NovelToon NovelToon
Nikah Dini

Nikah Dini

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Cinta Paksa
Popularitas:3.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ela W.

Aku tidak tahu bahwa cinta adalah sebuah kepalsuan semata. Kupikir kebebasan adalah kesenangan yang abadi. Faktanya, aku justru terjebak di sebuah lobang gelap gulita tanpa arah yang disebut cinta.

Aku gadis belia yang berusia 17 tahun dan harus menikah dengan orang dewasa berusia 23 tahun beralasan cinta. Cita-cita itu kukubur dalam-dalam hanya demi sebuah kehidupan fiksi yang kuimpikan namun tidak pernah terwujud.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ela W., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bagian 31

Pak Handoko memiliki rencana untuk mencari tahu apakah benar yang dikatakan penelpon gelap itu, ia semakin dibuat penasaran.

Pagi itu ia memilih untuk bekerja dari rumah, meski ada cctv, ia ingin menyelidiki dengan mata kepalanya sendiri, apakah gerak-gerik ibu mertuanya ada yang mencurigakan. Kalau bisa ia akan masuk ke kamar nyonya besar guna mencari bukti, kebetulan hari ini ada jadwal cek up ke rumah sakit, ibu mertuanya memang rutin memeriksakan kesehatan setiap bulan.

"Mas, kamu belum siap-siap juga?" tanya Bu Maya yang melihat suaminya masih juga belum berbenah, padahal jam kerja sudah semakin dekat. Sebentar lagi semua harus sarapan.

"Sekarang ada meeting di Hotel Nojo dengan pak bintang, sekitar jam 10 nanti. Jadi aku berangkat dari rumah saja, mau menyelesaikan pekerjaan dari rumah saja."

"Kenapa?"

"Hotel Nojo, kan lebih dekat dari rumah. Biar tidak makan waktu juga, kan?!" jelas pak Handoko berusaha meyakinkan istrinya.

"Oh, ya sudah kalau begitu, aku duluan sama anak-anak. Ya." pinta Bu Maya pelan.

"Iya, mari kita sarapan bersama dulu." ajak pak Handoko sambil merengkuh pundak istrinya yang masih awet muda meski telah dikaruniai empat anak yang sudah dewasa, bahkan anak pertamanya sudah punya tunangan dan hampir menikah. Ketiga anaknya terbilang sukses semua, anak pertama mereka sudah menjadi dokter dan memiliki rumah sakit sendiri, anak kedua bekerja di perusahaan asing sebagai manager. Kecerdasan anak kedua mereka memang tidak kaleng-kaleng, sehingga tidak heran jika tidak lama bekerja sebagai karyawan, ia langsung diangkat menjadi atasan. Anak ketiganya memilih membuka bisnis retail dalam penjualan properti dan kuliner. Kedua usahanya juga lancar, sejak sekolah SMA dulu, anak ketiga pak Handoko memiliki jiwa bisnis yang tinggi, apa pun yang bisa menghasilkan uang, pasti ia jual. Bukan karena kekurangan uang, ia hanya tahu caranya mengambil peluang, ia bahkan menjual makanan yang dibeli dari toko kaki lima dengan harga yang tinggi pada teman-temannya saat nongkrong karena beralasan beli di mini market. Dia tidak royal soal uang, jika pun harus mentraktir karena balas budi, dia tahu tempat makan yang terkesan mewah tapi harga ekonomis. Itu lah mengapa ia memilih menjadi pebisnis. Berbeda dengan Dewa, satu-satunya anak yang sejak sekolah dasar tidak pernah memiliki prestasi, manja dan sering mengandalkan keluarga dalam masalah apa pun. Sebetulnya cara didik Bu Maya dan pak Handoko cukup tegas dan keras, tapi ketika lahir Dewa, bapak mertua pak Handoko meninggal sehingga kau tidak mau, ibu mertuanya harus berkumpul dengan mereka. Sejak saat itulah, pola didik yang salah mulai diterapkan.

Dewa kerap sekali terkena sanksi dan skors di sekolah, biasanya Bu Maya akan menambah hukuman di rumah dengan memintanya banyak belajar atau hapalan, tapi oleh neneknya ia selalu dibela dengan alasan, "namanya juga anak-anak." membuat Dewa semakin tidak mau berpikir. Pak Handoko dulunya sering sekali bersitegang dengan istrinya gara-gara keberadaan ibu mertua yang selalu ikut campur soal mengurus anak bungsunya. Tapi apa boleh buat, mereka tidak mungkin mengusir ibunya yang sudah tua dan tidak bisa tinggal sendiri atau hanya dengan asistennya. Lagi pula rumah yang biasa ditinggali, sudah lama dijual setelah kepergian suaminya.

