1. Gairah sang kakak ipar
2. Hot detective & Princess bar-bar
Cerita ini bukan buat bocil ya gaess😉
___________
"Ahhh ... Arghh ..."
"Ya di situ Garra, lebih cepat ... sshh ..."
BRAKK!
Mariam jatuh dari tempat tidur. Gadis itu membuka mata dan duduk dilantai. Ia mengucek-ucek matanya.
"Astaga Mariam, kenapa bermimpi mesum begitu sih?" kata Mariam pada dirinya sendiri. Ia berpikir sebentar lalu tertawa.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
Kecupan Mariam berubah menjadi lebih liar. Gadis itu benar-benar lihai. Garra sampai-sampai kesulitan bernapas. Garra harus cepat menghentikannya. Ia mendorong kuat kepala Mariam hingga terlepas dari bibirnya. Laki-laki itu bernapas terengah-engah. Pandangannya tak lepas dari Mariam.
"Dengar," gumamnya masih dengan napas yang bergerak tak beraturan.
"Aku juga laki-laki normal, kalau kau terus seperti ini, aku tidak yakin bisa menahan diri." ia melanjutkan.
Mariam tersenyum. Matanya sayu, menandakan kesadarannya betul-betul hilang akibat mabuk. Tapi, kelakuannya ke Garra mau mabuk atau sadar tetap sama saja. Garra ikut tersenyum. Mata itu sangat menggoda. Pandangannya turun ke bibir Mariam yang berwarna pink cerah. Garra menatapnya lama.
Pria itu menelan salivanya. Ia sudah tergoda. Mariam memang paling bisa membuatnya hilang akal.
Tahan Garra, tahan. Kau masih bisa menahannya. Ya, masih bisa. Tidak. Tidak bisa. Gadis ini terlalu menggoda. Tidak apa-apa hanya ciuman saja. Betul, Mariam sedang mabuk. Gadis ini tidak akan mengingatnya besok.
Garra kembali menatap Mariam, memajukan wajahnya dan mengecup bibir gadis itu singkat. Mariam pasti senang kalau tahu ia membalas ciumannya. Garra kembali menempelkan bibirnya pada bibir gadis itu.
Manis. Sangat manis. Tangannya menarik tengkuk Mariam dan kembali menciumnya. Kali ini ciumannya cukup berani hingga tubuh Mariam menggeliat dan merapatkan pelukannya. Ciuman Garra berubah makin menuntut. Namun tidak berlangsung lama. Karena setelah itu ia memutus ciuman panas tersebut.
Dia harus berhenti sebelum semuanya terlambat. Apalagi miliknya sudah terasa sangat sesak di dalam sana. Dia harus segera mandi, membasuh diri dengan air untuk meredam rasa panas dalam dirinya.
Ketika laki-laki itu bersiap turun dari tempat tidur, lagi-lagi Mariam menariknya. Kali ini mata gadis itu terbuka lebar, masih dalam keadaan mabuk. Tapi yang lebih membuat Garra kaget, Mariam langsung duduk di atasnya. Ya Tuhan.
"Mau kemana honey," gumam Mariam sembari menunduk di depan, di dekat wajah Garra dan mulai membelai wajah tampan pria itu. Dada Garra naik turun.
"Aku harus mandi. Kau cepat turun," katanya pada Mariam yang sudah naik di atasnya.
"Kamu nakal," racau gadis itu. Garra melotot. Siapa yang nakal, bukannya terbalik? Ia mendorong gadis itu tapi Mariam malah memukuli tangannya.
"Jangan ganggu aku. Bahkan di mimpi pun kamu selalu nolak." kata Mariam galak.
Mimpi? Haruskah Garra berteriak ini kenyataan, bahwa ini bukan mimpi? Kemudian Mariam mulai membuka kemejanya satu persatu.
"Apa yang kau lakukan Mariam? Kau sudah mabuk." pria itu menahan tangan Mariam. Tapi lagi-lagi Mariam memukuli tangan Garra. Tak membiarkan lelaki itu mengganggunya.
