Sagara Bintang Hutama tak menyangka jika dia harus menikah dengan calon adik iparnya karena demi nama baik.
Saga yang setelah enam tahun di tinggal meninggal istrinya,kini harus di haruskan untuk menikahi Aireen Safira calon adik iparnya untuk menjaga nama baik kedua belah keluarga.
Saga yang sejatinya masih belum bisa melupakan mendiang istrinya membuat pernikahan paksa itu serasa neraka bagi Reen. Namun, Reen masih berusaha untuk bersikap layaknya seorang istri pada suaminya.
Semua perlakuan manis Reen tak serta merta membuat hati Saga berpaling dari bayang-bayang mendiang sang istri.
Selama menikah dengan Saga,Reen hanya mendengar ucapan kasar suaminya. Bagi Saga Reen selalu menyusahkan dirinya.
Sampai akhirnya terbuka sebuah fakta jika Reen wanita yang selama ini dia kagumi dalam diam.
Bagaimana upaya Saga bisa membuat Reen kembali padanya atau Reen akan benar-benar pergi?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Puspa Arum, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Perdebatan.
Jam sepuluh malam Reen baru sampai di rumah nya. Dia melihat keadaan rumah terlihat sangat sepi.Rasanya seperti tak ada kehidupan di rumah itu. Hampa kini Reen rasakan saat masuk ke dalam rumah itu.
Baru saja dia melangkah satu sampai dua langkah tiba-tiba langkahnya langsung terhenti saat lampu ruang tamu menyala.
"Mas Saga." gumam Reen yang terlihat sangat terkejut dengan adanya sang suami sedang duduk di sofa ruang tamu.
"Rumah ini bukanlah hotel dan seharusnya punya aturan untuk masuk ke rumah ini.Nggak seenaknya." Sindiran Saga membuat Reen tersenyum miring.
"Aku baru saja pulang dari perusahaan kamu. Aku rasa para karyawan kamu terlalu lebay buat sambut kamu bergabung lagi di Bintang Global."Mendengar penuturan Reen yang terlampau berani dan bahkan kata-kata yang terlontar dari bibir Reen layaknya sebuah cibiran untuk Saga.
Reen yang sudah lelah dan beberapa hari terakhir ini tak bisa tidur nyenyak pun akhirnya dia memilih untuk tidak memperpanjang masalah.Namun, lagi-lagi langkahnya langsung terhenti saat merasakan lengannya di tarik lumayan kencang sampai sedikit merasakan sakit.
"Bisa nggak kamu hargai saya sebagai..
"Sebagai apa, sebagai suami ? Atau sebagai yang punya rumah ini? harusnya mas ingat dengan kata-kata mas sendiri.Di dalam surat perjanjian pun sudah di tulis jika mas dan aku harus bersikap selayaknya orang asing dan bahkan kita tidak di perbolehkan untuk mengurusi urusan satu sama lain."
Mendengar penuturan Reen akhirnya Saga memilih untuk melepaskan cengkraman nya dan hal itu di manfaatkan oleh Reen untuk kabur dari suaminya.
Saga hanya bisa mendengus kesal karena Reen yang dia anggap lemah ternyata dia punya nyali untuk melawan dan bahkan dia bisa mendengar suara Reen yang terdengar lantang dan mata yang menatap nya dengan tajam.
Sementara Reen langsung masuk kedalam kamar nya dan langsung menguncinya.Dia bersandar di balik pintu. Rasanya begitu lelah dan mendengar ucapan Saga dia rasanya ingin membenturkan kepala suaminya agar dia sadar dengan apa yang dia ucapkan dari awal dan tidak bisa berbuat semai sendiri.
"Menyebalkan.."
Kata yang tepat untuk Saga saat ini.Setelah perasaannya sedikit membaik dia pun langsung melangkah menuju kamar mandi dan membersihkan dirinya.Rasanya Reen cepat-cepat merebahkan tubuhnya yang terasa lelah.
Di kamar Saga,lelaki itu pun kesal dengan sikap Reen yang masih teringat jelas saat pertemuan nya di acara tadi siang. Memang benar jika Dave dan Rion mengadakan acara sambutan untuk nya begitu berlebihan.Apalagi dia pun melihat kesibukan istrinya itu di tempat acara.
"Dia ternyata seorang koki.."gumam Saga mengingat pembicaraan orang tua nya dengan Reen tadi siang.
Saga pun langsung mengingat kembali mamanya dan papanya mengundang dirinya dan Reen untuk makan malam bersama di mansion keluarga nya. Bisa di pastikan mereka akan bertemu dengan Damar dan istrinya itu.
