Elara Estelle putri seorang pengusaha yang terabaikan dipaksa menikah dengan Alistair Magnusson seorang tuan muda lumpuh di tengah ejekan keluarganya elara menyembunyikan identitasnya sebagai dokter terkenal ketika rahasia masa lalu terungkap elara merencanakan balas dendam sambil belajar arti cinta dan penerimaan dalam pernikahan yang tak terduga.
penasaran?? yuuk lanjut bacanya ➡️
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bellis_perennis, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
22
Di area parkir bawah tanah rumah sakit milik keluarga Magnusson alistair dan marcus berdiri dalam bayang-bayang redup alistair meskipun masih menyimpan amarahnya pada Marcus karena kegagalannya melindungi elara tetap memberikan kesempatan padanya untuk melaporkan situasi dengan tenang.
"Siapa dalangnya?" tanya Alistair nadanya tetap tenang namun jelas berbahaya.
Marcus yang sudah bersiap menjawab menyebut nama "tuan robert... dia merasa anda telah merebut proyek pembangunan di Kota E darinya dan ingin memberikan pelajaran".
Alistair tertawa sinis mendengar nama robert baginya proyek bernilai satu triliun itu tidak lebih dari hasil kerja keras kompetisi yang dia menangkan secara adil dia telah bekerja keras membangun koneksi dan memperjuangkan kerjasama investor robert hanyalah pendatang baru yang baru belajar merintis bisnis dan sudah berani bertindak arogan.
"Beri dia pelajaran yang takkan dia lupakan" perintah alistair dingin.
"Baik tuan" marcus menunduk patuh.
Marcus tampak ragu-ragu sebelum melanjutkan dia tahu informasi yang akan ia sampaikan ini berpotensi besar memicu reaksi alistair dan lebih baik dia melaporkannya sekarang daripada alistair mendengarnya dari orang lain.
"Tuan... ada berita lain tentang nyonya" marcus mulai dengan nada hati-hati.
Alistair menatapnya tajam. "Apa itu?"
Marcus menarik napas, lalu berkata "nyonya bukan Putri kandung keluarga Estelle".
Sejenak alistair terdiam kabar itu mengejutkannya namun tidak sepenuhnya aneh dia memang pernah merasa ada perbedaan dalam karakteristik wajah dan kepribadian elara dibandingkan keluarga estelle namun dia tetap bertanya "lalu siapa keluarganya?".
Marcus yang tahu betul betapa pentingnya memastikan kebenaran sebelum melapor menjawab dengan mantap "keluarga Dominic tuan".
Alistair mengangkat alis bingung dan geram terutama setelah mendengar alasan mengapa keluarga dominic mengabaikan putri mereka "Kenapa mereka meninggalkannya?" tanyanya, penasaran dan sedikit terkejut mendengar bahwa keluarga ternama seperti Dominic bisa tega membuang anak kandungnya.
Marcus menjelaskan nadanya penuh kemarahan "mereka mempercayai kata-kata seorang peramal yang mengatakan bahwa Nyonya adalah pembawa sial".
Alistair tertawa pendek nyaris tak percaya baginya kepercayaan pada hal-hal tak masuk akal seperti itu sungguh menjijikkan "mereka mempercayai ramalan di zaman sekarang?" ejeknya "bagus jika mereka pernah menyesali keputusan ini aku akan mengingatkan alasan bodoh mereka".
Marcus melanjutkan dengan berita berikutnya "awalnya, putri keluarga Estelle ingin memberitahu Nyonya Evelyn, namun Tuan Estelle melarangnya karena keluarga Dominic sudah membayar mereka mahal untuk merawat Elara".
Sekali lagi uang menjadi alasan utama perlakuan buruk yang dialami elara membuat alistair muak dia kini merasa keputusannya untuk memberikan uang pada keluarga Estelle sebagai balas jasa adalah sebuah kesalahan mungkin dia seharusnya membuat mereka jatuh miskin hingga tidak memiliki apapun.
