Cerita ini mengisahkan tentang perjuangan pemuda berusia 15 tahun yang mempunyai bakat bermain pedang dan ilmu bela diri yang cukup tinggi dalam menyelamatkan desanya dari penindasan oknum tak bertanggung jawab. Setelah berhasil mendapatkan kebebasan untuk desanya, satu persatu fakta keluarganya terkuak. Dia juga menyadari bahwa Alavarez yang merupakan kepala keluarganya telah di sekap oleh oknum bernama Fikron untuk di jadikan tahanannya. Tidak ada yang tau dimana Fikron mengurung Alarez, bahkan Mijay dan Altan yang menyamar sebagai anak buah Fikron saja masih belum bisa menemukan keberadaan Alvarez. Zafer pemuda 15 tahun itu memutuskan untuk memulai misi penyelamatan Alvarez, dan bersiasat menghabisi rekan-rekan Fikron yang berada di Abu Dhabi dan Oman.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Siska Tiara, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
C13 : KEBENARAN
...𖣁 ࣪࣪ἨΛⱣⱣὙ ᖇ𝚬Λ𝐃𝐥ṆԌ 𖣁...
Jay tentu bingung dengan situasi saat ini. "Apa yang harus ku lakukan sekarang. Jika kau menolak perintah Desmon. Dia tidak akan mempercayai ku lagi, " batin Jay.
"Kenapa kau diam Jay? Ya sudah jika kau tidak mau biar aku saja yang menghabisi anak ini, "
"Tidak tuan, "
"Em maksudku. Jangan kau kotori tangan mu. Biar aku saja yang lakukan, "
"Anjing yang pintar, " ucap Desmon yang kemudian memberikan sebuah belati panjang untuk Jay. Perlahan Jay berjalan ke arah Zafer yang nampak lemah. Jay memberikan isyarat agar Zafer berdiri. Zafer tidak mengerti, namun dia perlahan bangkit. Jay sengaja memberi serangan kecil agar Zafer bisa menghindar.
"Tujuan mu dan tujuan ku sama, " bisik Jay yang kini sudah berada tepat di sisi Zafer.
"Kau untuk ibumu. Aku untuk ayahku, " Zafer tidak mengerti dengan ucapan Jay, dan mereka terus melakukan perkelahian tersebut.
"Hanya saja aku belum menemukan ayahku di sini, " Jay kemudian berada tepat di hadapan Zafer. Entah apa yang Jay pikirkan sampai-sampai dia menusuk dirinya sendiri. "Ku selamatkan dirimu. Pergi habisi iblis itu, " bisik Jay saat dia mulai melemah karena tusukan dari belati itu sendiri. Jay juga meletakkan tangan Zafer di belati itu, agar Desmon mengira bahwa Zafer sudah menghabisinya. Melihat Jay tumbang tentu membuat Altan terkejut. Altan langsung menghampiri Jay untuk menyelamatkannya. Desmon langsung meminta seluruh anak buahnya untuk menghabisi Zafer. Melihat Jay mengorbankan dirinya untuk Zafer. Amarahnya kembali membakar hatinya. Kini Zafer berubah menjadi seorang iblis yang begitu kejam. Dia membantai semua anak buah Desmon satu persatu. Naashir dan Athaar yang melihat nya sampai ternganga tak percaya bahwa Zafer bisa melakukan itu.
Sementara di luar. 5 truk besar dengan ratusan anak buah Desmon datang. Zira yang melihatnya bingung harus bagaimana lagi. Anak buah Desmon sudah semakin banyak, dan dia takut nyawa teman-temannya dalam bahaya. Dari kejauhan Zira melihat ribuan penduduk yang sedang menonton dari luar istana.
"Ibu Selin. Ibu tunggu sini ya. Umar, kau tetap di sini menjaga ibu Selin. Esmes kau ikut dengan ku, " Zira memegang tangan Esmes dan membawanya segera pergi ke depan istana Desmon sebelum anak buah Desmon.
"APA YANG KALIAN SEMUA LIHAT?" Teriak Zira. "KENAPA KALIAN HANYA DIAM SAJA? DI DALAM SEDANG ADA BENTROKAN KEPADA PENJAJAH KOTA INI. TAPI KALIAN MALAH DIAM SAJA?"
"Nak. Kami tidak mampu melawan mereka-"
"SEHARUSNYA KAU MERASA MALU, " sahut Esmes.
"DI DALAM SANA. KETIGA TEMAN KU SEDANG MEMPERTARUHKAN NYAWA MEREKA UNTUK KOTA INI. SEMENTARA KALIAN? Lihat tenaga kalian. Kalian lebih besar dari kami, "
"Kami tidak mau ikut campur. Jika Desmon marah dia akan membunuh kita semua, "
"Ya itu benar, " sahut semua warga.
"KALAU BEGITU DOA-DOA KALIAN YANG HANYA BERHARAP KEADILAN HANYA SIA-SIA, "
"Kami hanya percaya pada tuhan dan Hernandes, "
"Hernandes?" Batin Esmes yang terkejut mendengar nama Hernandes.
"Kami hanya mau Hernandes kembali, "
Para warga sama sekali tidak ada yang membantu mereka. Esmes terdiam sejenak dan sekilas melirik ke arah anak buah Desmon yang semakin mendekat.