"Ssstt ... Ini hanya mimpi. Biarkan aku bermain denganmu dalam mimpi. Ingat, jangan ganggu aku." kata Mariam.
"Tidak, ini bukan mimpi." balas Garra.
"Kubilang jangan ganggu aku."
"Ahh ..." lalu tangan Mariam tanpa ijin bermain di dada Garra, membuat pria itu hampir gila. Pria itu berusaha menahan agar desa-hannya tidak keluar, tapi tidak bisa. Suara menggelikan itu akhirnya lolos dari bibirnya.
Mata Garra tertutup. Ia tak kuasa menolak serangan itu. Ya ampun, dia sudah gila. Tapi ini terlalu nikmat. Sejak tadi ia sudah terang-sang tapi masih bisa ia lawan. Namun kali ini, sepertinya dia tidak bisa menghindar lagi. Mariam sungguh membuatnya kehilangan akal. Ia akhirnya menyerah. Membiarkan Mariam bermain-main di tubuhnya.
Mata Garra tertutup. Merasakan Mariam yang terus bermain. Selama dua puluh delapan tahun dalam hidupnya, ini pertama kalinya dia merasakan sentuhan wanita. Tapi Garra tidak akan menyesalinya. Karena sentuhan itu dilakukan oleh gadis yang sudah lama ia impikan. Ia menyerah. Pasrah pada gadis ini. Sungguh, ia tidak bisa lagi menolak Mariam.
"Mmpph ..." pria itu melenguh. Tak mampu menahan hasrat yang ia pendam bertahun-tahun ini.
Ketika Mariam selesai bermain di dadanya dan mengangkat kepala, Garra menutup mata. Tanpa sadar pria itu tersenyum. Dadanya bergerak naik turun, bernapas tak beraturan. Kebanyakan perempuan kalau sedang mabuk kelakuan mereka akan jauh berbeda dengan waktu mereka sadar, tapi sepertinya itu tidak berlaku pada Mariam. Waktu normal, gadis itu sudah cukup gila, pada saat mabuk sikap gilanya makin bertambah. Garra tertawa. Bahkan ia sendiri merasa aneh kenapa bisa jatuh hati pada gadis seperti Mariam ini. Bahkan sejak gadis itu masih beranjak remaja.
"Sekarang di sini." tangan Mariam merayap ke bawah, menggoda pria itu.
Garra kaget bukan main. Ia panik. Matanya terbuka lebar.
"Jangan di situ Mariam! Aku belum mengijinkanmu menyen ... ouch ..." Garra mengerang kuat. Tangannya meremas kencang spray tempat tidur. Mariam sudah bermain di bawah sana dengan tempo cepat, hingga ia mau gila rasanya.
Apa ini? Belum pernah bagian itu dipegang orang lain selain dirinya sendiri. Ia tidak pernah membayangkan rasanya akan seenak ini.
"M ... Mariam ..." tangan Mariam makin cepat. Hingga ia merasakan sesuatu yang tidak biasa, yang akan segera sampai ke puncaknya.
Garra akhirnya mengalami pelepasan pertamanya. Setelah memperlakukannya seperti itu, Mariam tersenyum puas dan jatuh tertidur. Kali ini benar-benar tidur. Mungkin ia memang menganggap dirinya sedang bermimpi.
Tubuh Garra yang sangat tegang tadi sedikit lebih relaks. Ya, karena ia baru saja diobati oleh perempuan yang membuatnya tegang. Garra tersenyum. Ini adalah pengalaman pertama yang menyenangkan. Dilakukan oleh perempuan paling gila yang ia kenal.
"Baru aku yang kau sentuh seperti tadi kan? Awas saja kalau ketahuan aku bukan yang pertama." pria itu menatap Mariam lama. Gadis itu sudah tenggelam dalam mimpinya. Garra lalu berdiri masuk ke dalam kamar mandi. Cukup untuk hari ini. Mariam mungkin tidak akan mengingatnya besok.
nemu novel ini
baca sambil ngakak dewe
wkwkwkkkkkakakaaaa
malem² lagi
byuhhhh