"Jika mereka memberitahu siapa pun tentang identitas istriku yang sebenarnya potong saja lidahnya aku tidak akan memaafkan siapa pun yang menyakiti istriku" ancam alistair tanpa ragu meskipun dia tidak yakin apakah elara akan bersedih saat tahu kebenaran dia akan melakukan apa pun untuk meminimalisir rasa sakit yang mungkin muncul.
"Baik.. tuan" jawab Marcus.
"Sekarang pergilah" perintah alistair tapi Marcus tidak bergerak.
Alistair mengerutkan dahi "ada apa? Kau memiliki laporan lain?".
Marcus menundukkan kepala dalam-dalam.
"tuan anda belum memberikan hukuman atas kelalaianku".
Alistair mendengus sedikit tersenyum sinis "istriku sudah membantumu bukan?".
"Tetap saja aku gagal menjalankan tugasku dengan baik jika anda tidak menghukum ku maka hidupku takkan ada gunanya lagi tuan" jawab Marcus dengan penuh penyesalan.
Alistair menghargai loyalitas dan tanggung jawab marcus meskipun kecerobohan pria itu telah membuat Elara terluka "kalau begitu mintalah kepala pelayan memberikanmu cambukan" putusnya.
"Terima kasih...tuan" marcus segera berbalik meninggalkan alistair dan siap menerima hukuman sebagai konsekuensi dari kelalaiannya.
Alistair tersenyum tipis, senang dengan loyalitas Marcus namun, amarah terhadap keluarga Dominic dan Estelle terus menggelegak dalam dirinya Baginya,udah menjadi tanggung jawabnya untuk memastikan bahwa elara takkan terluka lagi oleh orang-orang yang tidak menginginkannya sejak lahir.
*
*
*
Elara terbangun di kamar rawatnya mendapati sahabatnya, Sofia duduk di sisi tempat tidur dengan tatapan penuh antusias.
"Kau beruntung" ucap sofia dengan senyum lebar.
Elara mengerutkan kening, kebingungan "beruntung? Apa maksudmu?".
Sofia tertawa pelan jelas tidak sabar untuk membahas topik yang membuatnya sangat bersemangat "kau benar-benar tidak melihat betapa suamimu begitu memanjakan mu ya?".
Elara mendesah, sedikit skeptis "kau mulai membual lagi".
Sofia melirik elara lalu berkata dengan penuh keyakinan "aku serius el.... dia benar-benar mencintaimu".
Elara hanya menggelengkan kepala merasa pernyataan sofia itu tidak mungkin "mustahil wanita seperti aku ini tidak pantas untuknya" dalam hatinya elara merasa dirinya adalah seseorang yang tidak dicintai dan diabaikan oleh keluarganya ditambah lagi masa lalunya yang penuh luka termasuk penghinaan dari keluarga Dr. Adrian membuatnya merasa tidak percaya diri.
Kesal mendengar jawaban pesimis sahabatnya sofia menepuk kepala elara dengan lembut "kau tau alistair memperlakukanmu seperti seorang ratu kalau dia tidak mencintaimu mana mungkin dia bersedia tidur satu ranjang memberimu pelukan hangat dan bahkan memintamu untuk tidak mengganggu tidurnya?".
Elara terdiam mulai mempertimbangkan kata-kata Sofia dia tau Sofia tidak pernah melebih-lebihkan sesuatu terutama soal hubungan namun, dia tetap skeptis dan bertanya "mungkin dia hanya bersikap baik tidak perlu diartikan sebagai cinta".
Sofia tersenyum sabar "kalau begitu jelaskan kenapa dia meninggalkan perusahaannya secara tiba-tiba untuk menjaga mu dan memberikan ruangan VVIP ini? Dia bahkan bisa saja memberimu ruangan VIP biasa kalau hanya sekadar baik ".
