Kihana Betaria Lutfi terpaksa menerima perjodohannya dengan pria yang sangat ia benci.
Ayahnya mengatakan jika keluarga nya memiliki hutang pada keluarga Dude yang tidak bisa di lunasi dan keluarga Dude menginginkan Hana menjadi istri dari anak pertama mereka bernama Reynan Dude yang juga merupakan guru di tempat Hana sekolah.
Pernikahan mereka di rahasiakan dari seluruh guru dan pihak sekolah karena Hana tidak ingin di keluarkan dari sekolah.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desy kirana, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27
Di ruangan Rey.
"Duduk!" kata Rey ketus meminta Sean duduk di depan meja kerjanya setelah ia duduk di kursi kerjanya.
"Ada apa ya pak Rey panggil saya ke mari?" tanya Sean dengan nada pelan.
Rey menghembuskan nafasnya kasar. Dulu Rey sangat menyukai Sean, selain Sean murid yang pandai juga teladan. Nilai-nilai Sean sangat memuaskan meskipun di sibukkan dengan tugas OSIS karena Sean juga merupakan ketua OSIS. Tapi kesannya sekarang berubah, saat mengetahui Sean menyukai istrinya. Terlebih saat ia melihat Sean menatap sang istri penuh damba.
"Sean, aku ingin mengatakan sesuatu padamu. Jika kamu menyukai Hana, tolong hentikan perasaanmu saat ini juga sebelum dirimu kecewa." kata Rey.
Mendengar perintah tak masuk akal dari sang guru membuat Sean mengerutkan keningnya. "Memangnya kenapa? Apa masalahnya jika aku menyukai Hana?"
"Baiklah, sepertinya kamu masih belum paham tentang pesan tersirat dalam perkataanku tadi. Hana itu milikku! Paham!" ungkap Rey jujur. Ia bahkan menekankan kata 'milikku' agar membuat Sean paham. Rey mencondongkan tubuhnya ke hadapan Rey agar Rey bisa melihat ekspresinya.
Mendengar pengakuan Rey, bukannya takut Sean malah terkekeh. Sean menyandarkan punggungnya pada sandaran kursi. Ia menyadari sesuatu jika pemikirannya selama ini tentang hubungan Hana dan sang guru tepat.
"Jadi bapak mau bilang kalau Hana itu simpanan bapak begitu kan?" ucap Sean dengan bibir menyeringai.
Mendengar pertanyaan Sean, Rey mengepalkan tangannya, dan menggerakkan rahangnya. Sungguh Rey ingin sekali menghajar wajah Sean yang sudah menghina istrinya.
"Aku tidak menyangka Hana ternyata wanita murahan. Demi mendapatkan nilai bagus dia rela menjadi simpanan. Astaga benar-benar menjijikan. Bagaimana jika pihak sekolah sampai tahu kebejatan anda sebagai guru pak!" kata Sean tanpa ragu.
Tak bisa menahan lagi. Tangannya sungguh gatal ingin menghajar wajah Sean yang sudah menghina istrinya.
Rey bangkit dari duduknya dan mendorong kasar kursinya. Ia mendekati Sean dan menarik kerah baju seragam Sean dan langsung membogem wajah tampan Sean dengan kepalan tangannya.
Bugh!
Sean tak gentar meskipun wajahnya sudah di tinju. Ia membalas tatapan tatapan tajam Rey.
"Jaga ucapanmu anak muda. Aku tak akan segan-segan merobek mulutmu karena sudah berani menghina istriku!" kata Rey lugas.
Mendengar pengakuan Rey, Sean langsung membelalakkan matanya tak percaya.
"Is-tri." Cicit Sean pelan.
Rey mendorong tubuh Sean dan melepaskan cekalannya pada kerah Sean.
"Aku tau berita tentang pernikahanku sudah menyebar luas. Tapi tidak ada satupun yang mengetahui siapa istriku. Karena istriku adalah Hana. Kami sudah menikah secara sah menurut agama dan negara. Kami sekeluarga sengaja merahasiakan siapa istriku karena status Hana masih pelajar. Tapi sepertinya aku tidak perlu lagi menyembunyikan status itu dari mu. Karena aku tidak ingin ada pria lain yang menatap istriku penuh damba." kata Rey tegas.
Mendengar pengakuan Rey seketika hati Sean sesak. Ia bahkan merasakan kedua matanya panas. Sean mengedip-ngedipkan matanya agar cairan bening itu tidak jatuh.
"Maafkan aku pak." kata Sean pasrah ia menunduk penuh penyesalan karena menuduh Hana yang tidak-tidak.
Melihat wajah sedih Sean, Rey menghembuskan nafas kasar dan meraup wajahnya.
Huuft!
