NovelToon NovelToon
Cinta Dibalik Seragam

Cinta Dibalik Seragam

Status: tamat
Genre:Tamat / Cinta pada Pandangan Pertama / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:2.6k
Nilai: 5
Nama Author: All Yovaldi

Cerita ini Mengisahkan Seorang Guru Fisika Bernama Yayan, dan Guru Kimia bernama Ribca Yang Berjodoh karena Dijodohkan oleh Siswa-siswi di sekolah tempat mereka mengajar.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon All Yovaldi, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 17: Ketika Cinta Menghampiri

Hari-hari di SMAN 5 Buntok semakin berwarna. Setelah pertunjukan seni yang sukses, siswa-siswa kelas XI MIPA merasa lebih dekat satu sama lain. Namun, di balik kebahagiaan itu, Jovan merasakan gelombang emosi yang baru. Dia mulai merindukan momen-momen kecil bersama Bu Ribca dan Pak Yayan, yang ternyata menjadi inspirasi utama dalam setiap tulisannya.

Suatu pagi, saat Jovan berjalan ke sekolah, dia melihat Pak Yayan dan Bu Ribca berdiskusi di taman sekolah. Senyuman di wajah mereka mengingatkan Jovan pada perasaan hangat yang mengisi hatinya. Rasa ingin tahunya pun muncul. “Apakah mereka sedang merencanakan sesuatu?” pikirnya.

Setelah bel berbunyi, mereka semua memasuki kelas. Jovan memperhatikan bahwa Bu Ribca dan Pak Yayan sering saling melempar pandangan. Keduanya tampak lebih akrab dari sebelumnya, dan Jovan merasa gembira melihat hubungan mereka berkembang.

“Selamat pagi, kelas!” sapa Pak Yayan dengan semangat.

“Selamat pagi, Pak!” jawab siswa-siswa serempak.

Hari itu, Pak Yayan mengajarkan materi tentang gerak lurus. Siswa-siswa tampak antusias, tetapi Jovan lebih terfokus pada interaksi antara guru-guru tersebut. Dia mencatat setiap detail yang menarik dan menjadikannya inspirasi untuk cerita selanjutnya.

“Jovan, kau sepertinya tidak fokus hari ini. Apakah ada yang ingin kau tanyakan?” Pak Yayan tiba-tiba bertanya.

“Ah, tidak, Pak. Hanya memikirkan materi yang kita bahas,” jawab Jovan, berusaha tidak terlihat canggung.

Pelajaran berakhir, dan siswa-siswa mulai beranjak ke luar kelas. Jovan memutuskan untuk menghampiri Bu Ribca. “Bu, bagaimana kabarnya? Apakah ada rencana untuk acara sekolah selanjutnya?” tanyanya, mencoba membuka percakapan.

Bu Ribca tersenyum. “Kami sedang merencanakan kegiatan bakti sosial. Mungkin kita bisa mengajak siswa-siswa untuk ikut serta. Bagaimana menurutmu?”

Jovan mengangguk antusias. “Itu ide yang bagus, Bu! Saya ingin ikut berkontribusi.”

Sore harinya, setelah pulang sekolah, Jovan berkumpul dengan teman-temannya di rumah. Mereka mulai merencanakan kegiatan bakti sosial. Sapina, yang biasanya aktif, mengusulkan untuk mengumpulkan pakaian bekas dan makanan layak. “Kita bisa membantu anak-anak yang membutuhkan di panti asuhan,” ujarnya.

“Setuju! Kita juga bisa mengajak semua kelas untuk berpartisipasi,” Alsa menambahkan.

Yovaldi, yang menjadi penengah dalam diskusi, berkata, “Mari kita buat poster untuk mempromosikan kegiatan ini. Kita bisa menggantungnya di sekolah.”

Jovan mencatat semua ide yang muncul, merasa bahwa kegiatan ini akan memperkuat persahabatan mereka. Dia juga berpikir untuk menulis cerita baru berdasarkan pengalaman bakti sosial ini, dan bagaimana cinta dapat menyentuh kehidupan orang lain.