Elara tak bisa menjawab tiba-tiba ada rasa jengah yang menghampirinya apakah benar dia selama ini terlalu mengabaikan perhatian orang-orang di sekitarnya khususnya alistair?.
"Apakah kau tidak ingin jatuh cinta dan dicintai oleh alistair?" tanya Sofia tiba-tiba nada suaranya serius namun penuh dorongan.
Elara menggigit bibir tampak bimbang "aku... aku takut jatuh cinta".
Sofia menatap elara dengan penuh simpati "tapi kau bahkan belum pernah merasakannya el... bagaimana bisa kau menyimpulkan kalau cinta itu akan berakhir buruk?"
Elara tersenyum tipis berusaha membela diri "aku hampir pernah merasakannya".
Sofia hanya menggelengkan kepala "tidak el.. itu bukan cinta kau mungkin hanya hampir menyukai seseorang tapi itu tak sama dengan cinta lagipula cinta itu tak bisa dinilai dari satu pengalaman saja"
Elara tertawa kecil mencoba menyembunyikan rasa malu "bukankah itu cukup dekat?"
"Tidak..." jawab sofia tegas "kau bahkan belum pernah merasakan manisnya dimanjakan atau sakitnya saat cemburu kau tidak pernah merasakan dinamika cinta yang sebenarnya mungkin, sudah saatnya kau mencoba".
Elara terdiam sejenak, merenungkan kata-kata Sofia dalam hatinya dia merasa kehidupan yang selama ini dijalaninya monoton namun ada rasa takut melangkah keluar dari zona nyamannya selalu ada ketakutan akan terluka, akan kembali dikhianati atau diabaikan.
"Kau harus mencobanya el... percayalah kali ini kau tidak akan terluka yang perlu kau lakukan hanyalah percaya pada alistair" ucap sofia pelan namun penuh keyakinan.
Elara menatap sahabatnya dalam-dalam seolah mencari dukungan yang lebih "apa aku tidak bisa tetap sendirian?".
Sofia tertawa kecil menggelengkan kepala "tidak el... Kau harus mencoba merasakan cinta itu percayalah jika kau menyia-nyiakan pria seperti Alistair kau akan menyesal".
Elara terdiam menyadari bahwa dia mulai dipengaruhi oleh kata-kata sahabatnya "baiklah... aku akan memikirkannya" jawab elara akhirnya sambil berdehem untuk menutupi rasa gugup.
Sephia tersenyum penuh kepuasan "sudah saatnya kau bahagia el ... percayalah pada penilaianku kau tidak akan menyesal".
Setelah berbincang sebentar Sofia yang cukup lama meninggalkan pekerjaannya di perusahaan merasa sudah waktunya untuk pamit dia melangkah menuju pintu namun begitu membukanya dia terkejut mendapati Alistair berdiri di sana tampak jelas sudah mendengar sebagian dari percakapan mereka meski tidak ada tanda kemarahan di wajahnya sofia tetap merasa sedikit gugup.
"Apakah Anda keberatan berbicara sebentar dengan saya nona sofia?" tanya alistair sopan suaranya tenang namun tegas.
Merasa lega karena tak ada tanda kemarahan sofia mengangguk lalu mengikuti alistair ke ujung lorong yang sepi begitu sampai alistair menatap sofia dengan mata yang penuh ketulusan membuat sofia sedikit terkejut saat dia berkata "terima kasih.. "
Sofia merasa bangga mendengar kata terima kasih dari pria sekuat alistair ini adalah hal yang jarang terjadi "saya hanya mencoba membantu sahabat saya Tuan".
Alistair tersenyum tipis "tidak usah memanggilku Tuan panggil saja namaku Kau adalah sahabat istriku dan sudah sepatutnya aku memperlakukanmu dengan baik".
Sofia tersenyum penuh syukur merasa bangga karena memiliki kesempatan membantu elara menemukan cinta sejatinya.