"Sudahlah, sekarang kamu sudah mengetahui kebenarannya. Jangan pernah katakan hal ini pada siapapun. Aku harap kamu bisa menjaga rahasia ini. Jika ada orang lain yang mengetahuinya maka aku akan langsung mencarimu." kata Rey tegas.
Sean hanya mampu menganggukan kepalanya pelan. "Baik pak! Aku tidak akan mengatakan hal ini pada siapapun." kata Sean.
"Baguslah. Maafkan aku karena sudah memukulmu. Sekarang obati luka di wajahmu di UKS." kata Rey.
Sean mengangguk dan bangun dari duduknya. "Saya keluar dulu pak!" kata Sean lalu meninggalkan ruangan Rey dengan perasaan berkecamuk.
Senang karena ternyata tuduhannya terhadap Hana itu tidak benar, tapi juga sakit karena sang gadis pujaan sudah menjadi milik pria lain. Sean terus mengedip-ngedipkan matanya sepanjang perjalanan menuju UKS agar ia tak menangis.
Pengakuan Rey benar-benar meremat hatinya. Dadanya sangat sesak hingga membuatnya sulit bernafas. Untuk menghilangkan rasa sakit di dadanya ia menghembuskan nafasnya.
Huuft!
Dengan langkah mantap ia mempercepat langkah kakinya menuju UKS untuk mengobati luka di bibirnya.
Bunga di hatinya kembali layu sebelum mekar.
.
Setelah kepergian Sean. Reynan langsung menghubungi sang istri memintanya untuk datang ke ruangannya.
Hana langsung beranjak meninggalkan teman-temannya saat mendapatkan panggilan dari sang suami. Ia menuju ke bagian pojok kantin untuk mengangkat telepon dari Rey.
"Sayang!"
"Ada apa bang?"
"Ke ruangan sekarang ya. Abang kangen."
"Bentar lagi ya. Hana lagi makan bakso di kantin. Nanti kalo udah habis Hana ke ruangan Abang."
"Ya sudah Abang tunggu ya."
Hana menganggukkan kepalanya seolah Rey bisa melihatnya. "Iya bang."
Setelah panggilan terputus Hana kembali melanjutkan makannya. Tak lama kemudian mereka melihat Sean datang dengan wajah murung.
"Sean. kenapa pak Rey manggil Lo ke ruangannya?" tanya Leo penasaran.
Saat Sean mengangkat wajahnya mereka semua terkejut melihat wajah Sean yang sedikit lebam.
"Astaga! Ada apa ini Sen, kenapa muka Lo kaya gitu?" tanya Laura panik, semua teman-temannya pun ikut melihat wajah Sean yang memar.
"Sean, katakan yang sebenarnya. Ada apa dengan wajahmu?" tanya Hana.
Sean tersenyum mendengar pertanyaan Hana. Ia lantas menggeleng yakin. "Tadi nggak sengaja jatuh di ruangan pak Rey, terus kepentok meja sofa hehe." bohong Sean. Ia tak akan mengatakan yang sebenarnya pada teman-temannya jika ia mendapatkan pukulan maut dari sang suami yang cemburu saat ia menatap istrinya.
Mendengar jawaban Sean mereka ber oh ria. Dan mengatakan jika Sean sangat ceroboh. Sean hanya tersenyum, ia menatap Hana yang tertawa bersama teman-temannya.
"Maafkan aku sudah salah berprasangka!" kata Sean dalam hatinya.
"Oh iya Sen. Tadi pak Rey ngapain manggil Lo ke ruangannya?"
"Cuma minta gw belajar lebih giat lagi, karena nilai gw turun drastis. Biasalah, banyak kegiatan OSIS." kata Sean berbohong. Mendengar jawaban Sean teman-temannya pun percaya.
Saat makananya sudah habis, Hana berpamitan pada teman-temannya. Ia mengatakan sang ayah mendatanginya dan menunggunya di ruangan Rey.
"Guys, gw pergi dulu ya. Bokap nunggu di ruangannya pak Rey. Ada perlu." kata Hana lantas bangkit dari duduknya.
Ke tiga temannya paham jika Hana berbohong. Mereka hanya tersenyum dan mengangguk lalu memintanya untuk segera pergi.
Sean juga tau jika Hana tengah berbohong.
Hana berlari cepat menuju ruangan Rey dan langsung masuk tanpa mengetuknya terlebih dahulu. Setelah masuk ia langsung menguncinya.
Rey yang sedang memeriksa pekerjaan para muridnya tersenyum melihat sang istri yang sudah datang.
Ia lantas berdiri mendekati Hana dan menarik Hana kedalam pelukannya.
Hana menghirup aroma menenangkan dari tubuh sang suami. "Hmm, wangi." kata Hana.
Rey terkekeh dan mengecup pucuk kepala Hana yang juga masih wangi shampo.