Malika Anggraini 19 th yang di paksa menikah oleh keluarga angkatnya dengan laki laki cacat yang duduk di kursi roda karena sebuah kecelakaan.
Demi membalas budi keluarga angkatnya dan juga ingin keluar dari rumah yang seperti neraka bagi Malika, dia menyetujui permintaan Ibu angkatnya, berharap setelah keluar dari rumah Keluarga angkatnya Malika bisa mendapatkan kehidupan bahagia.
Bagaimana kisah Malika, yukkk.... ikuti cerita selanjutnya....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 31
Mereka sudah sampai di Restoran tempat reunian Refandi.
Refandi keluar dengan gagahnya dan membukakan pintu untuk sang istri.
"Mas, aku gugup" ujar Malika cemberut.
"Kenapa harus gugup sayang, kan ada mas bersama kamu" ujar Refandi membenarkan rambut sang istri yang sedikit berantakan.
"Aahhh... Iya aku lupa" kekeh Malika, lansung memeluk tangan Refandi dengan erat.
Refandi terkekeh melihat tingkah menggemaskan sang istri.
"Ayo, di dalam pasti sudah pada menunggu kita" ujar Refandi.
Sementara di dalam sana, orang orang sudah berkumpul semuanya, termasuk mantan tunangan Refandi.
"Haiii.... May, apa kabar" ujar verocina teman kampus mereka dulu.
"Haiii.... juga veronica, aku baik seperti yang kamu lihat" ujar Maya sambil mengibaskan rambutnya, memang dari dulu Maya gadis yang selalu merasa lebih segalanya dari teman teman kampus mereka.
"Bagaimana kabar Refandi?" tanya Veronica.
"Entah lah, semenjak dia kecelakaan gue ngak pernah ketemu tuh sama dia" acuh Maya sambil mengambil minuman berwarna dan meneguknya dengan elegan.
"Kok gitu? kamu kan tunangannya!" ujar Veronica tidak percaya.
"Siapa yang sudi berdampingan dengan laki laki cacat, ogah dong gue, mending gue cari yang lain, yang sempurna dan lebih segala galanya dari dia" ujar Maya pongah, Sandi dan Tomy hanya tersenyum sinis mendengar ucapan Maya tersebut, tidak lupa juga diam diam Tomy merekam ucapan Maya tersebut.
"Astaga.... mulutnya pengen gue cabein deh" kesal Clara, istri Sandi.
"Biarin aja, coba lihat sebentar lagi, masih bisah bercanda ngak ular keket itu,nyesal ngak ninggalin Refan" kesal Lisa.
"Kamu sudah lihat istri Refan?" tanya Clara yang penasaran, karena dia belum sama sekali melihat istri bos suaminya sekaligus sahabatnya juga.
"Sudah dong, tadi kan gue yang make up in" bangga Lisa.
"Gimana gimana, cantik ngak, cantikan mana sama si ular keket itu" ujar Clara bersemangat .
"Cantik parah tau, kamu ngak tanya sama suami mu itu" tujuh Lisa.
"Mas Sandi juga bilang cantik, tapi kan gue belum pernah ketemu, jadi masih penasaran" ujar Clara.
"Dia masih muda, cantik parah, ngak pake make up aja imut imut, aku poles makin kayak barby hidup, nanti kamu lihat saja dari pada penasaran" ujar Lisa.
"Ahhh... ngak sabar pengen lihat dia" ujar Clara berbinar.
"Nanti kita ajak ngumpul bareng aja, dan shoping shoping bareng seru kali" semangat Lisa.
"Apaan... dia penghuni rumah sejati, di suruh keluar shoping atu ke salon saja ngak mau, lebih suka nemplok sama Refan di apartemen" ujar Clara yang tau bagaimana sifat istri Refandi dari sang suami.
"Serius...!" kaget Lisa.
"Banyak banyak bersyukur itu si Refan dapat istri cantik, baik hati, ngak suka hambur hamburin uang kaya ono no" lirik sinis Clara.
"Bener banget, belum jadi istri saja dulu sudah minta ini itu, ngak di beliin ngambek" ujar Lisa tidak suka.
"Haiii.... kalian apa kabar?" tiba tiba Veronika datang ke meja Lisa dan Clara di ikuti oleh Maya dengan gaya pongahnya.
"Kabar kami baik" ujar Lisa dengan senyum manis.
"Tumben teman kalian ngak datang, malu ya, karena lumpuh, takut di bully ya karena ngak jadi nikah sama gue, lagian siapa juga yang mau sih sama laki laki lumpuh, sampai lebaran monyet juga ngak ada" cerocos Maya, membuat panas hati Lisa, ingin sekali Lisa membalas ucapan Maya itu, namun di tahan oleh Clara.
"Biarin aja dia mau ngomong apa, nyatanya kan sekarang Refandi sudah bisa jalan, dan punya istri yang jauh lebih cantik dari dia, kita lihat saja sebentar lagi, nyesal ngak tuh..." ujar Clara menenangkan Lisa.
"Maya... kamu apa apaan sih, ngomong kok jahat banget, padahal Refandi itu mantan tunangan kamu loh" kesal Clara.
"Kan sudah mantan, kenapa di ingat sih..." ujar Maya dengan sombongnya.
Tomy dan Sandi mengetatkan gerahamnya, ingin sekali dia memukul bibir dower Maya itu, namun mereka sadar yang mereka mau lawan itu perempuan.
Yang lain hanya geleng geleng kepala melihat kelakuan tak bermoral Maya tersebut.
Tak....
Tak...
Tak....
"Kami belum telat kan?"
Bersambung....