Pernikahan Sempurna Cassanova

Hal sesuatu yang dikatakan Marley adalah sesi mandi yang mana membosankan bagi Bintang. Bintang menemani Marley berendam lalu mengguyur tubuh mereka bersama dibawah shower. 

Marley tidak melakukan hal yang lebih, yang mana akan menakutkan bagi Bintang. Pria itu santai saja, memang Marley tidak mau melihat kearah Bintang terlalu lama. 

“Sayang..”panggil Bintang, ia memerhatikan Marley yang sedang memakai kaos nya. 

“Ada apa, sayang?”

Bintang bingung ingin mengatakan apa, banyak sekali hal yang ingin ia tanya. 

“apa tubuh ku tidak menarik?” tanya Bintang dengan tangan yang meremas ujung piyama nya. 

Mata Marley sampai tertegap sebentar mendengar pertanyaan itu, “kenapa bertanya seperti itu?” Tanya Marley balik, ia sedang menyisir rambut nya yang basah. 

“Karna asal tuan mandi bersama ku, tidak mau melihat tubuh ku sedikitpun. Malah terlihat abai gitu, kenapa?”

Bintang sangat sedih, ia takut mungkin dirinya memiliki tubuh yang kurang menarik bagi seorang cassanova seperti Marley. 

Marley tersenyum melihat Bintang yang salah paham pada nya, padahal Marley melakukan hal ini untuk kebaikan nya. Marley tidak mau menjadi tidak terkendala, dan malah menyentuh Bintang secara brutal dan paksa. 

Tanpa Bintang ketahui, hal itulah yang paling diusahakan Marley. Ia ingin menyentuh Bintang kala dirinya sudah lepas selama dua minggu tidak menyentuh wanita wanita diluaran sana, ia ingin berubah.

“Bukan seperti itu, tubuhmu sangat sexy dan menarik dimata ku, sayang.”

“Kalau itu benar, kenapa selalu mengabaikan ku?” Tanya Bintang lagi, perlahan Marley menggenggam tangan Bintang erat. Ia tertawa kecil, karena kemauan wanita itu memang sulit dimengerti. 

“aku tidak mengabaikan mu, sayang. Ada suatu hal, yang tidak bisa aku katakan dengan jelas pada mu.” Ucap Marley, ia membawa Bintang untuk keluar makan malam. 

Bintang hanya pasrah saja, ia sadar dengan posisi nya yang tidak terlalu penting dalam kehidupan Marley. Seharusnya dirinya cukup diam dan terima semua nya saja, tidak perlu memberontak terus menerus. 

Saat sedang menuruni tangga, ponsel Marley berbunyi. Ia mendapatkan pesan dari David, untuk datang ke tempat yang telah ia kirimkan. Bintang memerhatikan wajah Marley yang terus menatap ponsel, perlahan Marley melepas genggaman tangannya kepada Bintang. 

Tangannya sibuk memeriksa ponsel, dengan ekspresi wajah yang serius. 

“Makan sama ibu ya, aku harus pergi.”

“Kemana?malam begini?” Tanya Bintang, ia khawatir dengan sang suami. Melihat tatapan Bintang membuat Marley tidak tega membohongi nya, tapi membawa Bintang juga bukan tindakan yang bagus. 

“Aku harus pergi.”

Marley pergi begitu saja, meninggalkan Bintang di ujung tangga. 

“Apa mau bertemu dengan kekasih nya, Vanya?” Gumam Bintang didalam hati, ia tidak bisa berbuat apa-apa. 

Bintang perlahan melanjutkan langkah nya menuju meja makan, pikiran nya melayang kepada Marley yang pergi dengan terburu-buru tadi tanpa menjawab pertanyaan nya. 

~

Sementara itu, Marley sedang dalam perjalanan menuju tempat yang dikatakan David. Dimana tempat itu menunjukkan Apartemen David sendiri, sebenarnya Marley malas sekali melakukan hal ini. Tapi, David mengancam nya dengan membawa nama Bintang lagi. 