Setelah semua rencana dibahas, mereka sepakat untuk bertemu kembali keesokan harinya untuk memulai persiapan. Jovan pulang dengan perasaan bahagia, membayangkan bagaimana kegiatan itu akan berlangsung.

Keesokan harinya, Jovan datang lebih awal ke sekolah. Dia ingin menyampaikan rencana kegiatan kepada Pak Yayan dan Bu Ribca secara langsung. Saat dia tiba di ruang guru, dia menemukan keduanya sedang berdiskusi.

“Selamat pagi, Bu Ribca, Pak Yayan,” sapa Jovan dengan ramah.

“Selamat pagi, Jovan! Apa yang bisa kami bantu?” tanya Pak Yayan.

“Di kelas kami, kami merencanakan kegiatan bakti sosial untuk membantu panti asuhan. Kami ingin melibatkan semua siswa. Apa Bapak dan Ibu bisa membantu kami?” Jovan bertanya, berharap mendapat dukungan.

Bu Ribca dan Pak Yayan saling bertukar pandang, kemudian Bu Ribca menjawab, “Itu ide yang sangat baik, Jovan. Kami bisa membantu menyebarluaskan informasi ini ke kelas-kelas lain.”

“Terima kasih, Bu! Kami juga ingin mengumpulkan dana untuk membeli makanan dan keperluan lainnya,” tambah Jovan, bersemangat.

“Baiklah, kita bisa merencanakannya bersama-sama. Kegiatan ini penting untuk mengajarkan kepedulian sosial kepada siswa,” jawab Pak Yayan.

Jovan merasa sangat bersemangat setelah mendapatkan dukungan dari kedua guru itu. Mereka mulai merencanakan langkah-langkah untuk menyebarkan informasi kegiatan ke semua siswa. Pak Yayan menawarkan diri untuk membantu membuatkan pengumuman resmi di papan pengumuman sekolah.

Ketika pengumuman itu dipasang, banyak siswa yang antusias. Mereka mulai membawa pakaian bekas, makanan, dan barang-barang lain yang bisa disumbangkan. Kegiatan bakti sosial ini berhasil menarik perhatian banyak siswa, termasuk kelas-kelas lain.

Hari bakti sosial tiba, dan suasana di sekolah terasa lebih hidup. Jovan, Alsa, Sapina, dan Yovaldi berdiri di depan meja pendaftaran, menerima sumbangan dari teman-teman mereka. Mereka merasa senang melihat banyak siswa yang bersedia membantu.

“Lihat! Kita sudah mendapatkan banyak sumbangan!” seru Sapina dengan wajah ceria.

“Ini semua berkat kerja sama kita. Mari kita bawa semua ini ke panti asuhan nanti,” jawab Alsa.

Setelah semua barang terkumpul, mereka bersiap-siap untuk pergi ke panti asuhan. Jovan merasa bersemangat dan tidak sabar untuk melihat senyum di wajah anak-anak yang akan menerima bantuan. Sebelum berangkat, dia melihat Pak Yayan dan Bu Ribca berbincang dengan beberapa guru lain.

“Sepertinya mereka sangat mendukung kegiatan ini,” gumam Jovan pada teman-temannya.

Akhirnya, mereka berangkat menuju panti asuhan. Di perjalanan, Jovan melihat wajah-wajah ceria di antara teman-temannya. Rasa syukur mengalir dalam dirinya. “Ini adalah pengalaman yang tak terlupakan,” pikirnya.

Sesampainya di panti asuhan, mereka disambut hangat oleh pengurus panti dan anak-anak yang tinggal di sana. Jovan merasa haru melihat mereka. Dia tidak hanya ingin memberikan bantuan, tetapi juga ingin berbagi kebahagiaan dengan anak-anak tersebut.

Kegiatan dimulai dengan pembagian sumbangan. Jovan memperhatikan setiap momen, merasakan betapa pentingnya kegiatan ini. Dia ingin menuliskan semua pengalaman itu dalam ceritanya. Setelah semua sumbangan dibagikan, mereka mengadakan permainan dan kegiatan seru bersama anak-anak.

