Dia menyukai hujan. Namun tidak semua tentang hujan bisa ia terima. Ia tidak suka kehujanan. Ia pun tidak suka kedinginan. Ia hanya suka ketenangan dibalik berisiknya tiap tetes air hujan yang luruh ke bumi. Sama halnya dengan hujan. Dia menyukai Raka. Namun ia menyukai semua tentang Raka . Tentang cara tersenyum yang justru lebih tenang dari berisiknya air hujan. Tentang mata yang jauh lebih teduh dari langit abu sehabis hujan. Ia hanya mengikuti alur hati yang jatuh cinta. Ia tidak menolak ataupun menahan perasaan itu. Ia menikmati semua cinta dan luka yang ia peroleh dari jatuh cinta.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon .Esperanza., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 18
Hari-hari mereka semakin menyenangkan,apalagi bagi Sekar dan Raka yang menjalin hubungan diam-diam.Raka tidak pernah bosan menggoda pacarnya tersebut.Ia selalu membuat Sekar marah. Sedangkan yang lainnya sibuk mempersiapkan diri karena ujian sekokah sudah dekat.Tinggal hitung hari mereka akan tamat dan menutup kisah putih abu itu. Kini tidak ada lagi jam kosong yang mereka isi dengan bermain di lapangan , nongkrong di kantin, nobar di kelas, bahkan ada yang tidur di belakang kelas dengan tas sebagai bantalnya.Mereka belum merindukan semua itu karena saat ini mereka masih bersama.Namun kelak mereka akan sangat merindukan momen itu.
Kini sepulang sekolah semua langsung sibuk belajar. Sekar dan Raka terus berkomunikasi melalui whatsApp. Di sekolah mereka mengumbar kemesraan.Namun Raka selalu menunjukkan rasa sayangnya secara terang-terangan .Ia selalu perhatian kepada Sekar bahkan kini ia selalu mengantar jemput gadis itu. Sekar awalnya menolak karena masih malu dengan anak-anak lainnya. Tapi seiring berjalannya waktu ia sudah terbiasa dan anak-anak juga berhenti mengolok mereka.Seperti saat ini, keduanya pulang bersama,tidak lupa mereka singgah di warung andalan mereka untuk makan siang. Sekar merasa dirinya dicintai dengan begitu hebat oleh Raka,karena perjuangan yang laki-laki itu berikan tidak main-main.Mereka sering keluar berduaan meskipun hanya keliling-keliling tanpa tujuan. Mereka juga sering belajar bersama. Raka selalu pergi ke rumah Sekar di sore hari agar bisa belajar dengan gadis itu.Belajar itu hanya modus,sebenarnya Raka ingin menghabiskan waktunya dengan sang pacar.Orang tua Sekar tidak pernah membatasi pergaulan Sekar, asalkan masih dalam batas wajar.Berhubung sejauh ini Sekar masih dalam batas wajar jadi tidak ada alasan kedua orang tuanya membatasi pergaulan anak mereka.
"Raka,mampir minimarket bentar dong" pinta Sekar saat mereka hendak pulang saat selesai makan
"Siap bu bos" sahut Raka lalu menambah kelajuan motornya.
Sekar mampir karena ingin membeli beberapa buku tulis karena ia ingin membuat ringkasan materi. Raka tidak ikut masuk,ia menunggu Sekar di parkiran sambil memainkan ponselnya.
"Eh Ka, ngapain disini ?" tiba-tiba suara cewek menyapa membuat Raka mendongak.
"Bella, eh itu lagi nungguin Sekar" jutek Raka
"Em gitu yah,ya udah "
Raka menatap punggung Bella yang masuk ke dalam minimarket. Ia lalu kembali menatap layar ponselnya.
Bella menghela nafas berat.Ini pertama kali ia berbincang dengan Raka semenjak mereka putus jadi ia masih merasa sedikit gugup.
"Bella,hey belanja juga?" sapa Sekar begitu melihat Bella berdiri di sudut lorong yang berisi buku-buku.
"Eh Sekar, iyah "
"Mau gue temenin?" tanya Sekar karena sepertinya Bella sendirian.
"Nggak usah Kar, nggak lama kok"
"Ya udah gue duluan yah"
Sekali lagi Bella mengela nafas berat dan mengelus dadanya pelan karena terkejut dengan kehadiran Sekar . Padahal minimarket itu cukup luas, kenapa secepat itu ia berpapasan dengan Sekar pikirnya.
Raka menyimpan kembali ponselnya begitu melihat Sekar keluar dari minimarket.Raka menyerahkan helm kepada Sekar.