"AKU AKAN MEMBAWA KELUARGA HERNANDES PADA KALIAN, " teriak Esmes. Mendengar itu semua warga terdiam dan menatap Esmes.
"Esmes kau-"
"JIKA MEMANG KALIAN HANYA AKAN BERGERAK JIKA HERNANDES ADA DI SINI. KALAU BEGITU-"
"Hei nak. Kau memangnya siapa? Dengan mengatakan akan membawa Hernandes kemari?" Esmes terdiam dan kembali teringat pada perkataan ibunya yang melarang keras Esmes untuk membongkar identitasnya. "Mamah. Baba. Kakek. Maafkan Esmes, " batin Esmes.
"AKU PUTRI BELLA HERNANDES. DAN CUCU PERTAMA ZYAN HERNANDES, " ucap Esmes lantang sambil memperlihatkan kalung simbol keluarga Hernandes.
"ITU KALUNG KELUARGA HERNANDES?" Teriak salah satu warga yang mengingat jelas kalung tersebut.
"Siapa nama mu nak?"
"Nama ku Esmes Vikram. Ayah ku Rakesh Vikram yang menikah dengan Bella Hernandes. Kakek ku Zyan Hernandes mengatakan bahwa nama ini di berikan karena mendiang nenekku juga bernama Esmes, "
"Di-dia cucu Hernandes. DIA BENAR CUCU HERNANDES, " sorak gembira dari para warga yang begitu bahagia merasakan kehadiran anggota Hernandes kembali.
"Aku sudah menepati janjiku membawa jiwa Hernandes untuk kalian. Apakah kalian siap bersama ku untuk menegakkan keadilan kembali?"
"SIAP, "
"Apa kalian siap mati demi kedamaian dan keadilan kota ini?"
"SIAP, "
"Kalau begitu gunakan senjata apapun itu untuk menyerang mereka, " perintah Esmes. Para warga kemudian langsung mengambil kayu bahkan sampai batu lalu melempari ke anak buah Desmon yang baru saja tiba. Selain itu juga beberapa warga lainnya mendobrak gerbang istana Desmon untuk masuk ke dalam.
Sementara itu. Altan sedang berusaha menghentikan darah yang keluar dari perut Jay.
"Hentikan Al, "
"Hentikan apa maksud mu kak? Darah mu terus mengalir, "
"Ini hanya sebentar saja, "
"Kenapa kau bisa kalah di tangan anak kecil seperti dia kak?"
"Bukan kalah Al. Sebentar lagi kita yang akan menang, "
"Maksud mu apa kak. Kau tidak mengerti, "
"Al. Aku mengorbankan diri ku agar anak itu bisa menyelamatkan kita, "
"Entah kenapa hatiku berkata bahwa anak itu bisa mengembalikan keadaan kota ini, "
"Lalu sekarang bagaimana?"
"Ambilkan kain itu, " Altan mengambilkan sebuah kain itu kepada Jay. Kain itu lalu di lilit oleh Jay untuk menutupi luka tusukan yang tidak begitu parah di perutnya. Dia kemudian mengajak Altan untuk ikut bersama nya. Sementara itu kondisi di luar begitu kacau. Warga semakin menggila dan mulai memberikan perlawanan untuk seluruh anak buah Desmon.
"Zafer. Kau urus saja Desmon. Biar mereka kami yang menangani, " ucap Athaar. Zafer pun pergi mengejar Desmon yang berusaha kabur di bantu beberapa anak buahnya melewati pintu utama. Namun di sana, anak buah Desmon yang lainnya ikut tumbang di serang amukan masa.
"Zira. Itu Zafer, " ucap Esmes yang melihat Zafer keluar sambil mencengkram baju Desmon.
"Le-lepaskan aku. Kau ini siapa? Gangster? Mafia? FBI?" Tanya Desmon ketakutan.
"Anak kecil yang akan membunuhmu, " ucap Zafer. Saat Zafer hendak membunuh Desmon, Jay datang menghentikannya. "J-Jay. Syukurlah kau masih hidup. TOLONG AKU JAY, " pinta Desmon. Desmon menggenggam erat tangan Jay dengan perasaan ketakutan.
"Dimana ayahku?" Tanya Jay kepada Desmon.
"A-apa maksudmu Jay? Aku tidak tau di mana ayahmu, "
"DIMANA AYAHKU ALVAREZ HERNANDES, " teriak Jay yang langsung membuat semua orang terdiam dan menatap Jay.
"Jadi kau?"
"Ya. Dia Mijay Hernandes. Putra bungsu Alvarez Hernandes, " sahut Altan.
"Jika dia adalah kakakmu itu artinya-"
"Kenapa? Aku juga merupakan bagian dari Hernandes. Namaku Altan Hernandes, putra tunggal Dicto Hernandes, " ucap Altan. Mendengar pengakuan dari Altan sontak membuat Desmon dan seluruh warga yang menyaksikan mereka terdiam. Esmes yang melihat kedua pamannya berada tepat di hadapannya langsung berlari menghampiri mereka.
"PAMANNNN, " teriak Esmes.
"Esmes?"
"Paman. Aku berjanji pada mereka untuk membawa Hernandes pada mereka. Dan sekarang kau dan paman kecil ada di sini. Kehadiran kalian akan membuat semangat mereka dalam menegakkan keadilan semakin tinggi, " ucap Esmes. Jay menatap semua para warga yang saat ini terlihat menantikan keadilan itu.