Midnight Rain
Stella mendapati dirinya terjebak di dalam gudang olahraga. Ia bukannya tidak bisa keluar, tetapi karena saat ia sudah selesai menyusun peralatan olahraga yang baru saja ia gunakan ke dalam rak, ia mendapati segerombolan murid laki-laki masuk ke dalam ruangan sembari mendorong salah satu siswa sampa jatuh tersungkur ke lantai hingga menyenggol tumpukan kardus yang ada di belakangnya. Stella menutup mulut dengan kedua tangan, terkejut. Kemudian dengan cepat segera bersembunyi di balik rak yang tinggi untuk mengintip melewati celah yang ada di sana.
Bugh!
Satu bogem mentah mendarat di pipi sang korban, membuatnya terkulai tak berdaya. Hanya satu kali pukulan, tetapi agaknya efeknya begitu sangat mengerikan. Murid yang malang itu kemudian terus dipukuli tanpa tahu apa kesalahan yang telah dia perbuat. Ia merintih kesakitan, ingin sekali berteriak tetapi itu hanya akan membuat harga dirinya sebagai pria jatuh begitu saja. Ia tidak akan meminta belas kasihan walaupun itu mungkin bisa membahayakan dirinya.
"Dasar bajingan!" umpat salah satu bawahannya.
Terakhir, pemimpin kelompok siswa penindas itu menendang kaki korban dengan sangat kuat. Stella yang sedari tadi melihatnya hanya diam kaku di tempat. Jangan sampai murid itu tahu bahwa ada orang lain yang berada di sini. Tetapi sialnya, Stella tidak bisa melihat wajah si perudung karena sedari tadi, siswa dengan tubuh tegap di atas rata-rata siswa kebanyakan itu terus memunggunginya. Tak banyak yang dapat ia lakukan, ia juga tidak membawa ponsel.
Siswa itu berjongkok, masih dengan seragamnya yang melekat di tubuhnya tetapi tidak bisa dikatakan rapi. Ia menarik kerah seragam korbannya yang sudah babak belur dengan erat dan berkata, "Jauhi Stella!"
"Andrew?!"
Stella keluar dari balik rak yang panjang dan tinggi.
"Apa yang kau lakukan?" Stella benar-benar kecewa. Tak memedulikan Andrew dan teman-temannya, ia segera berlari ke arah siswa yang saat ini sudah tersungkur di atas lantai. Stella melihat wajahnya sudah babak belur, kacamatanya retak.
"Sean!" Stella mengguncang tubuh Sean yang tak berdaya dengan nada khawatir.
"STELLA!" Andrew benar-benar marah, ia mengepalkan kedua tangannya saat melihat Stella begitu khawatir dengan laki-laki lain selain dirinya. Namun, ia tidak bisa melakukan apa-apa karena Stella tidak mau mendengarkannya.
...- PROLOGUE END -...
...🎵 Playlist 🎵...
...Video Games - Lana Del Rey...
...Million Dollar Man - Lana Del Rey...
...Ultraviolence - Lana Del Rey...
...Black Beauty - Lana Del Rey...
...I Was Never There - The Weeknd...
...Cherry - Lana Del Rey...
...Sad Girl - Lana Del Rey...
...Starboy - The Weeknd...
...Old Money - Lana Del Rey...
...Cinnamon Girl - Lana Del Rey...
...Moth to A Flame - The Weeknd...
...Dealer - Lana Del Rey...
...West Coast - Lana Del Rey...
...Earned it - The Weeknd...
...One of The Girls - The Weeknd, JENNIE, Lily...
...Driver License - Olivia Rodrigo...
...Favorite Crime - Olivia Rodrigo...
...I Don't Wanna Live Forever - Zayn, Taylor Swift...
...Hey Daddy - USHER...
...No Blueberries - DPR IAN, DPR LIVE, CL...
...Middle of the Night - Elley ...
...Pink + White - Frank Ocean...
...ROLLING STONE - Brent Faiyaz...
A/N
Halo semuanya~
Saya AYZY, penulis novel Midnight Rain. Sebelumnya saya ingin mengucapkan selamat datang kepada kalian semua. Terima kasih sudah berkenan membaca pada bab prolog ini, semoga kalian suka. Mungkin ini adalah karya pertama saya di Noveltoon, jadi saya berkeinginan untuk memperkenalkan diri. Kedepannya, silakan panggil saya Ayzy, agar kita lebih akrab saat berinteraksi di kolom komentar nanti. Saya mengharapkan dukungan yang tulus dari Anda sekalian, oleh karena itu saya akan berusaha untuk membuat cerita yang bagus dan sesuai dengan selera Anda. Sekian pesan singkat dari saya, selamat membaca Bab berikutnya sembari mendengarkan playlist lagu yang sudah saya buat di atas (optional).
Terima kasih dan sampai jumpa! 🙂💛
Sincerely,
AYZY
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 38 Episodes
Comments
ruhe
moga lancar ka ❤👍
2024-07-21
1