“Jovan, ayo kita bermain bola!” teriak Yovaldi.

“Ya, aku ikut!” jawab Jovan, berlari menuju lapangan.

Siswa-siswa SMAN 5 Buntok dan anak-anak panti asuhan bermain bersama, tertawa dan bersenang-senang. Jovan merasakan kebahagiaan yang tulus, tidak hanya dari dirinya sendiri, tetapi juga dari anak-anak yang sedang bermain.

Setelah beberapa waktu bermain, mereka berkumpul di bawah pohon besar. Jovan menyadari bahwa kehadiran mereka telah membuat hari anak-anak di panti asuhan menjadi lebih cerah. “Hari ini adalah momen yang sangat berarti. Kita telah membawa kebahagiaan untuk mereka,” ucapnya dengan tulus.

Anak-anak di panti asuhan mengelilingi mereka, dan salah satu dari mereka, seorang gadis kecil bernama Lila, menghampiri Jovan. “Kak, terima kasih sudah datang. Kami senang sekali bisa bermain dengan kalian!” ucapnya dengan senyum manis.

Jovan merasakan hangatnya perasaan itu. “Kami juga senang bisa bertemu kalian. Semoga kalian selalu bahagia!” jawabnya.

Hari itu ditutup dengan acara penutupan sederhana. Jovan dan teman-temannya menyanyikan lagu bersama, dan anak-anak panti asuhan ikut bernyanyi. Suasana penuh kehangatan, dan Jovan merasa bahwa mereka telah melakukan sesuatu yang berarti.

Ketika kembali ke sekolah, Jovan tidak bisa berhenti memikirkan pengalaman hari itu. Dia ingin menulis cerita yang tidak hanya menggambarkan perasaan persahabatan, tetapi juga cinta yang tulus terhadap sesama. Jovan mulai menyusun cerita di dalam pikirannya, terinspirasi oleh momen-momen indah yang telah mereka lalui.

Di kelas keesokan harinya, saat Jovan menyampaikan cerita bakti sosial kepada teman-temannya, suasana kelas dipenuhi tawa dan kebahagiaan. “Kalian tahu, kita telah menciptakan kenangan yang tak terlupakan,” katanya.

“Ya, dan aku yakin kita bisa melakukannya lagi di masa depan!” jawab Alsa.

Semangat itu tumbuh di antara mereka. Jovan merasa bahwa persahabatan dan cinta adalah kekuatan yang bisa mengubah dunia, sekecil apapun langkah yang mereka ambil. Dengan setiap tulisan yang dia buat, dia berharap bisa menginspirasi orang lain untuk berbuat baik.

Hari-hari berikutnya di SMAN 5 Buntok semakin penuh warna. Jovan terus menulis, menjadikan pengalaman-pengalaman berharga itu sebagai bagian dari ceritanya. Dia merasa bahwa setiap kata yang ditulisnya adalah ungkapan rasa syukur dan cinta yang dalam.

Ketika Jovan melanjutkan tulisannya, dia semakin merasakan kekuatan kata-kata. Dia menuliskan perasaannya tentang kebahagiaan yang dibawa oleh kegiatan bakti sosial itu, bagaimana persahabatan antara mereka menjadi semakin erat, dan terutama, bagaimana interaksi antara Pak Yayan dan Bu Ribca mulai menjadi inspirasi dalam kisahnya.

Selama beberapa minggu berikutnya, hubungan Pak Yayan dan Bu Ribca semakin terlihat jelas. Mereka sering bekerja sama dalam proyek-proyek sekolah, dan Jovan bisa melihat kedekatan mereka yang semakin tumbuh. Pak Yayan sering kali mengantarkan Bu Ribca pulang setelah kegiatan sekolah, dan Jovan merasa senang melihat mereka berbagi tawa di antara mereka.

