NovelToon NovelToon
Midnight Rain

Midnight Rain

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / CEO / Kaya Raya / Angst / Romansa / Roman-Angst Mafia
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: AYZY

Pada mulanya, sebuah payung kecil yang melindunginya dari tetesan hujan, kini berubah menjadi sebuah sangkar. Kapankah ia akan terlepas dari itu semua?



Credits:

Cover from Naver

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon AYZY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Unpredictable

"Bagaimana kabarnya?"

Johan dan Andrew sedang berada di kantor milik rumah Andrew. Andrew duduk di kursinya sedangkan Johan duduk di sofa.

Andrew menghela napas, sembari membuka isi berkas yang dibawakan oleh Johan. "Isabella datang kemari saat aku tidak ada di sini. Dia bertengkar dengan Stella."

Mata Johan terbelalak. "Apa?"

"Mungkin seseorang memberitahunya. Sekarang ini dia sangat sulit untuk diajak bicara."

Johan masih tidak percaya dengan apa yang dia dengar. "Tentu saja dia akan marah. Saat ini dia sudah tahu tentang Isabella. Sekarang, apa yang akan kau lakukan?"

Andrew melihatnya sekilas. "Aku akan membereskan masalah dengan Isabella."

Sudah cukup ia melihat Stella hidup seperti itu. Semua hal ia lakukan sendiri, seakan-akan tidak ada orang lain yang bisa menolongnya. Gadis itu kelihatannya kuat, tapi sebenarnya sangat rapuh. Entah bagaimana ia bisa memendam masalahnya seorang diri tanpa mencoba untuk menceritakannya kepada orang lain. Selama ini Andrew diam bukan berarti tidak peduli. Ia peduli. Lebih dari siapapun. Hanya caranya saja yang salah.

"Tapi apa kau tidak bisa berbicara baik-baik dengannya? Tanpa harus memaksanya seperti itu?"

"She won't listen to me," Andrew berdiri sembari meraih berkas dan foto-foto yang ada di dalamnya sembari berjalan ke arah jendela. Ia memandang sebuah hutan kecil yang tinggal di belakang rumahnya, "dia selalu saja memperlakukanku seperti orang asing. Tatapannya saat melihatku penuh dengan ketakutan, dan dia sangat berhati-hati saat berbicara denganku." Andrew mengerutkan keningnya, manik matanya menggelap, segelap malam. Tak ada seorangpun yang tahu apa yang tengah ia rasakan.

Andrew mengangkat foto-foto itu setinggi dada, melihatnya dengan seksama.

"Sooner or later Sean will definitely try to find out the truth. That's why I don't want Stella to be close to him!"

Johan menghela napas. "Pria yang malang. Setelah dia mengetahui apa yang sebenarnya terjadi, dia akan benar-benar hancur."

"You think so?"

Andrew berbalik, melangkahkan kakinya ke arah meja untuk meletakkan foto-foto tersebut. Ia meraih pematik di balik saku celananya dan mengambil sebuah rokok.

"Apa yang dilakukan Nathan hari ini?" Andrew membakar ujung rokok yang sudah berada di dalam mulutnya menggunakan pematik.

"Dia hanya berkeliling di kantor untuk menyapa karyawan. Jangan khawatir, tidak ada yang dia lakukan."

Andrew mengembuskan asap rokok di dalam mulutnya, membuat asapnya melayang-layang di udara.

"Why is he going in and out of my office as he pleases?" Andrew menundukkan kepala—mengetuk cerutunya di asbak sebelum menghisapnya kembali.

Johan hanya diam. Meskipun dia tahu jawabannya. Mungkin saja Nathan belum bisa menerima fakta bahwa Andrew adalah pewaris perusahaan ayah mereka. Sayang, keadaannya yang seperti itulah yang menyebabkannya harus kehilangan segalanya.

"Jo, dia pantas mendapatkannya. Itu adalah buah dari segala kesalahannya di masa lalu. Dan dia harus menanggung akibatnya."

~*~

Johan tidak habis pikir mengapa ia harus menemani Stella. Jika bukan Andrew yang memaksanya, maka ia pun tidak akan bersedia. Maksudnya, untuk apa berdua saja dengan Stella? Itu sangat mengerikan. Tentu saja. Jika ia melakukan sebuah kesalahan sedikit saja, maka Andrew tidak akan memaafkannya.

Namun, saat ini ia malah berada dalam situasi yang sulit.

Itu diperparah dengan fakta bahwa seluruh pembantu yang bekerja di sini sudah pulang, kecuali satpam yang memang ditempatkan di pos gerbang.

Maka di sinilah ia, di depan pintu kamar yang ditempati oleh Stella. Kamar ini terletak di lantai dua, yang dulunya adalah kamar milik Andrew.

Ia mengintip lewat celah pintu, mendapati gadis itu sedang duduk di atas kursi. Di depannya ada sebuah kanvas berukuran sedang. Rupanya gadis itu sedang melukis.

Johan mengetuk pintu. Namun gadis itu tidak menghiraukannya. Maka ia langsung membuka pintu itu lebar-lebar dan masuk ke dalam.

"Nona Stella!"

Kedua bahu gadis itu tersentak, kaget. Johan tersenyum geli saat Stella menoleh ke arahnya dengan raut wajah lega.

