Alisya gadis yatim piatu yang masih berkuliah di sebuah universitas ternama, karena mendapatkan beasiswa dari kecerdasannya,
Alisya bekerja paruh waktu di sebuah Cafe setelah pulang dari kampusnya.
Dia selalu di bully karena di anggap gadis miskin yang tak layak untuk di jadika teman.
Suatu hari dia di jadikan bahan taruhan oleh pria populer yang ada di kampus tersebut.
Hingga menyebabkan alisya hamil di luar nikah. Namun pria tersebut tidak mau bertanggung jawab.
Erik Putra Dinata, pria berusia 22th yang menghamili Alisya namun tidak mau bertanggung jawab.
Dia anak orang kaya namun memiliki sifat yang sombong dan angkuh.
Arsen Davidson lelaki tampan dan baik hati yang selalu menolong Alisya merupakan seorang CEO dari Global Group namun dia selalu merahasiakan identitasnya.
Penasaran kan siapa yang akan di pilih Alisya?
Yuk simak kelanjutan ceritanya...!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon kikoaiko, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 3
"Apa salah Alisya kepada kalian kak?, hingga kalian tega melakukan semua ini sama Alisya" ucap Alisya dengan bibir bergetar menahan tangis, tanganya meremas ujung kemejanya.
"Apa maksudmu hah" sentak Erik yang tak terima di tuduh.
"Jangan pura-pura tidak tahu kak" teriak Alisya.
"Kau sendiri yang menyodorkan tubuhmu kepadaku, terus apa menurutmu itu kesalahanku ha" bentak Erik sambil mencengkram dagu Alisya. Sedangkan Irfan sama Andra hanya menikmati drama mereka berdua, kurang ajar memang.
"Itu tidak mungkin" sanggah Alisya yang sudah meneteskan air matanya.
"Kau lihat saja sendiri tingkahmu yang terus memaksaku, dasar gadis murahan" sahut Erik memperlihatkan video itu ke Alisya. Lalu dia menghempaskan tubuh Alisya ke lantai.
"Kalian pasti menjebak ku kan, apa salahku ke kalian hah? hanya karena kalian orang kaya sehingga bisa seenaknya kalian memperlakukan orang miskin seperti ku ha" jerit Alisya dengan derai air mata.
"Apa aku mengganggu hidup kalian? apa aku merugikan kalian,? sehingga kalian dengan kejam menjebak ku" Lirihnya Alisya dengan sesegukkan. Lalu Alisya bangkit dan mencoba menguatkan dirinya.
"Terima kasih luka yang sudah kalian berikan, semoga suatu hari nanti kalian tidak merasakan apa yang aku rasakan. Suatu saat ketika kalian menyesali semuanya mungkin situasinya sudah berbeda, entah aku yang telah mati atau hatiku yang sudah mati untuk memaafkan kesalahan kalian" tegas Alisya. Menatap tajam ke arah mereka.
DEG
Lalu Alisya berlari keluar dari rumah Irfan.
Dia memesan taksi online menuju ke kontrakan nya, dia begitu lelah dengan kejadian yang menimpanya. Seakan cobaan tidak pernah berhenti mengujinya.
*Flasback Off*
*
*
*
Keesokan harinya Alisya terbangun dari tidurnya, dia akan menguatkan dirinya ketika nanti ketemu Erik di kampus.
Alisya membuka matanya, lalau merenggangkan otot tubuhnya, dia bangun lalu masuk ke kamar mandi, ternyata dia semalam tertidur dengan masih menggunakan seragam kerjanya itu.
Tiga menit berlalu Alisya keluar dari kamar mandi. Ia memakai pakaiannya dan mengucir rambutnya seperti ekor kuda.
Alisya mengunci kontrakannya dan mulai mengayuh sepedanya menuju ke kampusnya.
Setibanya di kampus Alisya langsung memarkirkan sepedanya.
Tak jarang ketika pulang kuliah ban sepeda Alisya suka kempes, dia tidak tau siapa yang melakukan itu, karena hampir semua orang di kampus tidak mau berteman dengan dirinya.
Alisya berjalan menuju ke perpustakaan terlebih dahulu sebelum dosen masuk.
Alisya hobby membaca, sehingga ia tidak pernah bosan dengan tumpukan buku yang ada di depan nya.
Setelah dua puluh menit Alisya pergi dari perpustakaan, dia berjalan menyusuri kampus menuju ke kelasnya.
Tak sengaja ternyata di depan ada Erik dan kawan-kawanya. Alisya melewati mereka dengan menunduk.
"Permisi kak" Ucap Alisya sambil menundukkan wajahnya.
Namun bukan jawaban baik yang di terima, melainkan Erik sengaja menyodorkan kakinya ke depan hingga Alisya terjatuh karena tersandung kaki Erik.
"Auwww" ringis Alisya karna lututnya terluka.
"Kalau jalan itu pake mata" bentak Erik.
"Maaf" lirih Alysa, dia bangun lalu berjalan meninggalkan mereka. Alisya sudah malas meladeni mereka.