Di antara semua momen tersebut, Jovan juga mulai merasakan perubahannya sendiri. Dia mulai jatuh cinta pada seseorang—Sapina. Mereka sering bekerja sama dalam proyek dan berbagi impian tentang masa depan. Namun, Jovan masih merasa ragu untuk mengungkapkan perasaannya. Dia takut bahwa jika perasaannya tidak terbalas, persahabatan mereka akan terganggu.

Suatu sore, saat mereka berkumpul di taman sekolah, Jovan memutuskan untuk mengambil keberanian. Dia berjanji pada diri sendiri untuk menyampaikan perasaannya pada Sapina. Dia menunggu momen yang tepat, ketika Sapina tertawa ceria bersama teman-teman lainnya.

“Sapina,” Jovan memanggilnya, mencoba untuk menenangkan detak jantungnya yang berdebar.

“Ya, Jovan?” Sapina menoleh dengan senyuman.

“Aku ingin berbicara denganmu sebentar,” katanya, mengisyaratkan agar mereka pergi sedikit menjauh dari kerumunan.

Ketika mereka berada di tempat yang lebih tenang, Jovan menatap Sapina. “Aku sudah lama ingin mengatakan ini. Kita sudah menjadi teman baik dan aku sangat menghargai itu. Tapi aku merasa ada yang lebih dalam… aku menyukaimu, Sapina.”

Waktu seolah berhenti sejenak. Jovan merasa cemas menunggu reaksi Sapina. Wajahnya terlihat terkejut, tetapi kemudian dia tersenyum. “Aku juga menyukaimu, Jovan,” jawabnya dengan tulus.

Kedua remaja itu terdiam sejenak, saling memandang dengan rasa bahagia yang tidak terucapkan. Jovan merasa beban di hatinya menghilang. “Aku tidak ingin merusak persahabatan kita. Aku…,” katanya.

“Tidak, kita tidak perlu khawatir tentang itu. Kita bisa menjalani ini dengan baik. Kita masih bisa berteman dan saling mendukung,” jawab Sapina, menggenggam tangan Jovan.

Sejak saat itu, hubungan mereka berkembang. Mereka menjadi lebih dekat, berbagi cerita, mimpi, dan harapan. Jovan merasa beruntung bisa berbagi perasaan dengan seseorang yang dia kagumi.

Hari-hari berlalu, dan Jovan terus menulis cerita tentang pengalamannya. Setiap detail yang dia alami, baik dalam hubungan persahabatan maupun cinta, dituangkan dalam bentuk tulisan. Dia merasa bahwa cerita itu tidak hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk menginspirasi orang lain.

Ketika kegiatan bakti sosial diadakan lagi, Jovan mengajak Sapina untuk ikut berkontribusi. Mereka bersama-sama merencanakan dan mengorganisir acara tersebut. Ini menjadi kesempatan bagi mereka untuk semakin mengenal satu sama lain, dan Jovan merasa bahwa cinta mereka semakin kuat.

Di tengah persiapan kegiatan, Jovan mendengar bisikan di antara teman-temannya tentang hubungan Pak Yayan dan Bu Ribca. “Kalian lihat tidak? Mereka terlihat lebih romantis dari sebelumnya,” bisik Yovaldi sambil tersenyum lebar.

Jovan tertawa, “Ya, mereka sangat cocok bersama. Aku harap mereka tidak ragu untuk mengungkapkan perasaan mereka juga.”

Suatu malam, di sebuah acara sekolah, Jovan melihat Pak Yayan dan Bu Ribca berdiri bersama di pinggir panggung. Mereka tampak sangat akrab, berbagi tawa dan candaan yang hangat. Jovan merasa senang melihat kedua guru yang sangat menginspirasi itu.

Ketika acara berlangsung, Jovan dan Sapina diminta untuk tampil bersama. Mereka memilih untuk membacakan puisi yang Jovan tulis, terinspirasi dari pengalaman mereka. Puisi itu menceritakan tentang cinta, persahabatan, dan harapan.

