Kihana Betaria Lutfi terpaksa menerima perjodohannya dengan pria yang sangat ia benci.
Ayahnya mengatakan jika keluarga nya memiliki hutang pada keluarga Dude yang tidak bisa di lunasi dan keluarga Dude menginginkan Hana menjadi istri dari anak pertama mereka bernama Reynan Dude yang juga merupakan guru di tempat Hana sekolah.
Pernikahan mereka di rahasiakan dari seluruh guru dan pihak sekolah karena Hana tidak ingin di keluarkan dari sekolah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 18
Hana sudah sampai di kelasnya langsung di berondong pertanyaan oleh ke tiga sahabatnya karena izin 3 hari tanpa kabar apapun.
Hana mengatakan jika pergi ke rumah Omanya di luar kota karena Omanya mengadakan acara keluarga.
Mendengar hal itu ke 3 teman Hana hanya ber 'Oh' ria dan memakluminya. Hana belum siap memberitahukan kabar pernikahannya pada ke 3 temannya. Mereka tidak menyadari jika Rey juga tidak mengajar selama tiga hari karena bukan jadwal Rey mengajar di kelas mereka. Rey hanya mengajar 2 kali dalam seminggu di kelas mereka.
Saat sedang mengobrol tiba-tiba Sean mendekati mereka berempat.
"Hei Na, kemana aja 3 hari nggak kuliah?"
"Eeh, hei Sean! Aku ke luar kota jenguk nenek hehe."
Sean mengajak ngobrol Hana, ia berencana mengajak Hana pergi sepulang sekolah. Karena akan mengutarakan perasaannya tepat di hari ulang tahunnya.
"Na, nanti pulang sekolah ikut aku ya."
"Kemana? Aduh sorry ya Sean, kayaknya nggak bisa, mama minta anter ke rumah pak Rey. Tante Risa ulang tahun, jadi mama mau ngasih kado!" kata Hana berbohong. Mengingat alasannya tersebut Hana jadi ingat jika hari ini adalah hari ulang tahunnya.
Seketika membuat Hana kesal karena Rey sama sekali tidak mengucapkan apapun sampai saat ini. Hana sendiri lupa jika tidak membuat alasan seperti itu.
Sean langsung lemas ketika mendengar penolakan Hana. "Ya sudah nggak papa. Tapi lain kali mau ya aku ajak pergi."
"Hmm, nggak janji ya Sean!" balas Hana merasa tak enak. Tapi ia tak ingin membuat Rey cemburu dengan pergi bersama Sean.
Ia memposisikan dirinya sendiri, jika Rey pergi dengan wanita lain pun Hana akan cemburu.
Sean berlalu meninggalkan Hana dan teman-temannya dengan perasaan kecewa. Hal itu tak luput dari pandangan teman-teman Hana.
"Sean itu suka sama Lo Na, mending Lo jujur deh sama dia kalo Lo udah pacaran sama pak Rey!" usul Laura. Dan di angguki oleh Sarah juga Lusy.
"Hah apaan sih Lo Ra, ngaco deh ngomongnya." sela Hana tak percaya.
"Haiis ini anak memang nggak peka. Masa Lo nggak tau sih kalo Sean selama ini suka sama Lo." kali ini Sarah yang berbicara. Ia mencoba menyadarkan Hana agar Hana bisa mengatakan yang sejujurnya pada Sean, dengan begitu Sean tidak lagi mengharapkan Hana.
Hana hanya terdiam mendengar perkataan temannya. Ia tak ada keberanian untuk mengatakan hal itu karena tidak tega melihat wajah kecewa Sean.
"Sudah lah, belum tentu juga apa yang kalian pikirin itu bener. Udah lah nggak usah di bahas." putus Hana. Ia tak ingin terlibat obrolan lagi terkait perasaan Sean padanya.
Ke 3 temannya hanya menghela nafas pasrah. Mereka juga tidak ingin memaksakan Hana.
"Untuk hubungan gw sama pak Rey cukup kalian aja yang tau. Kalo sampe ada org lain yang tau selain kalian, gw bakal cari kalian ber 3!" ancam Hana dengan mata menatap tajam.
"Iiis, apaan sih pake ngancem segala. Tenang aja nggak bakalan bocor!" sela Lusy tak kalah ketus.
"Tau nih, kaya baru kenal sehari dua hari aja sama kita!" Timpal Sarah kesal."
Saat ini mereka sedang mengikuti pelajaran bahasa inggris. Jika dulu Hana akan senang menatap Nino berlama-lama saat ini ia tidak melakukan hal itu lagi. Karena di hatinya sudah ada nama Reynan.
Tiba-tiba Hana mengingat ciuman nya bersama Rey yang panas. Meskipun sampai saat ini mereka belum menyatu, tapi mereka sudah saling memuaskan satu sama lain. Rey sudah melihat tubuh polosnya begitupun Hana sudah melihat tubuh toples Rey.