"Pak Jo?"

Johan meletakkan sebuah nampan berisi buah-buahan di dekat meja di mana Stella sedang melukis.

"Tidak perlu repot-repot," ucap Stella.

Johan kembali melangkahkan kakinya ke samping—ke arah jendela yang tertutup rapat, berniat untuk membuka jendela tersebut.

"Udara malam ini sangat baik. Bagaimana keadaanmu, Nona Evans? Dan maaf untuk kejadian yang menimpamu malam itu."

Stella meletakkan kuas dan palletnya. "Aku baik-baik saja. Lagipula kau hanya melaksanakan perintahnya."

Johan mengamati wajah gadis itu yang tampak lebih baik dari terakhir kali ia lihat.

"Benarkah? Baguslah kalau begitu." Johan membuang mukanya ke arah lukisan. Sebagai seorang pria ia tidak bisa berbohong tentang apa yang ada di pikirannya saat melihat wajah gadis ini yang begitu menarik. Memang bukan yang paling cantik di antara banyaknya wanita yang pernah ia temui, namun Stella dilengkapi oleh kepribadiannya yang murni. Itu membuat pria-pria di luar sana ingin memilikinya karena mereka berpikir, gadis seperti itu mudah untuk dikendalikan. Pantas saja Andrew begitu menyukainya. Tidak, ia tidak yakin perasaan yang dimiliki oleh bosnya itu adalah perasaan cinta atau sejenisnya. Ia menggelengkan kepala dua kali setelah itu.

"Bunga Hydrangea ya?" Johan bergumam. Ia melihatnya dengan seksama. Entah mengapa, saat ia melihat bunga yang dilukis baru setengahnya itu ia sudah merasa tersentuh. Mungkin karena bunga itu dilukis dengan cara yang sama sekali berbeda. Tipikal bunga yang sudah tidak tampak baik, dan terdapat lecet di mana-mana karena bunga itu sudah terjatuh di atas aspal dengan genangan air.

Ia duduk di tepi ranjang saat melihat gadis itu kembali melukis. Langit malam yang terang, membuat kamar ini tidak terlalu gelap. Kelambu putih itu melambai-lambai saat angin sedang berembus.

"Apakah kamu masih marah padanya?"

Pertanyaan itu meluncur begitu saja. Seketika itu tangan Stella kaku. Ia menundukkan kepala sembari memainkan cat-cat yang berada di atas pallet dengan kuasnya.

"Tidak, maksudku adalah ... aku hanya ingin mengatakan sesuatu padamu. Jangan terlalu membencinya. Aku sudah mengenalnya selama bertahun-tahun, dan dia adalah pria yang baik. Hanya saja dia tidak pandai mengungkapkan perasaannya." Johan berkata dengan tenang. Ada ketulusan di dalamnya.

"Aku tahu...." Stella kembali menundukkan kepala, menatap lukisan itu dengan getir. Andrew penuh dengan ketidakpastian, dia bisa saja pergi meninggalkannya suatu hari nanti. Maka setidaknya ia harus menjadi pihak yang pertama kali memberinya kesempatan untuk pergi agar ia tidak perlu merasa sakit.

...CHAPTER END...

1
🌸Ar_Vi🌸
lanjuut..
N~ma
bagus banget ceritanya
AYZY: /Heart/
total 1 replies
N~ma
updatenya langsung double donk author
leann
bagus banget kak ceritanya 😭😭
leann
/Smile/
leann
kenapa tu bwang
leann
waduh waduh
chaeeryyy
lanjutt
Ayaya38
next
Asma'ul Khusnah
Kpan lagi update kak?
AYZY: sabar sabar, lagi nulis ini
total 1 replies
🌸Ar_Vi🌸
kamu bisa jadi lebih baik stella.. tujuan andrew supaya kamu bisa berdiri sendiri..
AYZY: /Facepalm//Grin//Scream/
total 1 replies
🌸Ar_Vi🌸
ahhh.. lamaaaa...
tapi sukaaa.. gimana dong..
boleh banyak2 dong up nya..
/Kiss//Kiss/
AYZY: sabar sabar sabar
total 1 replies
🌸Ar_Vi🌸
laaahh.. kok gitu.. di eksekusi langsung stella nya.. /Chuckle/
AYZY: gua yang deg degan /Drowsy/
total 1 replies
🌸Ar_Vi🌸
lanjuut..
🌸Ar_Vi🌸
rumit keknya ya thor..
saran aja nih.. kalau buat cerita misteri, updatenya sehari 3 x.. supaya pembacanya ga kentang.. /Chuckle//Kiss/
AYZY: lagi sakit kepala 😣😭
🌸Ar_Vi🌸: semangat kakak.. /Applaud/
total 3 replies
🌸Ar_Vi🌸
selowww banget ya ceritanya.../Bye-Bye/
AYZY: wkwk gimana, lanjut nggak
total 1 replies
AYZY
jika kamu tidak akan melakukan apa pun malam ini, bagaimana kalau kamu melakukan sesuatu untukku?
AYZY
kalau aku tak datang siapa yang bisa menggantikanku ya?
AYZY
sepanjang waktu aku menunggumu untuk memintaku ikut denganmu. karena aku hanya ingin mendengarnya darimu
AYZY
Aku baru saja bangun, ada apa?
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!