“Cinta bukan hanya tentang perasaan, tetapi juga tentang bagaimana kita saling mendukung,” ucap Jovan saat membacakan puisi tersebut. Sapina berada di sampingnya, tersenyum penuh harapan.

Mendengar puisi itu, Jovan melihat Pak Yayan dan Bu Ribca saling bertukar pandang, dan untuk sesaat, semua orang di aula terdiam. Setelah mereka selesai, tepuk tangan menggema di seluruh ruangan. Jovan merasa bangga bisa berbagi pesan cinta yang tulus.

Malam itu menjadi malam yang spesial. Jovan dan Sapina merasakan ikatan yang semakin kuat, dan Jovan berjanji pada dirinya sendiri untuk terus menulis, berbagi kisah cinta dan inspirasi kepada semua orang di sekitarnya.

Ketika kegiatan bakti sosial berikutnya berlangsung, Jovan merasa bahwa cinta dan kebahagiaan benar-benar dapat menghampiri siapa pun. Dia melihat anak-anak di panti asuhan yang mereka bantu sebelumnya, dan merasa bahagia bisa memberi dampak positif pada hidup mereka.

“Jovan, terima kasih sudah mengajak kami semua untuk ikut serta. Ini adalah pengalaman luar biasa!” kata Sapina dengan mata bersinar.

Jovan tersenyum, “Tidak ada yang lebih berharga daripada berbagi kebahagiaan dengan orang lain, Sapina.”

Dengan berjalannya waktu, hubungan Jovan dengan Sapina semakin menguat. Mereka sering menghabiskan waktu bersama, berbagi mimpi dan cita-cita. Jovan juga semakin dekat dengan Pak Yayan dan Bu Ribca, melihat bagaimana mereka saling mendukung dan menghargai satu sama lain.

Satu malam, saat bulan bersinar terang, Jovan mengajak Sapina berjalan di sekitar taman. “Kau tahu, aku ingin membuat sebuah novel. Novel tentang cinta, persahabatan, dan harapan. Tentang kita dan pengalaman yang telah kita lalui,” ucapnya.

Sapina terlihat antusias. “Itu ide yang sangat bagus! Kita bisa memasukkan semua momen berharga yang kita miliki.”

“Ya, dan kita bisa menuliskan tentang Pak Yayan dan Bu Ribca juga. Mereka benar-benar inspiratif,” jawab Jovan, merasa bersemangat.

Dengan semangat itu, Jovan mulai menulis. Dia mencurahkan semua perasaannya, kisah cinta, persahabatan, dan setiap pengalaman yang mereka lalui. Di tengah kesibukan belajar dan kegiatan sekolah, menulis menjadi pelarian baginya, tempat di mana dia bisa mengekspresikan diri.

Akhirnya, cerita itu selesai ditulis. Jovan merasa bangga dengan hasil karyanya. Dia ingin menunjukkan tulisan itu kepada teman-teman dan terutama kepada Pak Yayan dan Bu Ribca, yang telah menjadi inspirasi terbesar dalam hidupnya.

Di hari peluncuran novel, Jovan mengundang semua teman-temannya dan tentunya Pak Yayan dan Bu Ribca. Mereka berkumpul di taman sekolah, dan Jovan dengan bangga membacakan beberapa bagian dari novelnya.

Saat dia membaca bagian tentang cinta dan persahabatan, Jovan melihat wajah Pak Yayan dan Bu Ribca yang terlihat tersentuh. “Ini adalah ungkapan terima kasihku untuk semua dukungan yang telah kalian berikan,” katanya dengan tulus.

Setelah acara selesai, Pak Yayan dan Bu Ribca mendekati Jovan. “Karya yang luar biasa, Jovan! Kami sangat bangga padamu,” ucap Pak Yayan dengan senyuman hangat.

“Terima kasih, Pak. Ini semua berkat inspirasi dari Bapak dan Ibu,” jawab Jovan, merasakan kebahagiaan yang melimpah.

