NovelToon NovelToon
Last Night

Last Night

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Romansa / Pihak Ketiga / Bad Boy
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: Razella

"Hidup aja, ikutin kemana arus bawa lo. Teruskan aja, sampe capek sama semua dan tiba-tiba lo bangun dirumah mewah. Ucap gue yang waktu itu ga tau kalo gue bakalan bener-bener bangun dirumah mewah yang ngerubah semua alur hidup gue "- Lilac

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Razella, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ayah

Suara gaduh pagi itu mengisi setiap sudut rumah. Mulai dari ruang tamu, dapur hingga kehalaman rumah. Mari kita lihat keadaan terkini dibagian dapur.

Live report dari pemeran utama wanita kita, yaitu Lilac Isadora Amethys. Wanita itu kini sibuk memasak sarapan untuk semua orang dibantu bu Aini dan beberapa pekerja lainnya. Wangi roti yang dipanggang dan bunyi sayuran yang tengah dipotong menambah suasana sibuk didapur. Semua orang melakukan tugas masing-masing sambil bercanda dan mengobrol santai.

"Kalo nanti ditambah brokoli beneran jadi salad sayur ini mah." Celutuk bu Desi saat ada pekerja lain yang menyarankan untuk memberikan potongan brokoli kedalam capuran sayur.

"Ya ngga papa. Nanti dimakan bareng aja. Roti sama salad. Kan sehat tuh buat sarapan."

"Ini jadinya gimana sih? Kita masak apa ini? Kalo gitu mending sekalian ditumis aja ngga sih?"

"Tapi kan ngga bisa kalo ngga sama nasi. Masak ia tumis sama roti? Aneh banget."

Begitulah keadaan yang terjadi didapur. Berbeda lagi dengan suasana diruang tengah tempat Raja dan Johan duduk. Keduanya sedang minum susu sambil menonton serial animasi kesukaan Johan, alias Pororo. Mendebatkan apakah Crong itu buaya atau bayi dinosaurus.

"Lo liat aja anjir itu dia dibelakang punggungnya ada siripnya juga! Itu dia artinya buaya!"

"Lah dinosaurus juga punya tuh kek gitu dibelakang punggungnya?"

"Tapi itu bayi dinosaurus anjir! dikasi tau juga!!"

"Eh lo diem aja deh!! Coba aja kalo ngga percaya cari di gugel."

"Ah males!! Musyrik lo percaya ama yang gugel."

"Oalah anak goblok." Raja menjitak kepala anak itu dan membuat Johan mengaduh kesakita. Untung saja keduanya diijinkan menghidupkan TV dipagi hari. Padahal Lilac sudah berpesan untuk tidak menghidupkan alat elektronik apapun dipagi hari. Wanita itu bilang lebih baik berolahraga atau tidak berjemur saat sinar matahari masih tak terlalu terik.

Bau susu bahkan masih sedikit tercium diarea ruang tengah. Namun bukannya segera menghabiskan susu masing-masing, keduanya malah sibuk berdebat tentang Crong. Kini berpindah kehalaman depan. Dimana Joseph, Rama dan pak Udin tengah membersihkan halaman sekaligus olahraga, katanya. Ketiganya kini menata pot-pot bunga yang baru kemarin ditanam oleh para ibu-ibu untuk menambah bunga di halaman depan rumah.

"Kalo di akademi biasanya pake apa, dek?" Tanya pak Udin saat Joseph bercerita tentang kegiatannya selama di asrama. Anak itu bercerita tentang apa saja yang biasa ia lakukan saat sedang senggang dan sudah menyelesaikan semua tugasnya.

"Paling kalo ngga pake dahan kayu yang jatuh, ya pake batu. Kalo itu biasa pas lagi di NTB baru pake kayak gitu."

Joseph dengan semangat membantu pak Udin yang terlihat kesusahan memindahkan pot bungan matahari milik Raja. Yang lain menanam bunga mawar dan melati, anak itu malah menanam bunga matahari. Katanya agar aura rumah tidak suram dan selalu ceria seperti dirinya. Johan yang menjadi rival baru Raja pun langsung mencibir keras.

"Gue pengen deh masuk akademi. Tapi ntar kalo ngga ada gue Raja sama siapa?"

"Ngga papa. Masuk akademi bisa kapan aja asal umur lo masih cocok. Kalo urusan Raja kan sekarang udah ada Johan yang bisa nemenin dia."

