Semua terjadi begitu saja, karena ibu yang menjodohkannya maka Hasyim terpaksa menikahi karena menurutnya Cinta akan tumbuh karena terbiasa bersama. Sedangkan Hana menerima pernikahan tersebut karena sudah istikharah, dialah jodohnya!
Penasaran? yuk ikuti cerita Hani_Hany hanya di noveltoon ♤♤♤
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hani_Hany, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 24
Usai memasak mereka sarapan bersama.
"Aku mandi dulu ya!" pamit Hasyim, usai mandi dia bersiap.
"Ini pakaiannya kak." ucap Hana.
"Iya terima kasih." Hasyim memakai pakaiannya lalu mengambil tas kerjanya kemudian berangkat dengan menggunakan mobil avanza.
"Aku pergi dulu ya. Nanti hati² kalau ke kampus!" pesan Hasyim.
"Iya kak. Kakak hati² juga ya!" jawab Hana, bersalaman lalu berangkat.
***
"Mandi deh, saatnya bersiap juga ke kampus!" sebelum ke kamar mandi Hana menyiapkan pakaian yang akan dia kenakan.
'Ni'mah, jam berapa berangkat?' Hana memulai chat kepada temannya.
'Jam sembilan Hana. Ok.' jawabnya.
'Beres. Ajak Diana kah?' tanya Hana.
'Boleh. Chat saja ya! Aku gak sempat nih.' jawabnya.
'Sibuk apa tuh?' tanya Hana kepo.
'Ada deh!'
'Lebay.' ucap Hana.
'Biarin.' jawab Ni'mah menutup chat mereka.
'Diana, ke Perpus yuk jam sembilan!' ajak Hana melalui Chat.
'Ok.' jawabnya singkat.
"Singkat amat! Sibuk kali ya!" gumam Hana pelan lalu mandi dan bersiap ke kampus tepatnya di perpustakaan.
***
"Hay semua. Sekalian cari referensi ya?" tanya Hana yang baru datang.
"Tentu lah! Bantu kami Ok." ucap Diana tanpa mau dibantah.
"Ayo, ada bayarannya ya?" ucap Hana bercanda.
"Beres lah!" sahut mereka berdua.
"Tapi bener kan Ni'mah aku bisa ngajar disana! Tapi aku gak bisa janji akan ngajar lama, hanya sementara saja ya!" ujar Hana.
"Iya gak masalah Hana." jawabnya.
"Kapan nih aku boleh masuk ngajar disana?" tanya Hana memastikan.
"Besok boleh Hana."
"Serius?" tanya Hana antusias. Ni'mah hanya mengangguk mengiyakan. "Baiklah, besok aku akan datang!" ucapnya lagi.
"Ayo bantu dulu ini Proposalku Hana!" ujar Diana.
"Iya bawel. Sini aku lihat! Sudah cocok." ucap Hana.
"Perhatikan dulu semua, baca juga dengan teliti Hana." ucap Diana.
Hening
Hening
"Sudah bagus ini Diana, tambahkan saja referensi lagi dari Journal International supaya makin lengkap." saran Hana. "Bisa pale kerja Proposal sendiri tapi selalu saja merengek minta tolong." ujar Hana.
"Inikan juga materi dari kamu Hana, itu bahan kuliah kamu yang memang lengkap jadi aku tinggal menambahkan saja!" ungkap Diana bahagia. "Kamu gimana teman?" tanya Diana pada Ni'mah.
"Masih banyak yang belum, bantu aku cari materinya lagi." ucap Ni'mah.
"Cek dulu Proposalnya." pinta Diana pada Hana.
"Sini." ucap Hana. "Ini kurang pas Ni'mah, harusnya manajemennya dulu dipaparkan baru isinya." jelas Hana.
"Tapi bagaimana dengan isinya sudah cocok kah?" tanyanya.
"Kalau menurutku sudah cocok, semoga sepemikiran dengan dosen pembimbingmu nantinya. Kalau sudah selesai Proposal kalian, nanti langsung print dan ajukan ke staf supaya dibawa ke Prodi dan diberikan pembimbing segera." jelas Hana.
"Siap bu dosen." jawab mereka kompak.
"Aamiin." jawab Hana sambil tersenyum ramah. "Ayo istirahat shalat dan makan." ajak Hana.
"Ayo, dimana? Ada rekomendasi baru kah?" tanya Diana.
"Ke Warung Bakso Bang Althaf saja yuk!" ajak Hana.
"Yuk." mereka pergi bertiga ke warung bakso tersebut.
***
"Pesen deh, aku traktir." Ujar Diana.
"Habis terima nih!" sahut Hikma baru datang.
"Hay, kemana saja nih baru nongol?" tanya Diana.
"Hay Hikma, apa kabar?" sapa Hana bersalaman lalu cipika cipiki.
"Kabar baik, Alhamdulillah. Kalian kok bisa ada disini? Aku dari kampung di Merauke." jawab Hikma.
"Iya kami habis kerja Proposal, untung ada Hana yang bantu jadi cepat kelar. Iya kan Ni'?" tanya Diana minta dukungan.
"Hhmm betul." jawabnya singkat.