Jovan menyadari bahwa cinta dan persahabatan bukan hanya tentang memiliki, tetapi juga tentang berbagi. Dia merasa beruntung memiliki teman-teman yang luar biasa, serta dua guru yang selalu mendukungnya.

Hari-hari di SMAN 5 Buntok semakin bermakna. Jovan, Sapina, dan teman-teman lainnya menyadari bahwa bersama-sama mereka bisa melakukan hal-hal besar. Dengan cinta dan dukungan yang saling menguatkan, mereka siap menghadapi setiap tantangan di depan.

Kehidupan di sekolah itu bukan hanya tentang pelajaran, tetapi juga tentang belajar mencintai, berbagi, dan berkontribusi untuk kebaikan. Jovan tahu bahwa perjalanan ini baru saja dimulai, dan dia akan terus menulis kisahnya—kisas cinta yang menginspirasi banyak orang, dimulai dari SMAN 5 Buntok.

...*----------------Happy reading---------------*...

Ok next guyssss......

1
M R Dorayo
sama Nama Tokoh pendamping nya juga buat terngiang-ngiang di otak aku🤣
M R Dorayo
Terngiang-ngiang banget Gue nama Tokoh utamanya 🤣🤣
M R Dorayo
Good Keren nyaa, Kalo aja di film kan😅😅
All Yovaldi: hehw kalo aja🤣
total 1 replies
meyria🐢
salut sama pertemanan nya yang selalu dukung satu sama lain../Good/
All Yovaldi: makasih Support nya kakak!!!
total 1 replies
meyria🐢
gk pernah bosen baca setiap episode nya!! pasti ikut salting
btw.. semngat ya kak author nya/Chuckle/
M R Dorayo: betul banget kak🤣🤣 tokohnya Buat kita jadi Terngiang-ngiang
total 1 replies
meyria🐢
asikkkkk cerita nya /Joyful/
All Yovaldi: Beneran nih ka😅?
total 1 replies
meyria🐢
lucuuu sekaliii dua guru ini!! /Smile//Drool/
All Yovaldi: heeh Iyakah 🤣, Seru kan?
total 1 replies
Anonymous
ok lah untuk part ini👍🏻👍🏻 mulai kerasa Suasana yang dari judulnya
Anonymous
saran aja ya kak, Emang bisa 2 guru bisa masuk Satu kelas sekaligus, Klo Bisa Itu buat kelas yang berdekatan Jadi cerita nya bukan cuman hanya dikelas itu aja!!
All Yovaldi: ya kak makasih masukannya Saya akan perbaiki nanti ya!!
total 1 replies
Anonymous
mantap banget kak Itu Sinopsis nya keren!
Anonymous
kakak Memang pemula, tetapi Awal mula Adalah Proses Untuk Menuju Kesuksesan, Semangat kakak karya mu hebat!! bisa Menuangkan Kejadian Pada Yang dirasakan diri sendiri!!
Anonymous: sama-sama, Semangat kakak
All Yovaldi: terimakasih kak Dukungan nya
total 2 replies
jojo
si Tangan Lintah
jojo
Ditunggu kak karya berikutnya!!
jojo
suka Banget Sama Persahabatan mereka!!!
jojo
wah ini si keren
jojo
/Smile//Smile//Smile//Smile//Smile//Smile//Drool//Drool//Drool//Drool/
jojo
Sumpah Puas Banget Aku kak sama kisah nya😭, Kak Ditunggu karya Terbaru nya yaa aku siap menunggu mu😭
All Yovaldi
wah wah wah, Sabar ya kak yaa Aku usahain Secepatnya yaa😅😅🙏🏻🙏🏻🫰
jojo
kakak Please Next Part dong😭😭, Ditunggu ya kak mohon dehhh kakak tuh bikin aku tergila-gila sama Tulisan kakak!!
All Yovaldi: wah wah ....sabar ya kak ya, aku usahain Secepatnya yaa 😅🙏🏻🙏🏻
total 1 replies
jojo
keren kakak kuh🥲🥲🫰🫰🫰
All Yovaldi: ok makasih Kaka!!
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!