Jika mengingat peristiwa pernikahan itu,rasanya Saga ingin memaki sang adik. Karena ulahnya dia harus terjebak dalam pernikahan paksa ini.
"Sial,Damar yang bahagia gue yang menderita."
umpat Saga dalam hati jika mengingat kembali kejadian saat di hari pernikahan paksa yang menimpanya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Pagi harinya Reen memutuskan untuk libur karena memang selama seminggu ini dia belum juga libur dan hari ini tubuhnya rasa nggak enak. Dia pun bangun sengaja sedikit terlambat.
Jam tujuh pagi seperti biasa Saga sudah ada di meja makan untuk sarapan.Dia belum melihat tanda-tanda istrinya keluar dari kamar nya.
"Mbok, Reen sudah berangkat kerja atau belum?" akhirnya Saga menanyakan hal tentang Reen pada mbok Midah.
"Sedari saya di dapur belum lihat non Reen keluar kamar den,"jawaban dari mbok Midah pun hanya di tanggapi dengan anggukan tapi, mengingat kembali kejadian semalam, Saga melihat wajah sang istri terlihat sangat lelah. Mungkin Reen hari ini terlambat bangun.
"Coba mbok cek dia, soalnya takut kesiangan nanti dia di pecat lagi." itu alasan Saga untuk mendapatkan informasi tentang Istri itu. Dia pun tak mau di salahkan jika terjadi apa-apa pada Reen.
Mbok Midah pun langsung menuju ke kamar Reen guna melihatnya. Setelah mendapatkan jawaban dari Reen mbok Midah pun turun kembali dan melangkah ke arah dapur.
"Gimana mbok?" tanya Saga yang melihat mbok Midah melangkah mendekati dirinya.
"Non Reen baru selesai mandi den, sebentar lagi juga turun." jawab mbok Midah. Setelah memberikan informasi pada tuannya mbok Midah pun langsung ke dapur guna melaksanakan perintah Reen.
Tak lama kemudian terdengar langkah kaki mendekat ke arah meja makan.Saga bisa pastikan itu adalah Reen.
Ternyata memang Reen sudah berada dekat dengan Saga. Terlihat Saga memicingkan matanya saat melihat Reen begitu dekat jaraknya dengan dirinya.
"Ada apa?" tanya Saga saat Reen berdiri di samping nya.
Reen meletakkan sebuah kartu dan sebuah amplop coklat yang Saga pastikan benda itu yang pernah Saga titipkan pada mbok Midah.
"Apa maksud mu?" tanya Saga yang masih bingung dengan sikap Reen.
"Aku kembalikan itu semua.Reen rasa nggak berhak menerima semua itu.Jadi mas Saga bisa ambil lagi." ucap Reen dan dia pun mendudukkan tubuhnya di kursi yang sedikit berjarak dengan Saga.
"Kenapa harus di kembalikan. Kartu itu sudah jadi hak kamu, sementara uang yang ada di amplop itu buat ganti uang yang kamu berikan pada mbok Midah buat keperluan rumah ini.Aku nggak mau kamu mengeluarkan uang buat rumah ku."ucapan Saga pun berhasil membuat Reen terdiam sejenak.
"Aku hanya ingin si masa yang akan datang kamu tidak mengungkit apa yang kamu keluarkan untuk ku walaupun sekedar sesuap nasi yang aku makan mas, aku nggak mau jika apa yang masuk dalam tubuhku ini tidak di ridhoi dan tak pernah kamu ikhlaskan untuk ku."
Ucapan Reen pun membuat Saga terkejut sekaligus merasakan ada sesuatu yang begitu menyinggung harga dirinya.
"Begitulah pemikiran mu? Apa kau anggap aku bukan orang yang tak tahu aturan yang telah terjadi, kamu sudah jadi tanggung jawab ku dan aku tidak mau menanggung dosanya." Reen menyunggingkan senyum miring mendengar penuturan suaminya itu.
"Kamu nggak mau menanggung dosanya lalu apa yang kamu lakukan sekarang mas,kamu bahkan tidak menerima apa yang seharusnya sudah terjadi.Bahkan kami masih terjebak dalam masalalu yang bahkan dirimu tahu itu tidak akan mungkin kembali seperti dulu!!"
"Lancang kamu !!" bentak Saga.
Ucapan Reen yang begitu lantang dan mengungkap dirinya yang belum bisa move on dari masalalunya pun membuat Saga tak bisa lagi menahan amarahnya.Seakan Saga melihat sosok Reen yang begitu berani menyinggung perasaan nya.
Bersambung
makan mulai enak,tidur juga kayanya tibraaaa...