"Yang ada juga bakal tengkar mulu, dek. Johan sama Raja ya begitu kalo disatuin. Berisik serumah rumah." Keluh pak Udin yang kini mendudukkan dirinya dibawah pohon mangga. Faktor usia memang tak bisa bohong. Sesemangat dan sekuat apapun kita saat muda, kalau lawannya adalah umur tetap saja kalah.

Joseph dan Rama menanggapinya dengan anggukan kepala. Dengar saja sekarang suara kedua bocah itu sudah terdengar sampai halaman rumah. Saat sedang asik-asiknya mengobrol dengan Rama, tiba-tiba Jospeh merasakan getaran dari sakunya. Sebuah telpon masuk dari sang ayah.

"Halo ayah?"

"Selesai sarapan ketemu dirumah. Ayah tunggu."

Tut...

Hanya sepenggal kalimat itu Jeolion ucapkan. Joseph menghela napas saat sadar ia harus membujuk sang adik agar mau pulang kerumah.

"OYY!! KULI BANGUNAN. SARAPAN DULU AYOH!!"

Teriakan Raja menggelegar keseluruh wilayah rumah. Pak Udin yang sedang asik rebahan bahkan sampai terlonjak kaget.

"Buset...suara si Raja kenapa bisa gitu yah? Perasaan dia juga masih makan makanan manusia biasa. Heran gue."

"Ayo masuk. Mereka pasti udah gelar tikar dihalaman belakang." Joseph berjalan mendahului keduanya masuk kedalam rumah. Dan benar saja, daerah dapur dan ruang tamu sudah sepi. Hanya tersisa dua gelas susu yang belum habis milik Raja dan Johan. Langsung saja Joseph, pak Udin dan Rama menyusul ke halaman belakang. Menemukan orang-orang sudah duduk disana dan menunggu untuk makan bersama. Indahnya kebersamaan ini, batin Joseph.

Lelaki itu langsung mengambil tempat disamping Lilac. Mengamit wanita itu diantara dirinya dan sang adik.

"Kalian kenapa disini sih? Gabung sama cowok-cowok sana!!" Gertak Lilac saat merasa kedua tubuh besar adik kakak itu seakan mengurungnya. Namun bukannya pindah, Johan dengan sengaja memeluk lengan kecil Lilac. Anak itu bahkan mencibir ke arah sang kakak yang berada di sebelah kiri Lilac. Joseph tatap sang adik lekat-lekat. Walau dalam hati ingin sekali dia melempar sendok ke kepalanya.

"Udah, udah. Ayo makan sekarang. Jangan pada ribut. Udah ayo makan." Bu Aini mulai memberikan piring pada lima belas orang yang ada disana. Suasana ramai begitu menghiasi halaman belakang rumah keluarga mendiang kakek Joseph dan Johan. Pagi itu, semua orang terlihat begitu sumringah. Tawa kedua cucu laki-laki keluarga Lancaster kembali menghiasi. Obrolan ringan dan ejekan yang saling dilemparkan satu sama lain menjadi hal terbaik diawal hari.

"Tebak kenapa bentuknya tahu sama tempe ngga sama? Padahal mereka sama-sama dari kedelai." Raja mengacungkan tempe dan tahu dikedua tangannya. Orang-orang yang melihatnya hanya menanggapi seadanya. Apalagi Lilac yang kini sibuk menyuapi Johan.

"Karna kalo bentuk mereka sama ya ngga ada bedanya nanti. Bego!"

Rama langsung menyambar tahu yang ada ditangan kanan sang sohib lalu memakannya dalam sekali lahap. Dan, bisa dipastikan hal yang terjadi selanjutnya adalah keributan dua manusia satwa itu. Saat dua satwa lainnya sedang sibuk berdebat, satwa paling muda sedang asik bermanja pada Lilac. Tak sadar jika wajah sang kakak sudah memerah sekarang.

Namun, hal yang paling tidak mereka sadari adalah, seseorang yang berdiri dibalik dinding pembatas antara dapur dan halaman belakang. Mendengarkan tawa riang semua orang dengan senyum tipis dibibirnya. Sosok itu memejamkan mata sebelum pergi dari sana. Meninggalkan rumah besar itu beserta kebahagiaan didalamnya.

1
santi
👍👍
Dzakwan Dzakwan
Penuh kejutan, ngga bisa ditebak!
Laqueno Sebaña
Keren banget bro, aku terhanyut dalam cerita ini!
Razel: terimakasih yah/Smile//Smile/
total 1 replies
La Otaku Llorona <33
Tidak ada yang kurang.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!