valen, Aldo membalas dengan anggukkan.
"Ya sudah aku mau ke kasir dulu." pamit Aldo yang ingin bergegas kedepan.
"Silakan." jawab Valen yang mempersilakan Aldo untuk pergi kedepan kasir.
Valen pun melanjutkan pekerjaan, tiba-tiba saja Valen terpikirkan sesuatu.
"Aldo." batin Valen tanpa sengaja dia masih mengingat nama itu.
Valen pun fokus kembali mengerjakan pekerjaannya.
Siang hari
Valen sudah selesai dengan pekerjaan, sebenarnya Valen ingin setelah selesai pekerjaan dia ingin sekali jalan-jalan di Mall sebentar.
Valen segera bersiap untuk keluar. Valen langsung menemui Anita yang ada di kasir.
"Anita."
"Iya mbak Valen." jawab Anita yang sedang berdiri didepan meja kasir.
"Saya tinggal dulu ya, kalau ada apa-apa hubungi saya ya." pesan Valen pada Anita.
"Iya mbak." jawab Anita, Valen langsung pergi ke Mall dengan membawa sepeda motor miliknya.
"Akhirnya aku bisa pergi santai." batin Valen yang sudah beberapa minggu tidak pergi ke Mall.
Dia akhirnya sampai di Mall begitu banyak barang yang dijual. Dia langsung menuju lantai dua yang dimana lokasi itu tempatnya barang-barang seperti baju hingga sepatu semuanya ada.
Valen berhenti sejenak setelah mendengarkan suara yang dia kenal.
"Tidak mungkin." batin Valen yang saat itu dia berpenampilan bertopi dengan menggunakan masker yang menutupi wajahnya.
"Ayo sayang." suara wanita yang sedang menarik tangan seorang pria.
"Kenapa sih, dari tadi kamu diam saja?" tanya wanita itu dengan ekpresi kesalnya.
"Tidak apa-apa." jawab pria itu.
"Awas saja kalau kamu masih memikirkan mantanmu itu." ancam wanita pada pria itu.
Laki-laki itu hanya terdiam, hingga mereka pergi dari tempat itu.
Valen meliriknya, ternyata benar jika laki-laki itu mantannya.
"Syukurlah jika mereka tidak tahu." ucap Valen yang sedikit lega