Kesedihan mendalam karena diselingkuhi sang tunangan, membuat Sanum menerima tawaran Vevita sahabat baiknya. yang memberikan Sanum sebuah voucher liburan Menaiki kapal pesiar termewah, yang tidak sembarangan orang bisa memasuki nya.
Kesialan pun berlanjut, Sanum yang setengah mabuk salah memasuki kamar. Rasa kecewa dan penghianatan membuat dia Ingin membalas dengan pria yang dianggapnya sebagai pria bayaran yang dikirimkan oleh Vevita untuk menemaninya selama liburan.
Setelah melalui malam panjang, One Night Love dengan pria itu. Sanum pun pergi begitu saja, dia pun menghilang setelah mengetahui jika dia hamil anak kembar. pertemuan tak terduga kembali setelah Sanum bekerja diperusahaan besar yang ternyata dipimpin oleh pria yang dianggap nya sebagai pria bayaran malam itu.
Mampukah Sanum mempertahankan anak-anaknya, atau memilih kembali pada tunggangan nya Rendi.?"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ritasilvia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Kecerobohan Sanum
Arya memimpin rapat besar, tapi pikirkan nya tidak fokus sehingga dia memerintahkan Zein untuk mengambil alih untuk menggantikannya. dia berjalan keluar Menuju ruangan kerja yang luas dan sangat mewah. berbagai cinderamata dunia tersusun rapi disudut ruangan utama.
Arya mengusap kasar wajahnya, bayangan beberapa tahun silam kembali melintas. meskipun akhir-akhir ini dia sudah mampu mengubur kejadian malam itu, namun sekarang semua kembali lagi.
Usai menggantikan rapat, Zein langsung Menuju ruangan kerja Arya. untuk menyampaikan hasil laporan rapat, namun belum sempat dia mengucapkan kata-kata nya. mulut Zein seakan terkunci saat melihat suasana hati bos-nya yang kembali memburuk.
Zein tidak berani menanyakan, dia lebih memilih mengambilkan sebotol air mineral dan memberikan nya pada Arya.
"Zein malam ini temani aku menuju Club malam." ucap Arya.
"Baik Tuan."
Zein mengikuti langkah kaki Arya yang panjang menuju lift khusus Presdir, namun dugaannya meleset. Arya lebih memilih lift khusus karyawan melintasi ruangan Sanum, yang bertepatan memasuki lift yang sama dengan Arya.
Sanum dan Nita tertawa ceria memasuki lift, mereka tidak menyadari jika sepasang mata terus memperhatikan mereka, terutama Sanum. wanita itu langsung terlonjak kaget begitu mengetahui jika ada Presdir dan asisten nya disana.
Sanum dan Nita langsung menunduk hormat, kearah Arya. kedua terlihat kikuk dan salah tingkah, dengan perlahan Sanum menggeser posisi tempat nya berdiri agar menjauh dari Arya.
Zein memperhatikan tingkah Arya, dia sudah lama berkerja dan mengabdi pada keluarga Juang, dan sudah hafal semua dengan sifat dan tabiat Arya. dan kali ini Zein sudah dapat memastikan jika Arya terlihat sangat fokus memperhatikan wanita yang bernama Sanum dengan sefut Mata elangnya, yang tertulis dari beadnamanya.
"Ya Tuhan selamat kan aku, sepertinya dia terus memperhatikan kami. sebaiknya aku harus bersikap biasa-biasa saja agar tidak menimbulkan kecurigaan. karena aku yakin jika saat ini dia tengah ragu atau tidak mengenali ku." Sanum mencoba seolah-olah tidak terjadi sesuatu, bahkan dia sengaja pura-pura mengajak Nita ngobrol. namun tingkahnya yang seperti itu tambah menarik perhatian Arya.
"Ting.." pintu lift terbuka, Sanum langsung menarik tangan Nita untuk segera kabur keluar, saat tatapan matanya dan Arya bertemu.
"Sanum kamu apa-apaan sih, kita bisa dipecat tau. mendahului petinggi perusahaan." Budi Nita.
"Bodoh....Bodoh... , Sanum kenapa kamu mesti kabur . mending kamu tadi bersikap cuek dan biasa-biasa saja." Sanum merutuki setiap kebodohan nya yang sering bersikap ceroboh saat panik dan grogi.
Sanum langsung pulang kerumah. meskipun semula Nita sudah berusaha keras membujuk nya untuk sekedar Menikmati malam, cuci mata kepusat perbelanjaan terbesar yang berlokasi tidak terlalu jauh dari perusahaan tempat mereka bekerja. bagi Sanum berkumpul dengan ketiga buah hatinya adalah kebahagiaan yang tidak ternilai. meskipun saat ini ketiganya sudah tertidur pulas saat Sanum sampai dirumah.
"Muuuacch, muuuacch,muuuacch." ciuman hangat mendarat di pipi ketiga anak kembarnya, setelah puas menatap dan mencium ketiganya secara bergantian. Sanum merebahkan tubuhnya disamping anak-anaknya.
"Mama," terdengar suara disusulung Revano, yang pindah posisi memeluk tubuh Sanum.
"Eh, jagoan Mama kebangun gara-gara ciuman mama ya?" membalas pelukan Revano dan mengusap-usap pelan punggungnya agar kembali tidur.
"Mama jangan lama-lama pulang kerja, kami kagen dekat mama terus." ucap bocah itu yang membuat hati Sanum tersa nyeri.
"Maafkan Mama nak, kita harus begini agar bisa bertahan hidup. dan bisa menyekolahkan kalian bertiga nanti nya. karena sampai kapan pun Mama tidak ingin kehilangan kalian. kalian bertiga adalah sumber kekuatan untuk Mama. capek dan letih Mama bekerja hilang ketika melihat kalian." air mata Sanum tiba-tiba menetes melihat anak-anak nya yang butuh kasih sayang, harus ditinggalkan dirumah seharian.
Tangis Sanum semakin deras, ketika teringat kata-kata Davina yang berusaha menahan kantuk nya agar bisa menyambut Mama saat pulang, karena dia merindukan Mama yang pulang malam dan berangkat pagi sebelum mereka terbangun.
Bayangan pertemuan nya dengan Arya kembali melintas dipikiran Sanum, dia terus berdoa dalam hati semoga itu semua hanya kebetulan, dan Arya juga telah melupakan kejadian itu dan dirinya.
"Aku harus merahasiakan tentang status ku dan ketiga anak-anakku, pada siapapun itu." ucap Sanum yang akirnya ikut tertidur bersama ketiga anaknya.
kenapa mama n oma g bilang klo nama janda itu Shanum.. pasti langsung cuz KUA 🥰🥰