Kini Marley sudah berada di depan pintu apartemen David, perlahan ia masuk. Pertama kali yang menyambutnya adalah suara persetubuhan pria dan wanita, suara itu terdengar sangat jelas. 

Marley melihat David yang bergerak dari bawah dengan wanita sexy yang berada dipangkuan nya, David bergerak cepat membuat wanita yang diatas nya berteriak histeris. 

“Ada apa, David? Kenapa kau membawa nama Bintang?” Tanya Marley, ia berdiri tepat didepan David. 

David menghentikan pergerakan nya, sambil berbicara kepada Marley ia menyuruh wanita itu untuk bergerak tanpa dibantu oleh nya. 

“Kenapa kau tidak mau menghabiskan malam mu dengan wanita yang lain? Ada banyak nih, lagi di Bathroom.” Ucap David, membuat Marley berdecak. 

“Jangan fokus dengan Bintang saja, itu bukanlah ciri khas mu yang setia dengan satu wanita saja.” Lanjut David, ia berbicara sambil menggerayangi tubuh wanita yang mencari kenikmatan nya sendiri. 

Marley meludah tepat di kaki David, sekarang ia tahu apa tujuan dari David. Dan benar saja sesuai dugaan nya, Vanya muncul dari pintu kamar David. Memakai model lingerie yang sangat sexy dan seperti tidak pantas untuk dipakai kembali, ia tersenyum sinis kala melihat Marley yang menatap nya datar. 

“Marley sayang, jangan tegang begitu. Cukup peni* mu saja yang tegang, wajah mu jangan.” Ucap Vanya, ia berjalan gemulai kearah Marley. 

Marley tidak merasakan apapun, tergoda pun tidak. Yang ada hanya rasa jijik dan benci, karna Vanya.. Bintang harus menderita di Rumah Sakit. 

David terus menikmati pergulatan panas nya,ia membiarkan Marley bersama dengan Vanya. 

Vanya membuka lingerie nya hingga dirinya utuh tanpa sehelai pakaian sedikit pun, tangannya meremas boba miliknya sendiri. Maksud hati untuk menggoda Marley, tapi pria itu diam saja tanpa ekspresi. 

“Kau memang menjijikkan, Vanya. Bahasa apa yang pas untukmu, sampai sekarang aku tak tahu.” Ucap Marley, ia ingin pergi tapi tangannya ditarik oleh Vanya. 

Vanya memeluk tubuh Marley erat, maksud hati agar bau aroma tubuh nya menempel pada pakaian Marley. 

Dengan cepat Marley mendorong tubuh Vanya, hingga wanita itu terjatuh di lantai. 

“Jika kau berani menyentuh ku lagi, aku tidak akan segan-segan menghabisi hidup mu!”ancam Marley, tatapan matanya tajam dan seakan mau membunuh sekarang juga. 

Marley langsung pergi, ia tahu rencana yang akan dilakukan David tadi. Sengaja menggoda Marley, supaya pergulatan nya dengan Vanya kembali terjadi lagi. Marley tidak mudah terpancing, ia pandai menjaga hasrat nya. 

Vanya tertawa melihat kepergian Marley, ia melihat kamera CCTV yang merekam semuanya. Rencana kedua nya berhasil, Marley akan menjadi milik nya. 

David mengusir wanita yang telah lemas itu, hanya Vanya yang kuat menghadapi nafsu nya. Tangan Vanya ditarik, dan melakukannya penyatuan dari belakang tanpa pemanasan sedikit pun. 

Sebagai ucapan terimakasih Vanya harus melayani David, besok ia akan menjalankan rencana nya. Dan membuat Marley berlutut pada nya, mengharap kan tubuh nya disetiap malam. 

“Marley, ayo terus lebih cepat..” Rintih Vanya, jelas-jelas David tapi ia malah membayangkan Marley.. Pria yang sangat Vanya cintai.