"Inilah akibatnya kalau anak terlalu dimanja. Bikin malu!" teriak pak Handoko suatu ketika saat tahu bahwa anaknya membuat masalah lagi. Dan ini terlalu rumit untuk dimaafkan.

Semua anggota keluarga sudah pergi ke tempat pekerjaan masing-masing, nyonya besar juga sudah bersiap diantar oleh supir pribadi. Pak Handoko sengaja tidak kaluar kamar agar ibu mertuanya tidak banyak bertanya mengapa ia tidak ngantor hari ini.

Usai kepergian wanita tua itu, pak Handoko langsung beraksi, ia menyelinap masuk kamar tanpa sepengetahuan siapa pun juga termasuk asisten rumah karena sedang sibuk di dapur. Ia mencari sesuatu yang ia pun tidak tahu apa, di laci, bawah bantal, bawah kasur, lemari. Tidak ada tanda-tanda mencurigakan, sampai pak Handoko sadar bahwa ibu mertuanya tidak bisa menggunakan android. Ia hanya menelpon dengan telepon rumah atau handphone genggam jaman dulu. Sedari tadi gawai itu ada di atas meja rias, pak Handoko langsung mengambil dan membukanya. Ia langsung meng-klik aplikasi berwarna hijau, sayangnya aplikasi dikunci sehingga harus ada nomor pin yang dicantumkan.

"Sialan," geram pak Handoko. Yang jelas, ia sudah paham ada sesuatu yang disembunyikan nyonya besar. Kali ini ia hanya harus mencari cara membuka aplikasi tersebut.

Ia kemudian memilih keluar kamar dan bersiap untuk pergi bekerja. Meski terlambat, perusahaan yang dijalani adalah miliknya, jadi tidak masalah. Yang jelas ia sudah tahu bahwa ibu mertuanya sekarang hanya pura-pura tidak bisa mengendalikan handphone canggih, pasti sudah terlalu banyak yang tidak diketahui oleh anak cucunya atas dirinya. Keterlaluan! Denhan kemarahan yang ditahan, laki-laki berputar empat itu melangkah cepat menuju kamarnya sendiri, ia kemudian membersihkan diri di kamar mandi, lanjut dengan menggunakan celana bahan berwarna hitam glossy, dibaluti dengan jas hitam, tidak lupa sepatu pantofel terbuat dari kulit asli berwarna coklat gelap. Pak Handoko bertubuh tinggi kurus namun kekar, berjambang rapi, rambutnya sudah mulai memutih tapi aura wajahnya masih terlihat muda, kharisma yang memancar dari pancaran rona wajah menciptakan godaan yang hangat bagi siapa pun yang berani menatap. Ia selalu rapi dan wangi, kulitnya bersih, tidak terlihat keriput atau kisut. Tetap kencang karena gemar berolah raga dan mengkonsumsi makanan sehat, meski memiliki kepercayaan diri tinggi pak Handoko adalah orang yang setia, ia tidak suka bermain perempuan, ia sangat mengagumi Bu Maya, baginya tidak ada yang bisa membuat dirinya tetap terlihat tampan selain karena keberadaan istri di dalam hidupnya. Tidak bisa dipungkiri, sudah terlalu banyak perempuan nakal yang berani menghubungi dan menggoda pak Handoko bahkan juga sekertaris dari temannya, tapi sedikit pun ia tidak memberi ruang. Ia justru mengabaikan dan memberi tahukan pada Bu Maya. Itu lah yang membuat istrinya selalu cantik dan awet muda, kepercayaan yang ia miliki menopang segalak kebahagian sehingga tidak ada over thinking di dalam keseharian terhadap suaminya. Selain perawatan yang mahal, olah raga, makanan yang sehat dan pola tidur yang cukup, pikiran yang tenang juga memiliki pengaruh besar bagi kecantikan Bu Maya sehingga ia terlihat selalu ceria dan awet muda.

Pak Handoko segera keluar rumah, menyetir mobil sendiri menuju kantor. Ia tetap akan merahasiakan temuan di kamar ibu mertuanya, tidak anak tidak juga istri yang perlu tahu, ia harus mencari tahu sendiri, jika bukti sudah cukup ia baru akan mengatakan segala kebenarannya pada istri dan anak-anaknya. Perempuan tua itu harus tahu bahwa usia tidak selalu menjadi sesuatu yang bisa ia gunakan untuk melindungi kesalahan.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!