" Ada Bella loh tadi Ka" ujar Sekar begitu motor mereka melaju
"Ya emang kenapa kalau ada Bella , aku sama dia kan udah putus jadi ya bodo amat sama dia"
"Yee santai kali,orang cuma cerita juga"
"Lagian kenapa ungkit masa lalu sih"
"Nggak ungkit Raka cuman karena kebetulan ketemu aja"
"Kan nggak harus dibahas juga Sekar "Raka terus meninggikan suaranya membuat Sekar terdiam.
"Ya udah maaf" ujar Sekar setelah terdiam beberapa saat.
"Nggak gitu maksud aku Kar,sorry nggak berniat mau marah sama kamu. Cuman nggak mau aja bawa-bawa masa lalu di hubungan kita" tutur Raka berusaha membujuk Sekar yang sepertinya sudah badmood.
" Iya tau kok "
Terpaksa Raka menepikan motornya demi membujuk sang pacar. Raka menoleh dan menatap gadis jutek yang kini tengah merajuk dan memalingkan wajahnya ke arah lain. Raka mencubit pelan pipi Sekar,namun gadis itu segera menepis tangan Raka.
"Jangan pegang-pegang ih "
"Eh apaan sih Kar,emang segitunya ? Maafin aku yah" Raka tidak terima tangannya ditepis ia segera membujuk Sekar. Sekitar 3 menitan akhirnya luluh dan memaafkan Raka .Kemudian keduanya tertawa terbahak-bahak, ini baru bagi mereka .Jika sebelumnya Sekar merajuk maka Raka akan menertawakannya,kini ia harus membujuk agar Sekar tidak lagi merajuk.Satu yang ia tahu sekarang,Sekar suka merajuk . Raka berulang kali meminta kepada Sekar agar hubungan mereka dipublish saja karena ia tidak suka melihat ada laki-laki lain yang menatap pacarnya itu. Ingin rasanya Raka berteriak kalau Sekar itu pacarnya namun Sekar selalu menolak dan mengulur waktu. Jadi mereka sepakat akan terbuka soal hubungan mereka saat hari kelulusan nanti yang tinggal hitung hari saja.
"Sayang, besok jalan yuk" ajak Raka saat motornya berhenti di depan rumah Sekar .
"Boleh mau kemana?"tanya Sekar yang melepaskan helmnya.
"Emm ke puncak mau nggak?"
"Nggak kejauhan Ka? kita mau ujian loh"
"Ya udah kemana dong?"
"Em ke museum aja mau nggak?"
Raka menepuk jidatnya. Rekomendasi Sekar untuk tempat ngedate selama ini memang agak lain. Mereka sudah mengunjungi bangunan bangunan tua yang katanya ada teori konspirasinya, mengunjungi gramedia tentunya dan kini museum. Raka tidak keberatan ,justru itu lebih menarik karena ia belum pernah melakukannya.
"Tapi abis dari museum kita ke suatu tempat duluh ya" pinta Raka
"Kemana?"
"Adalah besok"
"Ya udah deh"
"Aku balik yah"
"Hati-hati Ka"
"Iya sayang"
Sekar melambaikan tangannya lalu masuk ketika motor Raka sudah tidak terlihat.Ia duduk di depan meja belajarnya dan menatap fotonya dan Raka saat di kelas menggunakan kamera analog Caca. Foto itu Raka cetak dan diberikan kepada Sekar biar bisa dilihat kalau lagi kangen katanya.Dan benar sekali, Sekar selalu menatap foto tersebut ketika ia hendak tidur. Sekar menyadari kini perasaannya semakin tumbuh dan ia mulai nyaman dengan Raka. Sekar tersenyum malu-malu mengingat bagaimana ia menolak Raka sebelumnya. Kini ia jatuh sejatuh-jatuhnya sama Raka.Perasaan itu tidak bisa ia bendung bagai hujan yang luruh ke bumi,ia tidak mampu menghentikannya. Sekar membiarkan perasaan itu mengalir untuk menemuka titik tujuannya.
Sekar kini mulai menulis puisi tentang Raka, kini lembaran di buku bersampul cokelatnya tertuang sebuah kisah asmara .Kisah putih abu yang memberinya kesempatan untuk jatuh cinta. Setelah puas menghayal,Sekar membuka buku pelajarannya karena besok ia akan keluar dengan Raka, maka malam ini ia akan belajar extra agar waktu esok hari bisa ia habiskan untuk jalan-jalan dengan Raka.