"Ya sudah aku duluan ya, aku cuma mau bungkus doang kok." ucap Hikma lalu beranjak memesan bakso untuk dibawa pulang.
"Kalian masih baku marahan?" tanya Diana pada Ni'mah.
"Emang kentara ya?" tanyanya.
"Gak baik marahan lama², toh kalian gak ada yang dipilih pak Doktor Cakep itu kan?" ledek Hana, mereka lalu tertawa bersama.
"Mereka masih melanjutkan perang dinginnya Hana." ujar Diana.
"Emang gegara apa sih itu dulu? Setauku kalian sama² suka dosen yang cakep itu kan? Doktor muda?" tanya Hana memastikan.
"Iya benar Han, mereka itu sama² suka dengan dosen yang sama, tapi dosen tersebut gak suka sama mereka! Hahaha." tawa Diana pecah.
"Kok kamu bisa tau?" tanya Hana penasaran. "Aku tuh gak terlalu paham hal itu dulu." ucap Hana polos.
"Yang disuka sama pak Doktor cakep itu kan kak Hana." sahut Hasbi dari belakang. Mereka bertiga lalu saling pandang seolah berkata "Kok ada Hasbi?" ops. Mereka sama² tutup mulut.
"Kok berhenti gosipnya?" tanya Hasbi. "Aku tau kali ceritanya itu! Bahkan kalian tau gak kalau dosen itu kecewa ternyata cewek yang dia incar keduluan diambil orang kak." ucap Hasbi sambil tersenyum jenaka.
"Kamu nguping ya?" tanya Diana setelah diam cukup lama.
"Kalian saja yang ngobrolnya keras. Lihat tuh, yang lain juga bisa dengar kali kak!" jawab Hasbi. "Jodoh ya memang gak akan kemana! Kalau bukan jodoh ya bakal terpisah. Kasihan pak dosen cakep! Banyak penggemarnya tapi yang dia incar malah dah milik orang." jelas Hasbi. "Aku duluan ya kakak², by kak Hana!" ucap Hasbi lalu pergi setelah membayar baksonya.
"Kalian percaya gak sih?" tanya Hana. Pesanan mereka baru datang karena antrian panjang, cukup ramai warung baksonya. "Makasih kak." ujar Hana ramah. Pelayannya hanya mengangguk sambil tersenyum.
"Percaya sih, karena kamu cantik Han." jawab Diana. "Bukan hanya itu, kamu baik, sholehah, cerdas, dan pintar masak. Aku apa coba?" ujar Diana sambil melirih Ni'mah.
"Aku juga pintar masak kok!" ujar Ni'mah tak mau kalah.
"Yaelah, udah sana kejar cinta pak dosen kalau dia jodohmu gak akan kemana Ni'mah!" ujar Diana ada benarnya.
"Hhmm udah malas." jawabnya sambil memulai memakan baksonya.
'Kak, jangan lupa istirahat, sholat, dan makan siang ♡.' ~ Adek Hana.
''Iya yang ♡.' ~ Suami.
Mereka asyik berbalas chat hingga Diana menegur.
"Kamu sudah makannya Hana? Ini belum habis." ucap Diana.
"Iya aku lanjutkan." ucapnya sambil tersenyum. Mereka berdua hanya geleng² kepala.
"Pengantin baru." ujar Diana. Usai makan mereka singgah dimasjid untuk shalat kemudian kembali ke Perpus.
"Lanjut kerja Proposal yuk?" ajak Ni'mah.
"Aku dah selesai kok, tinggal di print." jawab Diana. "Ayo aku temani. Kamu mau ikut Hana?" tanyanya.
"Maaf ya, aku harus pulang! Rencana Hasna adik aku mau ke rumah, dia mau datang ambil barang bersama temannya." ujar Hana tak enak hati.
"Gak apa² Hana, sampai ketemu besok!" sahut Ni'mah. Mereka berpisah karena Hana harus pulang.
"Kak Hana jalan kaki?" Hana hanya mengangguk saja.
"Kenapa?" tanya Hasna. "Ku kira ada motor?" tanyanya lagi.
"Iya motornya lagi bermasalah makanya jalan kaki saja biar sehat!" jawab Hana. "Ayo masuk! Ajak teman kamu de!" ujar Hana.
"Iya kak." jawab Hasna. "Sini Ocha masuk yuk." ajaknya. Mereka menunggu lalu diambilkan cemilan dan minuman oleh Hana.
"Minum dulu, ini ada sedikit cemilan de." ujar Hana.
"Boleh bungkus gak kak?" tanya Hasna.
"Boleh, ini sudah kaka siapkan. De, ini Ocha teman kelas dan satu kosmu kah?" tanya Hana penasaran.
"Iya kak. Ada mi roknya kak? Kakak gak pake kah?" tanya Hasna.
"Iya. Ini! Kakak jarang pake rok itu, kamu pakai saja gak apa²." ujar Hana.
"Aku pamit ya kak. Makasih banyak." ucap Hasna dan Ocha bersamaan.
"Sama². Hati² ya!" jawab Hana. Hana dirumah istirahat sebentar lalu bersih² sambil menunggu suami pulang.
...----------------...
Bersambung ☆☆☆☆☆