Pergi Atau Menetap

Alana mulai membersihkan luka Putra. Ini merupakan kali kedua ia membersihkan luka Putra, namun di tempat yang berbeda.

Ngapain berkelahi kayak tadi? Mau jadi jagoan? Kata Alana sambil menekan luka Putra dengan kuat.

Putra tidak membalas perkataan Alana. Ia malah sibuk menatap wajah gadis itu yang menurutnya sangat menggemaskan.

Putra merasa seperti seorang ibu yang sedang memarahi anaknya karena tidak mendengarkan perkataan sang ibu. Yah, menurutnya tingkah gadis itu sama seperti bundanya.

Bundanya suka mengomel jika ia pulang ke rumah dalam keadaan babak belur. Dan untungnya sekarang bundanya tidak ada di rumah, karena sedang ke luar kota untuk mengurus bisnisnya.

Setelah membersihkan lukanya, Alana langsung duduk bersila di sofa tanpa memandang Putra.

Ia sangat kesal dengannya karena selalu beradu jotos dengan Archio.

Ia bukan kesal karena Putra memukul Archio, melainkan karena ia tidak suka saja. Apa kata bundanya nanti kalau melihat wajah anaknya babak belur. Ia pasti akan marah karena Alana tidak bisa melakukan tanggung jawab yakni memperhatikan Putra.

Akh, mengingat akan janji yang berikan kepada bundanya Putra membuat ia merasa bersalah.

Kamu bisa gak sekali aja dengerin aku? Tanya Alana dengan suara bergetar.

Putra terkejut karena mendengar suara Alana yang seperti itu.

Ia lalu menatap wajah Alana dan ternyata gadis itu tengah terisak.

Hei, kenapa kamu nangis Ana. Aku gapapa kok, okay. Kata Putra sambil menarik Alana ke pelukannya.

Bunda pasti kecewa sama aku karena gagal ngejalanin amanahnya, balas Alana dalam pelukan Putra.

Putra mempererat pelukannya sambil mengusap bahu Alana.

Bunda gak bakalan kecewa sama kamu. Justru bunda bakal marah sama aku karena udah berani bikin bidadarinya nangis kayak gini. Balas Putra.

Setelah 5 menit di pelukan Putra, ia merasa tidak ada pergerakan pada gadis itu.

Ia merasa dadanya hangat dan ternyata gadis itu sudah terlelap dalam pelukannya.

"Ternyata nyaman juga kamu sama aku, Ana." Batin Putra.

Ia lalu segera menggendong Alana ala bridal style menuju kamar gadis itu.

Setelah itu ia menidurkan gadisnya dan segera keluar dari kamarnya.

Ia langsung menghubungi Jefri agar mereka bertemu di salah satu cafe.

Skip cafe>>

Akhirnya mereka berdua bertemu di Cafe.

Gue dengar lu udah jadian sama Alana, kata Jefri membuka percakapan mereka setelah lama hening.

Iya, balas Putra.

Lu beneran suka sama dia? Tanya Jefri

Gak lah, ngapain juga gue jatuh cinta sama cewek model-an kayak dia. Balas Putra sambil tertawa.

Jadi lu beneran mau jadiin dia bahan balas dendam lu sama Putra?

Itu lu udah tau jawabannya. Gue bakal balas setimpal dengan yang dilakuin Archio kepada kakak gue. Gue jamin itu.

Tapi lu gak kasihan sama Alana? Dia itu gak tau apa-apa tentang masalah kalian. Lagian dia juga cewek baik-baik kok.

Gue gak perduli. Intinya gue bakal balas dendam gue ke orang yang paling dia sayangi dan tentunya si Alana. Balas Putra dengan senyum smirknya.

Jefri tidak habis pikir dengan kelakuan Putra. Namun, ia yakin bahwa suatu saat Putra bakal jatuh cinta dengan gadis itu.

Awas lu jatuh cinta sama dia. Soalnya gue lihat lu makin sering ngomongin Alana kalau kita lagi kumpul bareng.

Putra tidak membalas ucapan Jefri.

Terus ngapain lu ngajak ketemuan disini? Tanya Jefri dengan wajah serius.

Gue mau lu sebarin video Archio dan Alana saat mereka berciuman di rooftop sekolah. Kata Putra sambil meminum coffee latte yang ia pesan tadi.