Membayangkan permainan panas mereka membuat darah Hana berdesir. Tanpa terasa Hana tersenyum-senyum sendiri.
"Hana! kamu kenapa? Kamu tidak memperhatikan saya ya. Coba maju kedepan!" Nino meminta Hana untuk maju kedepan karena mendapati Hana yang tersenyum sendiri saat ia sedang menerangkan pelajaran.
Hana yang mendapatkan teguran menjadi gelagapan. Ia mau tak mau maju ke depan dengan wajah menunduk.
"Coba kamu kerjakan soal nomor 3 ini." Nino menunjukkan soal yang ada pada buku kehadapan Hana.
Jika Hana sangat membenci pelajaran fisika, tapi Hana sangat menyukai pelajaran bahasa inggris. Jadi ia bisa dengan mudah mengerjakan tantangan yang di berikan Nino.
Setelah menyelesaikan tantangan yang di berikan Nino. Nino meminta Hana untuk kembali duduk. "Kembali duduk di bangku mu. Jangan melamun saat saya sedang menerangkan."
"Baik pak!" sahut Hana pelan sambil menunduk hormat lalu kembali duduk di kursinya.
Ia bisa melihat raut senang dari ke 3 temannya karena ia berhasil mengerjakan tantangan dari Nino.
.
Saat istirahat Hana mendatangi ruangan sang suami. Rey sudah menghubungi Hana sebelumnya dan mengatakan jika ia sudah membelikannya makanan.
Hana yang akan mengetuk pintu ruangan Rey terkejut dengan teguran Dude.
"Hana!" Dude yang akan keluar ruangan melihat menantunya berdiri di depan ruangan sang anak.
"Eh pa-pi!" Hana gugup karena takut aksinya di ketahui orang. Ia celingukan kesana kemari. Ruangan kepala sekolah dan wakil kepala sekolah terpisah dari ruang guru. Jadi jikapun Hana datang ke ruangan Rey tidak akan ada yang memergokinya.
"Mau nemuin Rey ya, sudah langsung masuk saja!" kata Dude.
"Iya pah hehehe!"
"Ya sudah langsung masuk saja. Papa mau ke ruang administrasi."
"Iya pah!"
Setelah mengatakan itu, Dude melanjutkan perjalanannya menuju ruang administrasi. Dude adalah kepala sekolah di Prestasi Internasional School. Ia pemegang kendali di Prestasi School sebagai kepala sekolah dan Presdir di Medika Dude, dan akan menurunkan jabatannya nanti pada Reynan jika di rasa Reynan siap.
Sebelum Hana membuka pintu, Rey sudah lebih dulu membukanya hingga membuat Hana terkejut.
"Astaga bapak! Ngagetin aja, fiuuuh!" Hana menghembuskan nafas kasar.
Rey tersenyum dan menarik tangan Hana agar masuk ke ruangannya. setelah itu ia menguncinya.
"Lama sekali, ngobrol sama siapa barusan?" tanya Rey. Ia mengusap pipi lembut Hana dengan jempolnya.
"Kepergok papa pas mau masuk kesini. Jadi ngobrol bentar hehe!"
Rey tak menyauti perkataan Hana, ia langsung menyesap bibir merah muda milik Hana yang sudah membuatnya rindu sejak tadi.
Hana membalas lumayan Rey dengan senang hati hingga ia mengalungkan kedua lengannya di leher Rey.
Di ruangan Rey yang hening, kini hanya terdengar decapan dari ciuman mereka berdua.
Rey melepaskan pagutannya setelah Hana mendorong tubuhnya karena harus menghirup oksigen.
Dengan nafas tersengal Hana memukul dada Rey. "Abang jahat!" kata Hana.
Rey terkekeh dan merengkuh tubuh Hana ke dalam pelukannya. "Hahah, habisnya kamu udah bikin Abang candu sih! Kapan Abang bisa ngerasain yang itu. Lama sekali sayang."
"Emm, nanti malam mungkin sudah bisa!"
"Serius?"
"Emm!"
Rey langsung mengeratkan pelukannya dan tertawa bahagia. Hari ini ia harus mempersiapkan dirinya untuk malam panasnya bersama sang istri.
"Persiapkan dirimu sayang, Abang akan menghajarmu dan membuatmu sulit berjalan besok!" kata Rey sambil tertawa.
"Jahat!" Balas Hana dengan memukul dada Rey.
"Hahaha!"
"Abang sudah belikan makanan, sekarang di makan ya!"
Rey mengurai pelukannya dan membawa sang istri ke sofa. Di meja depan sofa sudah ada beberapa makanan kesukaan Hana.
Hana langsung berbinar melihat ayam krispi kesukaannya. Ia mencuci tangannya terlebih dahulu di wastafel dan langsung menyantap ayam goreng kesukaannya.
Rey juga ikut karena pagi tadi mereka berdua bangun kesiangan sebab semalaman saling memuaskan dengan cara mereka. Hingga membuat mereka tidak bisa sarapan karena langsung berangkat kesekolah.