"Kau apaan sih Rik, kau sengaja kan menyandung dia hingga jatuh" ucap Andra yang tidak suka dengan tindakan Erik.
Mereka yang salah kenapa mereka juga yang mesti marah sama Alisya, harusnya Alisya yang marah sama mereka.
"Kau mulai berani membela dia Ndra" ucap Erik menatap tajam Andra.
"Bukan begitu Rik, apa kau tak kasihan dengan dia, kita sudah menghancurkan dia, apa kau kurang puas ha, hingga sampai sekarang kau masih saja menyiksa dia" ucap Andra.
"Aku tidak peduli" ucap Erik berlalu meninggalkan mereka berdua.
"Tahan emosimu Ndra" ucap Irfan menenangkan Andra.
Dosen pun datang, Alisya mengikuti pelajaran dengan serius, tak lama kelas pun berakhir dan Dosen keluar dari kelas.
*
*
*
Alisya duduk di taman seorang diri, dia memakan bekal roti yang dia bawa dari kontrakannya.
Selama ini dia menyisihkan uangnya untuk di tabung, supaya suatu hari nanti dia bisa membeli rumah buat ia tinggal.
Tiba-tiba Andra datang menghampiri Alisya.
"Hai.." sapa Andra.
"....."
"Maaf, atas semua kesalahanku, maaf sudah menyakitimu selama ini" ucap Andra dengan penuh sesal.
"Maaf kak, aku ke toilet dulu" pamit Alisya mencoba menghindari Andra.
Tanpa mereka sadari ada seorang perempuan yang menahan amarah, dia Iren dan kawan-kawan. Dia mencoba mendekati Andra namun tidak pernah berhasil.
Irene mengikuti Alisya ke toilet, setelah Alisya masuk ke toilet dia langsung saja menguncinya dari luar.
Klik
Bunyi pintu di kunci dari luar.
Alisya mencoba membuka pintunya namun tidak bisa.
"Tolong." triak Alisya yang terus menggedor gedor pintu kamar mandi.
Namun naas Irene malah mengguyurkan air lewat celah pintu kamar mandi
Byur
Irene dan kawan-kawan malah tertawa terbahak.
"Sukurin kau gadis miskin, suruh siapa kau keganjenan sama Andra" ucap Irene. lalu dia keluar dari toilet.
Sedangkan Alisya kaget karena tubuhnya basah terkena guyuran air.
Alisya mulai menangis, apa tidak lelah orang kaya itu selalu menindas dirinya. Selama ini Alisya tidak melawan bukan karena tidak berani, namun dia tidak mau mempunyai masalah di kampus itu, yang akan menyebabkan beasiswanya di cabut.
"Tolong..." Alisya terus menggedor pintu berharap ada yang mau menolongnya.
Andra yang tak sengaja lewat dekat toilet samar samar mendengar orang minta tolong dari toilet wanita, akhirnya dia mencoba masuk ke dalam.
"Apa ada orang di dalam" triak Andra.
Alisya yang mendengar kehadiran seseorang langsung saja menggedor pintunya kembali.
"Tolong..." triak Alisya sambil terus memukul pintu kamar mandi.
DEG
"Alisya " guman Andra.
"Mundur Alisya, aku akan mendobrak pintunya, aku hitung sampai tiga" triak Andra.
1
2
3
BRAK
Akhirnya pintu terbuka, Andra melihat tubuh Alisya yang sudah pucat karena bajunya yang basah. Langsung saja ia melepaskan jaketnya, lalu di berikan pada Alisya.
"Pakailah..!! ucap Andra.
"Terima kasih ka, nanti jaketnya aku kembalikan" sahut Alisya sambil menunduk.
Alisya pergi dari hadapan Andra, dia tidak mau menambah masalah lagi, karena samar samar Alisya mendengar ucapan Irene dan teman-temannya tadi.
Alisya pergi meninggalkan kampus, dia akan pulang terlebih dahulu, setelah itu dia akan pergi ke Cafe tempat nya bekerja.
Andra yang penasaran dengan Alisya dia mengikutinya dari belakang, dia menjalankan mobilnya dengan begitu pelan.
Ia terus mengikuti Alisya dari pulang ke kontrakan hingga Alisya berangkat ke Cafe.
"Apa dia bekerja di cafe ini ya" ucap Andra yang terus menatap ke arah Cafe.
"Kau begitu kuat menjalani kehidupanmu Alisya, kau gadis kuat yang pernah aku temui, maaf semua kesalahanku yang membuatmu menjadi bahan taruhan teman temanku, tolong jangan membenciku" ucap Andre masih di dalam mobil.
Dia terus melihat Alisya yang sedang melayani customernya.
**Bersambung
Jangan pernah menggantungkan dirimu terhadap seseorang, karena ketika kau jatuh yang bisa menolongmu adalah dirimu sendiri.
Happy Reading guys🙏**
yang ada keluarga pamannya alisya habis sama arsen & erik
mati2 deh sana