Jefri tiba-tiba terbatuk karena mendengar perkataan Putra.

Uhuk..uhuk.. Lu gila ya? Ntar Alana yang kena imbasnya bangke.

Justru itu yang gue inginkan, karena dengan begitu Alana pasti akan benci sama Archio dan benar-benar melupakannya. Setelah itu baru deh gue hancurin mereka berdua perlahan.

Gue bakal bikin gadis itu frustasi seperti yang dialami kakak gue, biar Archio tau gimana rasanya jadi gue.

Tanpa mereka sadari ada seseorang yang merekam percakapan mereka sambil tersenyum penuh kemenangan.

Sepertinya gue gak perlu capek-capek lagi buat nge hancurin lu Alana. Ungkap gadis itu di seberang sana.

Setelah merekamnya, gadis itu langsung pergi dari sana. Ia takut ketahuan oleh Putra dan Jefri.

Putra dan Jefri lanjut dengan makanan yang sudah mereka pesan. Bukan Putra tetapi Jefri.

Laki-laki itu memang sedikit rakus bila sudah berbicara tentang makanan. Dia sudah seperti omnivora pemakan segalanya, namun dia bukan hewan ya...

...Keesokan harinya ...

Alana sudah siap dengan seragamnya. Hari ini merupakan hari pertama mereka melakukan ujian akhir semester, sehingga ia sudah siap pagi-pagi sekali.

Semalam Putra mengirimnya pesan teks kalau hari ini dia tidak bisa mengantarkan Alana karena sebelum ke sekolah dia harus mengantar berkas ibunya ke kantor cabang yang arahnya berlawanan dengan apartemen Alana, sehingga ia tidak bisa menjemput gadis itu.

Alana pun mengiyakan pesan Putra sehingga berakhirlah ia yang harus bersiap pagi-pagi sekali.

Ia memutuskan untuk menggunakan ojol, karena hari ini merupakan hari termacet.

Bukan hanya di Jakarta saja yang macet, namun di Bandung pun sama. Namanya juga hari Senin, pasti orang-orang saling berkejaran dengan waktu.

Dan Alana juga berkejaran dengan waktu. Alana takut bila ia terlambat karena seumur hidupnya ia tidak pernah terlambat.

Apalagi ia menjabat sebagai sekretaris OSIS, pasti dia akan dicibir habis-habisan jika terlambat.

Namun Dewi Fortuna sedang berada di pihaknya. Ia belum terlambat sama sekali.

Setelah membayar uang ojeknya, ia langsung bergegas masuk ke sekolah.

Namun sepanjang jalan orang-orang melihat dia seperti merasa jijik bahkan ada yang mencibirnya.

Alana bingung dengan semua ini. Sebenarnya apa yang terjadi.

Cih, dasar lonte. Sok-sokan pasang wajah lugunya, padahal j*lang. Kata salah satu murid yang sedang berdiri di dekat tangga.

Pasti udah pernah main juga kan sama om-om. Semalam berapa sih? Boleh lah kita juga cobain. Kata seorang murid laki-laki.

Udah jelas dong, pasti dah longgar. Semalam berapa ibu sekretaris OSIS? Tanya murid laki-laki di sebelahnya lagi dan mereka semua rame-rame tertawa di sela-sela ejekan mereka.

Maksud kalian apa sih? Tanya Alana dengan bingung.

Alah, gak usah pura-pura bego deh. Video lu udah kesebar. Tapi lu ternyata hyper juga yah.

Kira-kira siapa sih lawan main lu?

Alana yang tak mengerti arah pembicaraan mereka dibikin bingung.

Tiba-tiba ia melihat seorang gadis yang sedang memegang handphonenya sambil menonton sebuah video dan Alana menjadi kaget saat mendengar suaranya yang sedang berg*irah.

Alana langsung menarik paksa hp gadis itu dan melihat apakah yang ia bayangkan ini benar atau salah.

Dan ternyata dugaannya benar. Disana terdapat video panasnya dengan Archio, namun wajah laki-laki itu sengaja diburamkan.

Alana langsung membanting hp itu segera berlari menuju toilet, karena itu salah satu tempat teraman menurutnya.

Kira-kira siapa dalang dibalik semua itu???